Suara Indonesia News – Lhokseumawe, Petani kembali dibuat resah karena beredarnya berita kemendag impor bawang putih diperkirakan sebanyak 115.765 Ton, dengan dalih untuk mencukupi stok hingga Desember 2019.
Adanya import bawang putih sebanyak ratusan ton itu, membuat reaksi masyarakat petani mengeluh, tak hanya petani, mahasiswa yang memiliki kompetensi dibidang pertanian juga memaparkan tak selayaknya Indonesia import barang sebanyak itu.
“Indonesia adalah negeri agraris dan sudah seharusnya negeri ini Stop dan hentikan Impor, Karena banyak daerah di Indonesia yang memiliki lahan budidaya bawang putih, serta pulau jawa adalah pulau yang memiliki daerah penanaman bawang putih terbesar di Indonesia” Papar Gubernur Mahasiswa Fakultas Pertanian / Abdul Hamid, dalam Keterangan Persnya, Senin malam (06/05/2019) Sekira Pukul 23.05 WIB.
Senada dengan itu pula, Badan pengurus Wilayah 1 Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (BPW 1 ISMPI) menambah kan, pemerintah mengecewakan petani bawang putih dengan tindakan nya ini.
“Saya harap pemerintah jangan keasyikan untuk meninabobokkan masyarakat dengan kabar Indonesia sekarang sudah surplus, yang berkata sudah berhentikan impor tapi nyatanya tidak?” kata Uswatul hasanah/Selaku BPW 1 ISMPI pada Wartawan saat Wawancara pers.
Berdasarkan informasi yang di input dari Akun Instagram Kementrian Pertanian RI yang meminta agar masyarakat tidak perlu kawatir dengan stok bawang putih selama bulan puasa karna pemerintah berdasarkan arahan dari presiden jokowi sudah mencukupi stok bawang putih untuk bulan puasa hingga lebaran mendatang.
Tanggapi hal itu, Pihaknyaa yang aktif menjadi pegiat sosial dan pertanian Indonesia dalam mempertanyakan konsep nawacita yang sudah di atur oleh presiden jokowi periode 2014-2019 tentang ‘meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing dipasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya’
“Kenyataan nya hingga saat ini produk hortikultura Indonesia tidak mampu bersaing dipasar Internasional, malah produk dari luar masuk berangsur-angsur kepasar Indonesia” Tegas Uswatul hasanah, mewakili BPW 1 ISMPI
Sebagaimana lagi, pihak nya langsung terjun kelapangan di daerah pasar impres kota Lhokseumawe pada Beberapa hari ini untuk lakukan survey harga.
“Hargang naik drastis melambung tinggi, hingga 100an ribu per KG adalah salah satunya Efek Yang terjadi Karna impor, sehingga di kota Lhokseumawe, masyarakat Resah menghadapi Harga bawang yang terjadi saat ini” tandas Uswatun
Diakhir wawancara pers, BEM Fakultas Pertanian Dibawah Komando Abdul Hamid, menegaskan kepada Walikota Lhokseumawe untuk angkat bicara tentang permasalahan ini.
“Agar dapat dihentikannya program Impor dari kementrian perdagangan. Dan Pemko Lhokseumawe bisa mendesak kementrian terkait untuk lebih memperhatikan petani-petani di Lhokseumawe agar dapat mencukupi kebutuhan hasil pertanian sehingga negeri Agraris (Indonesia) ini tidak perlu lagi impor” Ujar Abdul hamid selaku Gubernur Mahasiswa Pertanian Unimal.
Koresponden : Arwan Syahputra