Suara Indonesia News – Bandung, Sabtu, 28 desember 2019, separuh langit Kota Bandung masih berpayung awan kelabu, pertanda hujan akan turun kembali. Saya masih asik bincang bincang by seluler dengan tokoh muda Pakar Diknas yang bulan Oktober 2019 Lalu, dideklarasikan Alumni Kongres Relawan Jokowi Sedunia (AKRJS) 2013 dan Forum Wartawan Pancasila (FWP) sebagai calon Wakil Mendikbud Nadiem Makarim di Bakoel Koffie Jakarta lalu.
Indra Charismiadji, yang akrab kami panggil ‘bang Indra kelahiran Bandung, 9 Maret 1976 ini tidak Ada kata ‘lelah untuk berbagi Inovasi, kreatifitas, profesionalis dan nasionalisme nya dalam bidang Pendidikan Nasional. Selalu penuh idea juga solusi, maka sangat tepat jika ‘mas Menteri Nadiem memilihnya sebagai Wamennya, apalagi Indra adalah non partisan, non parpol.
“Ahahah, bisa aja kalian Itu kalau menulis. Saya mah apah atuh”, jawabnya sederhana saat ditanya apakah sudah dicall mas Menteri untuk hal diatas.
“Idealisma dan jiwa mendidik, adalah kunci utama menciptakan sumber daya manusia berkualitas, tanpa mengesampingkan bisnis semata. Bidang pendidikan, tanpa idealisme tidak akan ada solusi yang bisa jalan. Harus dipahami bahwa dunia pendidikan sangat berbeda dengan dunia perdagangan, atau pun jual beli pendidikan lebih bersifat jangka panjang dan sangat abstrak. Tidak semua orang bisa terjun di dunia ini, nah mas Menteri paham ini, maka beliau sangat berhati-hati memilih Wamennya nanti yang saat ini sedang ‘di-hold”, kata bang Indra yang juga Direktur Eksekutif CERDAS.
Pria muda ini penuh Inovasi. Salah satu dari tangan dinginnya ini, lahirlah konsep belajar berbasis teknologi atau E-SABAK (Sistem Aplikasi Belajar Aktif dan Kreatif), ke sekolah-sekolah diseluruh Indonesia. Sambil menyelesaikan studi dari the University of Toledo, negara bagian Ohio, Amerika Serikat, dengan gelar ganda di bidang keuangan dan pemasaran untuk jenjang strata satu.
Tidak sampai disana, bang Indra pun melanjutkan studi di Dana University, Ottawa Lake, negara bagian Michigan, Amerika Serikat.
Waktunya Demikian dimanfaatkan sebaiknya, maka wajar jika dia pun diterima bekerja di perusahaan tingkat dunia di Amerika Serikat Merril Lynch, Omnicare, dan Dana Corporation, tahun 2002.
Setelah stabil, beliau memutuskan untuk kembali ke Tanah Air. Kemudian, memilih berperan aktif dalam mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kiprahnya dimulai dengan memperkenalkan CALL (Computer-Assisted Language Learning) untuk pertama kalinya. Pengalaman bertahun-tahun di bidang teknologi pendidikan dan jejaring tingkat internasional, membuat Pemerintah Indonesia baik di level pusat maupun daerah menempatkan Indra sebagai konsultan dalam bidang pengembangan Pembelajaran Abad 21.
Kini, Indra pun memimpin PT Eduspec Indonesia, yang merupakan bagian dari Eduspec International, yang juga beroperasi di Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Tiongkok.
“Dari berbagi media yang Saya ikuti, baik media cetak, televisi, online dsb, bahwa bidang Diknas Indonesia sangat banyak masalah. Itu yang mendorong saya pulang ke Indonesia,” katanya.
Padahal, Indra saat itu sudah hidup cukup mapan bersama keluarganya di Amerika. Tapi, hal itu dia tinggalkan semua demi mewujudkan cita-citanya memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Tak bisa dimungkiri, banyak teman yang sudah hidup nyaman di Amerika mencegahnya pulang.
“Bodoh kalau pulang ke Indonesia dalam kondisi yang masih kacau. Nanti saja, kalau sudah bagus, kita kembali,” katanya, menirukan saran teman-temannya. Toh, Indra pun tetap kembali ke Indonesia. ‘Ahahah.
“Iya sih teman teman bilang saya ‘ndableg, koppig. Tapi keputusan saya kembali ke Tanah air adalah keyakinan dan harapan besar membangun NKRI dibidang Diknas dengan lebih baik lagi. Lalu dengan terpilihnya ‘mas Nadiem sebagai Menteri membuat Saya semakin semangat mengabdi untuk NKRI”,ujarnya masih dari balik seluler.
“Mas Menteri Nadiem telah membawa semangat dan warna baru dalam bidang Diknas dan bagaimana layaknya memimpin atau sebagai pejabat publik, penuh Inovasi, mau mendengar dan Eksekutor handal. Usianya muda, pastinya tidak mudah mengemban amanah dan visi misi presiden Jokowi, kita wajib mengawal dan membantu mas Menteri Nadiem”, kata bang Indra lagi. Kemudian pamit Karena Ada giat didarat lainnya.”Nanti Kita teleponan lagi ya”,katanya kepada suaraindonewscom.
“Masih semangat menjadi Cawamen mas Nadiem kan, bang?”, Tanya Saya menggoda. “Ahsiiyaaap..!”, Dan ‘Cklik, seluler pun ditutup. (PpRief/RL) – BERSAMBUNG –