Suara Indonesia News – Aceh Tenggara, Acara kegiatan pertemuan monitoring dan evaluasi yang di selenggarakan oleh dinas kesehatan kabupaten Aceh tenggara, pada hari Selasa kmarin, 12/12/19, dilaksanakan di Aula Dinsa kesehatan Kabupaten Aceh tenggara dan dihadiri kurang lebih 50 Orang.
Kegiatan pertemuan monitoring di hadir oleh Kadis Kesehatan Kabupaten Aceh, yang diwakili oleh Kabid Pencegah dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Aceh tenggara Jefri, SKM, MKM., Sekretaris Dinkes Kabupaten Aceh tenggara Saiful Habib, SKM., Sub Bagian Program, Informasi dan Humas Zulfan Efendy, S. Psi, M. Psi., serta Dokter Spesialis Kejiwaan Rumkit H. Sahuddin Kutacane Dr. Novita Linda Akbar, M. Ked, Sp.Kj.
Adapun susunan acara Pembacaan Ayat Suci Al Quran oleh Staf Dinkes Kab. Agara an. Yusmalinda, SKM.
Khalikul Fadli, SKM, M., Kasi PTM dan Keswa Dinkes Agara mengatakan, dalam hal ini kegiatan Pertemuan dan Evaluasi Program Kesehatan Jiwa dilaksanakan pada hari senin tanggal 9 Desember 2019 kemarin, namun karena padatnya kegiatan yang lain, maka kegiatan ini dilaksanakan pada hari ini. Untuk peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari petugas yang membidangi kesehatan jiwa, perawat Poli dan IGD Puskesmas dan Staf Dinkes Kabupaten Aceh tenggara. Kegiatan Pertemuan dan Evaluasi Program Kesehatan Jiwa ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap petugas yang membidangi pasien penyakit jiwa yang berada di puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Aceh tenggara (Agara).
Dan Arahan Kadis kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara, yang wakili oleh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Aceh tenggara Jefri, SKM, MKM, mengatakan, pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa untuk pasien yang mengindap penyakit kejiwaan harus ditanggapi dengan serius karena ini merupakan petunjuk dan arahan dari pimpinan, sebab pasien penyakit jiwa di Kab. Agara semakin bertambah disetiap tahunnya, kebanyakan pasien diakibatkan karena kecanduan Narkoba, oleh karena itu marilah kita sama sama memberikan arahan kepada masyarakat terhadap bahaya Narkoba yang mengakibatkan timbulnya gangunan kejiwaan.
Jefri juga menambahkan, harapan kami setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta dapat mengaplikasikan dilapangan. Pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa untuk tertib adminitrasi dalam memberikan pelaporan setiap harinya, karena setiap laporan yang dikirim oleh Puskesmas kepada Dinkes Kabupaten Aceh tenggara akan kami teruskan ditingkat Provinsi.
Pemberian Materi oleh Narasumber oleh Kasi PTM dan Keswa Khalikul Fadli, SKM, M., mengatakan, gangguan Mental dan Emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan polatologis apabila terus berlanjut, yang didefinisikan sebagai keberagaman konsep dari distress, disfungsi, diskontrol, kekakuan, dan irassional.
Adapun Gangguan Mental yang harus dilakukan adalah pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan yang masih terbatas, menyebabkan gangguan jiwa tidak terdeteksi secara dini dan terjadi stigmatisasi pada penderita gangguan jiwa. Adanya stikmatisasi pada penderita, merupakan salah satu penyebab penderita gangguan jiwa tidak atau terlambat memperoleh pengobatan. Data prevalensi pada masyarakat sangat penting bagi penyuaunan program serta perencanaan keaehatan yang didalamnya meliputi pembiayaan kesehatan jiwa.
Adapun Keluhan Anxietas dan Depresi ialah kelelahan, ganguan tidur. pusing. nyeri Kronik (Sakit kepala, nyeri punggung, nyeri sendi, nyeri dada, dan Ganguan perut Mual, kontripsi, diare, nyeri, perubahan nafsu makan atau berat badan.
Gejala Anxietas dan Depresi Gejala gejala Anxietas yaitu
Kecemasan/kawatir berlebihan, sulit berkonsentrasi. Ketengangan motorik seperti gelisah, sakit kepala, gemetaran, tegang, tidak dapat santai. Aktifitas autonomik berlebihan, seperti palpitasi, berkeringat berlebihan, sesak nafas, mulut kering, pusing, keluhan lambung dan diare.
Gejala – gejala Depresi Suasana perasaan sedih/murung, kehilangan minat, menurunnya semangat dalam melakukan aktifitas, mudah lelah, gangguan tidur, kosentrasi menurun, gangguan pola makan, Kepercayaan diri yang berkurang, Pesimistis.
Mengenai edukasi pasien dan keluarga sebelum dirujuk kepada dokter ahli, Gangguan tersebut dapat diobati dan dikontrol. Penyebab ganguan tersebut adalah bio, pisko, sosial, spiritual. Keluhan yang dirasakan pasien adalah berkaitan dengan kerja saraf otak. Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja, akibat ketidak seimbangnya zat kimiawi di otak. Tatalaksana dari yang lebih mampu/ahlinya dan tujuan rujukan Dan Bila pasien menolak gangguanya makan akan lebih tidak nyaman dan sulit disembuhkan.
Menurut Dokter Spesialis Kejiwaan Rumah sakit H. Sahuddin Kutacane, Dr. Novita Linda Akbar, M. Ked, Sp.Kj, Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang mempengaruhi emosi, pola pikir dan perilaku penderitanya. Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga ada obatnya, penderita gangguan mental diidentikkan dengan sebutan Orang Gila atau Sakit Jiwa dan sering mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan hingga dipasung,
Padahal penderita gangguan mental bisa dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pengobatan. Dan Gangguan mental bisa diobati dengan psikoterapi dan obat-obatan. Dokter akan memberikan kombinasi kedua metode pengobatan tersebut serta menyarankan pasien menjalani gaya hidup yang sehat. Gejala dan tanda gangguan mental tergantung pada jenis gangguan yang dialami.
Penderita bisa mengalami gangguan pada emosi, pola pikir, dan perilaku. Adapun contoh gejala gangguan mental adalah Waham atau delusi yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Halusinasi yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata, suasana hati yang berubah – ubah dalam periode-periode tertentu. Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai mengganggu aktivitas sehar i-hari. Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung memuntahkan makanan, atau makan dalam jumlah banyak. Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur, serta gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur. Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. (NAPZA) Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan. Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan tertawa sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi telanjang, Itu Penyebab Gangguan Mental.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental, kondisi ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis ialah Faktor biologis (atau disebut gangguan mental organik). Gangguan pada fungsi sel saraf di otak. Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus, Kelainan bawaan atau cedera pada otak, Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan, kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan mental, Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) dalam jangka panjang, Kekurangan nutrisi dan Faktor psikologis. Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual. Kehilangan orang tua atau disia – siakan di masa kecil, kurang mampu bergaul dengan orang lain, perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan, perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.
Diagnosis Gangguan Mental
Untuk menentukan jenis gangguan mental yang diderita pasien, psikiater akan melakukan pemeriksaan medis kejiwaan dengan mewawancarai pasien atau keluarganya Gejala yang dialami, termasuk sejak kapan gejala muncul dan dampaknya pada aktivitas sehari-hari. Riwayat penyakit mental pada pasien dan keluarganya.
Peristiwa yang dialami pasien di masa lalu yang memicu trauma. Obat-obatan dan suplemen yang pernah atau sedang dikonsumsi.
Pencegahan Gangguan Mental, tidak semua gangguan mental dapat dicegah, namun ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental,
Tetap berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disenangi, berbagilah dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah.
Lakukan olahraga rutin, makan teratur, dan kelola stres dengan baik. Tidur dan bangun tidur teratur pada waktu yang sama setiap harinya. Jangan merokok dan menggunakan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA).
Batasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein. Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, sesuai dosis dan aturan pakai. Segera ke dokter bila muncul gejala gangguan mental. Jelasnya.
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan Jiwa merupakan program kerja Dinkes Kabupaten Aceh tenggara, untuk meningkan pelanyanan terpadu terhadap pasien pengindap penyakit jiwa di Kabupaten Aceh tenggara, serta dapat memberikan wawasan terhadap petugas kesehatan khususnya perawat yang membidangi masalah penyakit kejiwaan. (Yusuf)