Suara Indonesia News – Gresik. Dalam rangka melestarikan Budaya adat Desa Manunggal Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ratusan masyarakat menggelar tradisi adat yaitu selametan Kleman (Mbancak’i Sawah) atau dengan nama tingkepan, Sabtu (11/2/2023)
Kleman adalah salah satu tradisi yang terus dilakukan turun temurun untuk mempertahankan kearifan lokal dan melestarikan warisan budaya yang diturunkan oleh nenek moyang.
Kleman merupakan ungkapan rasa syukur dari para petani. Dengan memanjatkan do’a dan harapan kepada Allah SWT. agar tanaman padi mereka bisa tumbuh subur dijauhkan dari gangguan hama dan penyakit serta agar nantinya bisa menghasilkan produksi panen yang maksimal yang penuh dengan keberkahan.
Sementara itu, Kepala Desa Manunggal Setya Dwi Iryanto mengungkapkan tradisi Kleman/tingkepan pari ini merupakan tradisi turun temurun. Sebagai bentuk rasa syukur para petani dan berharap hasilnya melimpah.
“Acara tasyakuran Kleman/tingkepan jadi bagian dari uri-uri kebudayaan adat istiadat yang berlaku. Kegiatan ini dirutinkan mulai dari sejak dulu nenek moyang kita untuk mengajak para petani untuk bersyukur atas nikmat dari Allah SWT. supaya panennya melimpah karena tentu dengan banyak bersedekah akan menjadi tolak balak,” urainya Dwi kepada awak media, Sabtu (11/02-2023).
Masih menurut Dwi, jika kegiatan Kleman/tingkepan ini bertujuan untuk menghormati tanaman yang sedang proses pembuahan agar bisa panen melimpah. Dan petani selamat terhindar dari mara bahaya. Sekaligus tanaman bisa terhindar dari hama penyakit.
Kepala Desa Manunggal Dwi menuturkan, “Kleman/tingkepan ini diramaikan dengan acara puncak malam hari dengan pagelaran Wayang Kulit yang di gebyar oleh Ki Tanoyo diiringi karawitan Muncul Laras serta Pelawak Pitoyo CS,” ucapnya.
Dengan diadakan acara Kleman/tingkepan atau tutup tanam padi ini, agar tidak berhenti sampai disini, Ia berharap tiap tahun wajib diadakan acara ini, selain bisa menambah keakraban antar warga, juga bisa jalin silaturahmi sesama. “Kita wajib adakan acara ini tiap tahunnya, biar lebih akrab warganya dan tradisi nenek moyang kita tetap eksis di jaman modern ini,” tutupnya. (Hari R)