Suara Indonesia News – Banyuwangi, Rumah sakit umum daerah (RSUD) Blambangan, kabupaten Banyuwangi, di terpa isu adanya oknum dokter yang bekeja selama bertahun-tahun di duga menggunakan dokumen palsu.
kabar tersebut ramai diperbincangkan dikalangan pegawai rumah sakit dan masyarakat. Kabar ini terkuak setelah adanya verifikasi semua tenaga kedokteran untuk peningkatan akreditasi kenaikan kelas di RSUD Blambangan Banyuwangi.
Untuk memastikan kabar tersebut hoax atau bukan, beberapa tim media langsung melakukan investigasi ke lapangan dengan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber. Dari hasil wawancara tersebut diketahui, oknum dokter berinisial ADW pernah bekerja sebagai tenaga kontrak di RSUD Blambangan sebagai dokter umum di Instalasi Unit Gawat Darurat (UGD) selama kurang lebih 4 s/d 5 tahun lamanya, namun saat ini sudah resigen alias berhenti dan tidak lagi bekerja di RSUD Blambangan.
Dari informasi yang berhasil dihimpun beberapa media dilapangan, oknum dokter ADW ini mendadak berhenti atau risigen sekitar sebulan lalu semenjak adanya persyaratan verifikasi semua tenaga kedokteran karena adanya akreditasi kenaikan kelas di RSUD Blambangan Banyuwangi.
“Benar mas Dokter ADW pernah bekerja di RSUD Blambangan di Intalasi Unit Gawat Darurat (UGD) kurang lebih 4 tahun, tapi saat ini sudah diberhentikan, karna yang bersangkutan tidak tercantum dalam sintem online saat kita verifikasi semua tenaga dokter,” kata dr.Asiyah anggreini, PLT Direktur RSUD saat di konfirmasi melalui via seluler,minggu (6/10/2019).
Lebih lanjut dr Aisyah menjelaskan, dirinya selama ini merasa di tipu dengan adanya oknum dr tersebut.
“kita yang menemukan mas terkait dugaan pemalsuan dokumen oknum dr tersebut. bahkan ia sangat lihai mengelabui kita” ungkpa dr aisyah.
Di singgung terkait sangsi yang di berikan termasuk kerugian, dr Asiyah anggreini menyerahkan sepenuhnya kepada atasan, “ya kita kan punya atasan mas, terkai laporan dan sangsi hukum kita serahkan ke pimpinan, kepala dinas kesehatan dan bupati Bantuwangi.
Sementara itu sampai berita ini di tauangkan kepala dinas kesehatan belum bisa di komfirmasi. (fur)