Suara Indonesia News – KARO, Keindahan Danau Toba serta kelimpahan sumber daya alamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Seiring dengan perjalanan waktu, jumlah penduduk yang berdomisili semakin meningkat. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam semakin meningkat dan bervariasi seperti sumber air minum, pembangkit listrik dan budidaya ikan.
Sebagai konsekuensi pemanfaatan budidaya alam ini, terjadi penurunan kualitas lingkungan kawasan Danau Toba. Kondisi alamiah kawasan Danau Toba memang rentan terhadap timbulnya resiko lingkungan hidup. Eksploitasi kawasan yang kurang mempertimbangkan kondisi alamiah ini telah menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan.
Untuk itu, pembangunan kepariwisataan sebagai program pemerintah pusat saat ini mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pembangunan wilayah dan nasional. Begitu juga dalam memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari kunjungan wisatawan mancanegara dan dalam negeri (lokal).
Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Karo, Dikson Pelawi, pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Destinasi Super Prioritas Danau Toba di Hotel Sinabung Berastagi, Jumat (13/12/2019) yang berlangsung selama dua hari. Ia menyarankan agar masyarakat harus sadar wisata dan sadar diri, pemerintah harus membuat label atau izin perusahaan industri rumah tangga (PIRT) atau home industri terhadap makanan khas suatu daerah.
“Sehingga pengunjung dapat lebih memahami dan tidak was-was terhadap kemasan yang dibawa pengunjung wisata. Setahu saya, sejak tahun 80-an Tanah Karo sudah padat pengunjung yang ingin berwisata. Karena Tanah Karo merupakan salah satu daerah taman gunung api dibuktikan dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Gunung Sibayak, Deleng Barus, Sipiso Piso (Tongging), Sinabung dan Gunung Simanuk-manuk. Untuk itu para pelaku wisata dapat sama bekerja dan kerjasama,”ujarnya.
Sementara Plt. Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Karo, Suharta Sembiring mengatakan kegiatan bimibingan teknis (Bimtek) kali ini digelar Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang dan Medan guna memberikan pencerahan dan pemahaman kepada masyarakat akan tujuan sadar wisata yang berperan dalam mengentaskan kemiskinan demi meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri dan mendorong kesadaran serta kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan alam dan budaya bangsa dengan memperkenalkannya ke dunia luar,”ujarnya.
Dikesempatan itu juga, Direktur Poltekpar Palembang Dr. Zulkifli Harahap melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Enos Julvitra mengatakan, Poltekpar Palembang bekerja sama dengan Poltekpar Medan sangat peduli terhadap sumber daya manusia dibidang pariwisata di Karo. Sehingga, dibawah naungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berkewajiban memberi masukan dan saran tentang wisata.
“Apakah itu dibidang infrastruktur jalan, dermaga maupun maskapai penerbangan. Oleh karena itu, Poltekpar merangkul pemerintah setempat untuk memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat dan pelaku usaha di Karo,” ujarnya.
Pantauan wartawan, pembimbing teknis kegiatan (narasumber) dipandu dari Poltekpar Medan Rama Indra yang mengambil thema ‘Sapta Pesona di Kawasan Danau Toba’ sesuai nomor PM/04/UM/001/MKP/2008 Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan.
“Tujuan sadar wisata adalah untuk meningkatkan pemahaman segenap komponen masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya pariwisata,” ujarnya. (Putra)