Sekda Konawe Dr Ferdinan Sapan,SH,MM., Serahkan Akta Pendirian Koperasi SRK Kelurahan Mekar...

Sekda Konawe Dr Ferdinan Sapan,SH,MM., Serahkan Akta Pendirian Koperasi SRK Kelurahan Mekar Sari

244 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Konawe. Sekertaris Daerah Kabupaten Konawe Dr Ferdinan Sapan, SH,MM., Menyerahkan secara langsung Akta Pendirian Koperasi Sumber Rejeki (SRK)  di Balai Kelurahan Mekar Sari, kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe. (04/02-2021)

Koperasi Sumber Rejeki Konawe (SRK) yang mulanya sekadar gabungan kelompok tani (Gapoktan) kelurahan Mekar Sari, telah memiliki legalitas dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI. Secara resmi, akta pendirian koperasi petani tersebut diserahkan Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konawe Ferdinand Sapan kepada Ketua Koperasi SRK, I Made Mirta, Ferdinand berjanji untuk menaruh atensi bagi perkembangan koperasi itu.

“Sebagai permulaan, kami akan membuka ruang kepada pihak perbankan untuk membantu menalangi biaya-biaya produksi yang dibutuhkan petani,” janji mantan Kepala Kesbangpol Konawe itu.

Ferdinand Sapan cukup optimis pihak perbankan tertarik mengambil peran strategis demi keberlanjutan koperasi SRK di kelurahan Mekar Sari. Apalagi dengan terbitnya akta pendirian koperasi tersebut, menurutnya, Koperasi SRK kini telah memiliki badan hukum yang sah. Disamping itu, mantan Kepala BPKAD Konawe itu menyebut, pemkab siap memfasilitasi kemitraan antara pengurus Koperasi SRK dengan produsen pupuk dan pestisida.

“Dengan begitu, kita dapat dukungan lagi dalam rangka pelaksanaan peningkatan Indeks Penanaman (IP 300). Melihat potensi sawah garapan seluas 301 hektar di kelurahan Mekar Sari, saya yakin koperasi tani ini bisa terus berkembang,” tambahnya.

Meski demikian, Ferdinand Sapan menuturkan, di lain sisi masih ada beberapa masalah di sektor pertanian yang perlu ditangani secara cepat. Setidaknya, sambungnya, ada lima persoalan yang kerap membuat petani padi di Konawe harus menepuk jidat.

“Yang pertama itu terkait irigasi. Kemudian teknik pengolahan tanah (mekanisasi). Ketersediaan benih yang kurang juga kadang membuat petani kebingungan. Sama halnya dengan pupuk. Terakhir, serapan hasil produksi petani oleh Bulog,” rincinya.

Sementara itu, Ketua Koperasi SRK kelurahan Mekar Sari, I Made Mirta, menjelaskan, sebelum berbadan hukum, koperasi yang dipimpinnya itu awalnya hanya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari 11 kelompok tani yang ada di kelurahan setempat. Saat ini, sebutnya, anggota koperasi tersebut sudah berjumlah 69 orang. Umumnya dari kalangan petani di wilayah itu.

“Sawah di Mekar Sari luasnya 301 hektar. Kita bersyukur sudah diberikan ruang oleh pemkab untuk mengembangkan koperasi ini,” ucap I Made Mirta.

Ia menyebut, ada beberapa kendala yang acapkali dihadapi petani saat menggarap lahan persawahan. Diantaranya, kurangnya alat-alat pertanian, gudang penyimpanan gabah yang tak memadai. Namun yang paling sering dikeluhkan petani di kelurahan Mekar Sari, yakni ketersediaan pupuk subsidi yang langka bahkan di tingkat pengecer sekalipun.

“Kalau pupuk non subsidi memang ada, tapi harganya sangat mahal. Mudah-mudahan persoalan ini bisa dicarikan jalan oleh pemkab. Sehingga, kita bisa bekerjasama meningkatkan hasil panen padi di kelurahan Mekar Sari,” harapnya. (Red SI)

 

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY