Tulis 6 Buku dalam Setahun, ini Ungkapan Mahasiswa UIN Ar-Raniry

Tulis 6 Buku dalam Setahun, ini Ungkapan Mahasiswa UIN Ar-Raniry

265 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Banda Aceh. Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Sulthan Alfaraby sukses menulis enam karya buku selama berkuliah.

Karya-karya yang digarap dalam kurun waktu setahun tersebut dihadirkan dengan berbagai macam tema. Alfaraby juga merupakan satu-satunya pemuda asal Aceh yang meraih anugerah Inspiring Innovative Profesional Award (IIPA) 2021 tingkat nasional.

Selama fokus berkarya, aktivis mahasiswa tersebut mengungkapkan rasa syukur usai peluncuran karya perdana yang berjudul “Cahaya di Dalam Gelap” di Tugu Titik Nol Kilometer, Sabang, Provinsi Aceh pada tahun 2020.

Oleh sebab itu, dirinya semakin tertarik untuk menuangkan ide-ide kreatif lain melalui sebuah buku yang ditargetkan menyasar kalangan mahasiswa.

“Karya pertama Alhamdulillah sukses diluncurkan di Sabang sekaligus syukuran bersama mahasiswa dan pemuda di daerah. Berselang dari itu, saya kemudian kerap mencermati keadaan di ranah kemahasiswaan dan kemudian lahirlah beberapa buku lainnya”, ujarnya, Selasa (15/06/2021).

Buku lain tersebut adalah sebuah novel yang berjudul “Bidadari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)” yang ditulis dengan alur cerita perjuangan seorang aktivis dan dibalut dengan kisah percintaan kawula muda.

Tokoh yang menarik dalam novel ini adalah Ardial dan Aldina serta seorang pepimpin yang bertindak semena-mena terhadap rakyat. Sehingga, korupsi dan dampak buruk penyalahgunaan kekuasaan muncul di mana-mana.

“Novel ‘Bidadari BEM’ itu ada dua versi. Versi pertama, si aktivis bernama Ardial (tokoh utama) tiba-tiba tewas saat di lapangan karena diberondong peluru. Versi kedua, si Ardial malah hidup lagi. Hahaha”, terangnya.

Adapun maksud Alfaraby membuat novel  yang memiliki dua versi namun dengan tema yang sama adalah karena melihat animo pasar. Banyak yang tertarik untuk memesan bukunya tersebut dan sempat viral di sejumlah kalangan mahasiswa.

“Kita juga melihat keinginan pasar terhadap novel ‘Bidadari BEM’ itu tinggi. Saya juga berpikir, kenapa harus diakhiri jika masih ada ide untuk dilanjutkan kisahnya? Ya, seperti itu. Walau ada dua versi, namun esensinya tidak berubah. Saya merasa keduanya itu punya keunikan. Keduanya itu novel kesayangan saya”, kenangnya.

Selain tiga buku yang disebutkan tadi, pemuda yang pernah mendapatkan respon positif dari Gubernur Aceh ini juga menulis tiga buku lainnya.

“Totalnya ada 6 buku. Sedikit bocoran, buku keenam itu bertema horor. Jadi konsepnya, saya berminat membuat si pembaca ikut merasakan seperti tokoh yang ada di buku nantinya. Buku horor itu saya harapkan menyasar ke seluruh elemen masyarakat. Bukan hanya kawula muda”, jelasnya.

Sebelumnya, dilansir dari Serambinews Gubernur Aceh Nova Iriansyah juga meminta kepada Sulthan Alfaraby dan sejumlah rekan agar dapat menumbuhkan semangat dan menularkan mindset positif kepada pemuda Aceh agar mampu menghasilkan ide cemerlang yang luar biasa. Dengan pemikiran yang kreatif sebagai modal untuk meraih sukses di jalannya sendiri.

“Setiap waktu diisi dengan kreatifitas, Tanamkan mindset itu pada kalian dan tularkan kepada pemuda lain. Dengan begitu justru akan sangat membantu pemerintah,” ujar Gubernur Aceh. (SA)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY