0

Disamping mendukung upaya Menteri Erick, YKIM juga punya solusi dan masukan mengenai penanganan Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

Suara Indonesia News – Jakarta. Kebijakan dan ancaman Menteri Erick itu betul, karena persoalannya harga produk dalam negeri selama ini kalah murah sama produk impor dari China dan Korea. Disampimg kwalitasnya juga produk nasional lebih bagus dari produk mereka, dan apabila pemerintah mau mendorong produk dalam negri, termasuk semangat presiden Jokowi, Menkes dan Menteri Erick yang harus berani ‘memotong regulasi yg berbelit karena disitulah munculnya korupsi, ada istilah kalau memang bisa dipersulit kenapa musti dipermudah, sudah tidak  jamannya, itu warisan orba..”, demikian Ketum Yayasan Kerja Indonesia Maju (YKIM), Denny Darjaman Kustia dan Waketum YKIM, Teungku Raju saat conference-phone (Rabu,22/4-20).

Dwi Purbo Istiyarno, Komisaris PT.KPA, yang kemudian bergabung dalam diskusi ini menambahkan, bahwa Pernyataan Menteri BUMN Erick Tohir tentang adanya mafia alat kesehatan terjadi karena impor alat kesehatan Indonesia sangat besar sehingga wajar jika Menteri Erick bertekad menekan impor produk alat kesehatan dengan mensinergikan BUMN yang ada, bahkan diantara beberapa BUMN pun sedang berjuang membuat ventilator seperti PT Len Industri (Persero), PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT Pindad (Persero) dan 15 tim pengembang lainnya yang berasal dari pihak swasta, universitas dan lembaga riset lain. “Dan kami dari PT.KPA siap mendukung upaya menteri Erick mewujudkannya, dalam arti kami menjadi bagian dari Mitra BUMN yang ditunjuk Itu”.

Waketum Tgk.Raju menimpali yang juga Kordinator Komunikasi publik PT.KPA, agar Menteri Erick tidak melakukan monopoli atas hal Itu, “Kami juga, hendaknya diberi kesempatan dan porsi yang sama. Karena kualitas dan manajemen kami tidak  kalah dengan yang diinginkan Menteri Erick, boleh Kita uji kok”.

Ketum YKIM menambahkan lagi, “Jika tidak, ya sama saja, podo wae, lepas dari mulut harimau masuk mulut buaya kan?”.

Early Warning Covid 19 Sejak RT Se- Indonesia

Dwi Purbo kemudian menyampaikan bahwa Presiden Jokowi dan khususnya Satgas Covid- 19 telah maksimal melakukan kinerjanya. Namun karena ‘un-predictabel, maka kita harus terus waspada terhadap penyebaran Covid- 19 sekaligus menanganinya.

“Jika saat ini jumlah Desa seluruh Indonesia sekitar 83.000, setiap Desa mempunyai min. 100 RT (Rukun Tetangga-Red). Maka para ketua RT itulah sesungguhnya ‘garda terdepan Satgas Covid 19. Ini yang mungkin terlupakan kita semua.

Para Ketua RT mampu melakukan  pendataan warganya, selain kesehatan juga pendataan dampak Ekonomi warga karena Covid- 19.

Gubernur, Bupati/Walikota adalah komando tertinggi disatu daerah, dan bagaimana cara menyampaikan keseluruh RT mereka lebih paham. Yang jelas, masih kata Dwi Purbo, seluruh Ketua RT melakukan pendataan dengan dilengkapi, al: (1).Thermo gun (untuk mengecek suhu warga tiap tiap rumah), (2). Baju APD lengkap dengan masker, face shield dan sarung tangan, (3). Masker yang bisa dicuci dan hand- sanitizer untuk di bagi warga dalam RT tsb. (4). Membawa rapid tes, setiap RT  misalkan 1 Box yang isi 40 tes didampingi ada petugas kesehatan dari Puskesmas setempat untuk bantu ambil sampel bila di perlukan.

Untuk pelaksanaannya sbb :

Pertama. Masing masing RT buat data yang akan di ambil yaitu pertama data kesehatan dan data ekonomi warga dengan 3 macam kode  warna ( Hijau, Kuning & Merah) untuk membedakan hasil screening Thremo Gun dan Tes Rapid, juga untuk data ekonomi masuk Hijau, kuning atau merah,

Arti warna HIJAU untuk data KESEHATAN. Rumah tersebut kita kasih kode HIJAU kesehatan artinya apabila seluruh penghuni rumah tsb setelah di cek suhu menggunakan Thermo gun hasilnya normal semua suhu dibawah 37,5  tidak sampai 38 derajat ke atas berarti rmh tsb penghuninya sehat semua.

Untuk Ekonomi Warga kode HIJAU, untuk ekonomi kita beri kode hijau untuk rumah yang penghuninya setelah dilihat dan ditanya kemampuan finansial masih mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya  sampai Pendemi Berakhir.

Arti kode KUNING, untuk Data Kesehatan. Rumah warga kita beri kode warna Kuning untuk Kesehatan apabila setelah didatangi petugas dan Relawan RT di dampingi petugas kesehatan misal kan dalam satu rumah ada 5 orang penghuni, setelah di cek suhu ada 3 orang yang suhu normal dan ada 2 penghuni yang suhunya 38 derajat lebih, karena ada yang punya suhu 38 lebih maka di lakukan tes rapid langsung di tempat sama petugas medis yang ikut, akan tetapi hasil yang keluar adalah NEGATIF sehingga kesimpulannya karena ada penghuni yang memiliki suhu 38 lebih tapi hasil tesnya Negatif maka kita kasih kode Warna KUNING untuk kesehatan.

Data KODE KUNING untuk EKONOMI, Warna Kuning kita berikan setelah kita lihat dan kita tanya keadaan ekonomi nya yang kurang beruntung misalkan karena usaha sepi sampai tutup atau sdh di rumah kan bahkan sampai kena PHK dan kemampuan keluarga bertahan untuk pangan bisa bertahan 1 sampai 2 minggu kedepan saja jadi perlu perhatian untuk minggu ke 3 dan selanjutnya apabila pandemi belum berakhir.

KODE WARNA MERAH, Kode warna MERAH untuk KESEHATAN, Kode merah kita berikan apabila hasil kunjungan ke rumah warga ditemukan adanya warga yang setelah di cek suhu 38 dan kemudian dilanjutkan dengan Rapid tes di tempat oleh petugas kesehatan yang ikut mendampingi pendataan ternyata hasilnya positif, sehingga hal ini segera di info dan di tindak lanjuti oleh tim gugus covid  daerah untuk di tes swab dan diisolasi, serta seluruh penghuni ikut di tes rapid untuk mengetahui hasil Rapid nya, karena ada penghuninya yang positif secara rapid test makanya rumah alamat tsb kita kasih kode MERAH.

KODE MERAH untuk data EKONOMI, Kode merah data ekonomi kita berikan apabila dari hasil kunjungan dan wawancara kita dapati kalo keluarga tsb memang memiliki kesulitan ekonomi dan mereka satu keluarga mengatakan kalau seharian belum makan atau bahan makanan hanya tersisa untuk satu atau dua hari saja, untuk berikutnya sudah tidak punya uang untuk memberi makan keluarga oleh karena nya kita beri Kode MERAH untuk EKONOMI. Sehingga Pak RT Bisa segera menginfokan keadaan warganya  tsb ke seluruh warga untuk bisa ikut segera gotong royong membantu warga tsb, sekalian info ke Pemda untuk di follow-up hal ini agar kejadian di kota lain dimana ada keluarga yang selama 2 hari hanya minum air putih saja termasuk anak anak nya yang pada akhirnya sang Ibu harus meninggal dunia,

hal ini mudah mudahan bisa kita hindari apabila screening dan pendataan Ekonomi seperti hal di atas di lakukan.

Sampai sini Dwi Purbo tidak meneruskan, Waketum Tgk.Raju bertanya. “Ini sangat strategis Pak Dwi, asumsi Anggaran setiap RT sekitar berapa?”

“Ambil angka minimal disekitaran Rp.27-30 juta/RT untuk minal 50 KK. Dari 83.000 Desa @100 RT, maka jumlah RT Nasional sekitar 8,3 juta RT. Lalu kalikan Rp.27 juta/RT, Maka Presiden Jokowi dan Satgas Covid- 19 hanya membutuhkan biaya sekitar Rp.224 Trilyun. Itu bisa dialih-fungsikan dari Dana Desa” jawab Dwi Purbo yang juga Dewan Pakar YKIM.

“Panjenengan siap mempresentasikan Hal ini kepada presiden Jokowi?”, Tanya Ketum YKIM.

“Inshaa Allah, untuk hal detil tentang kesiapan kami bermitra dengan Menteri Erick dan presentasi tentang konsep ‘Early Warning Itu, silahkan hubungi Tgk.Raju HP 082161474376”, tutup Dwi Purbo sekaligus menyudahi Conference-phone. ‘Mantap ! (PpRief/Yuto/RL)

0

Suara Indonesia News – Asahan. Mengingat hampir di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Asahan mengalami keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis ditengah kondisi wabah Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) yang telah menyerang Indonesia, khususnya Kabupaten Asahan.

Atas hal itu, beberapa kelompok masyakarat kini telah tergerak untuk memberikan bantuan APD bagi tenaga medis, tidak ketinggalan juga TP PKK Kabupaten Asahan.

Melalui hari Kartini, yang ditetapkan setiap tanggal 21 April, Ketua TP PKK Kabupaten Asahan Titiek Sugiharti bersama dengan pengurus PKK Kabupaten Asahan turut serta memberikan bantuan APD kepada para tenaga medis di 3 Puskesmas, Selasa (21/4/2020).

“Kami ikut tergerak untuk memberikan bantuan bagi tenaga medis berupa masker, di 3 Puskesmas, yakni Puskesmas Gambir Baru, Puskesmas Sidodadi dan Puskesmas Mutiara,” terangnya.

Saat menyerahkan APD, ia berharap, dengan bantuan yang diberikan berupa masker, dapat sedikit membantu tim medis dalam melaksanakan tugasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Gambir Baru Riana menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua TP PKK Kabupaten Asahan yang telah memberikan perhatian kepada petugas kesehatan di 3 Puskesmas.

Diakuinya, ketersediaan APD di Puskesmas memang masih sangat minim, sehingga dengan bantuan ini, cukup membantu tim medis dalam merawat pasien di Puskesmas. (Riko)

0

Suara Indonesia News – Mamuju. Ditengah pandemi corona virus disease (Covid-19) yang melanda Indonesia, Kantor Wilayah Kementerian agama prov. Sulbar dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengikuti rapat koordinasi Dalam rangka Menyambut bulan Suci Ramadhan menggunakan video Conference (V-con) dengan Ketua DPRD Provinsi Sulbar,Kabinda Prov. Sulbar, Ketua STAIN Majene, ketua FKDM Sulbar, ketua MUI, Kabid Bimas Islam, Ka.kankemenag kab. Se sulbar, ormas islam. Selasa 21/04/2020.

Rapat diawali dengan Pengantar Rapat oleh Nur Salim ismail S. Ag selaku Ketua Tim FKDM, Dilanjutkan dengan  sambutan Oleh pejabat Terkait.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama  Provinsi Sulawesi Barat, DR.H.M.Muflih B Fattah,MM turut mengikuti rapat kerja tersebut dalam Arahannya Menyampaikan bahwa dalam melaksanakan amaliyah di bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawwal 1441 H, kita tetap berpedoman pada Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 sampai ada pemberitahuan lebih lanjut atau pernyataan resmi dari Pemerintah Pusat.

Pandemi Covid-19 bukan halangan untuk beribadah selama Ramadhan, pandemi Covid-19 justru menjadi momen untuk meningkatkan ibadah umat Muslim.

“Ibadah Ramadhan harus dijadikan momentum emas untuk mempercepat penanganan wabah Covid dengan etos dan semangat keagamaan. Namun, tata cara beribadah kali ini sedikit berbeda karena harus mematuhi protokol kesehatan terkait Covid-19 dengan berdiam diri di rumah. “Hanya saja karena adanya kondisi khusus, maka kebiasaan yang kita lakukan di dalam ibadah Ramadhan selama ini, juga perlu diadaptasi dengan kekhususan itu,” Tutur Muflih.

H.M.Muflih juga menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam pencegahan dan penanganan Covid-19.Salah satunya dengan Membentuk Tim Gugus Penanganan Covid 19 Kanwil Kemenag Sulbar. Dengan melaksanakan Kegiatan Penyemprotan Disinfektan dan Pembagian masker,” Tutup Muflih. (Hamma/Arf)

0

Suara Indonesia News – Jakarta. Suasana siang hari di wilayah Kecamatan Senen, Selasa, (21/4/2020) sangat cerah saat Kapolsek Senen Metro Jakarta Pusat berkelililng memberikan sembako kepada masyarakat yang sangat membutuhkan.

“Kita bergerak untuk memberikan bantuan paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan di wilayah kecamatan Senen, Jakarta Pusat atas kerjasama dengan Bapak Gunawan dan Bapak Soe Sulianto,” kata Kapolsek Senen Metro Jakarta Pusat, Kompol Ewo Samono kepada awak media, Selasa (21/4-20).

Untuk informasi pemberian paket sembako kepada masyarakat Kecamatan Senen ini sudah dilakukan sebanyak 5 kali.

Antusias masyarakat sangat tinggi dengan kegiatan ini, hal ini terlihat di saat pembagian langsung di beberapa titik yang telah ditentukan sesuai pemetaan kebutuhan.

Ewo menambahkan bahwa pembagian langsung paket sembako kepada masyarakat ini tetap berpedoman kepada aturan untuk menjaga jarak serta menghindari kerumunan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Terima kasih atas semua pihak yang telah membantu sehingga terlaksananya kegiatan ini dengan aman, lancar dan sukses,” pungkas Ewo. (ZS)

0

Suara Indonesia News – Jakarta. Letho for Jokowi-Amin sebagai loyalis Erick Thohir  menyatakan keprihatinan yang sangat mendalam atas belum berakhirnya krisis covid19. Anshar Ilo selaku Ketua Umum menambahkan bahwa minggu ini umat Muslim akan segera memasuki bulan suci Ramadhan yang bagi generasi saat ini adalah Ramadhan dan Idul Fitri 2020 yang akan sangat berbeda.

“Mungkin inilah Ramadhan dan Idul Fitri yang tidak akan pernah terlupakan mengingat keprihatinan yang ditimbulkan Covid19 ini. Tidak ada lagi taraweh dan sholat Ied berjamaah, bahkan tidak ada lagi kunjungan ke rumah sesama keluarga dan handai taulan seperti yang dulu dulu. Rasanya apalagi gunanya pakaian baru dan peci yang sudah beberapa bulan lalu disiapkan, bahkan akankah rasanya hidangan nikmat lebaran masih mengiurkan lidah?.  Baru kemaren kita membuka tahun baru dengan doa dan harapan kiranya tahun ini lebih berkah dan nikmat dari tahun yang lalu. Masih teringat akan doa dan harapan yang tertulis dalam diari di akhir tahun 1999 kemaren. Rangkaian doa, kata indah penuh optimistisme dan percaya diri dalam sampul  Resolusi untuk melintasi Tahun 2020”, demikian gumannya dalam nada sedih.

Bersama Direktur Letho Institute, Midian Halomoan Saragi, Anshar Ilo mengingatkan kembali bahwa baru saja triwulan pertama lewat dimana angan dan cita-cita mulai menampakkan harapan ketika mendung covid- 19 ini menutupi kecerahan sinar gemilang. Berharap bahwa pencemaran ini hanyalah sesaat dan seketika ibarat pelupuk mata mengerdip ternyata kenyataan mulai membuka kesadaran sebulan waktu sudah berlalu tetapi kecemasan ini justru seakan baru mulai meresahkan. Kegemparan besar seakan-akan masih terlihat nun di kejauhan sana  yang segera perlahan-lahan  akan nyata memasuki kota.

“Bencana ini ternyata nyata bukan ilusi semata sebagaimana kata mereka ketika kisah ini bermula di Wuhan Cina. Tragedi ini bahkan sudah mennjadi pandemi yang tidak mengenal batas wilayah, gender, status sosial dan lainnya. Sayangnya meskipun hantamannya sudah merusakkan,  masih terlihat wajah linglung tidak percaya serta tidak sadar akan penderitaan yang akan segera menyergap. Buktinya masih banyak yang belum perduli dan berjaga,” demikian Midian Halomoan Saragi mengingatkan.

Menurut Pusat Kajian Letho Institute, Inkubasi covid- 19 ini tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir dalam waktu dekat. Di seluruh dunia saat ini malah terdengar suasana panik. Kekuatan ekonomi bangsa-bangsa mulai terlihat payah dan melemah khususnya di Indonesia. Memperhatikan siklus kepekatannya sepertinya pandemi ini tidaklah mungkin akan berakhir dalam waktu pendek. Mungkin hal ini sudah disadari oleh Pemerintahan Jokowi-Amin.

Segala rencana darurat untuk menyelamatkan bangsa dan negara pastilah sudah dirancangkan dalam bangun disain kegentingan yang memaksa apabila dibutuhkan. Berbagai putusan untuk ketersediaan infrastruktur keemergensiaan bahkan sudah diumumkan dalam berbagai peraturan ketatanegaraan bahkan sampai keluarnya PERPU. Masalahnya adalah apakah Pemerintah sudah menyiapkan mentalitas warga negaranya akan kondisi ini  bahwa krisis ini bisa saja berlangsung medium bahkan long term.

Anshar Ilo sebagai ketua umum Loyalis Erick Thohir mengusulkan bahwa perlahan tapi pasti situasi ini akan segera menjadi kenyataan yang apabila tidak disikapi secara berani dan tenang dalam kondisi mental yang siap, pastilah akan membuat beban recovery bangsa dan negara akan sangat berat dan lamban untuk merespon kemelut dimaksud.

Sudah waktunya Pemerintah mulai melakukan sosialisasi yang lebih tinggi lagi porsinya. Kalau sebelumnya menghimbau bahkan memerintahkan  masyarakat untuk patuh dan berperan aktip untuk fhysical dan social distancing dan lainnya, sekarang saatnya masyarakat diberi pengertian dan informasi akan durasi kecemaran yang mungkin akan berlangsung lama. Hal ini sangat penting agar masyarakat segera menyiapkan mentalitas dan resources nya menerima tantangan ini.

Anshar Ilo, di akhir pers release nya juga tidak bosan-bosannya kembali mengingatkan agar masyarakat tidak berhenti  tetapi terus  berbuat lebih nyata dalam mengungkapkan keperduliannya.  Keperdulian bagi masyarakat marjinal sebagai korban terbanyak dan terlemah harus menjadi ingatan kita bersama-sama agar keluar dari krisis ini. Aksi-aksi sosial melalui sharing  pembagian sembako,      makanan, masker, antiseptik di berbagai tempat pastilah akan meringankan beban mereka.

Melalui aksi nyata,  Letho Peduli juga sudah membagikan Seribu Masker Melawan Virus Corona di Daerah Selemba Jakarta Pusat pada hari Rabu sore tanggal 25 Maret 2020. Kemudian pada hari Minggu tanggal 29 Maret 2020 Letho untuk kedua kalinya membagian 1000 masker di depan Kementerian BUMN. Kemudian pada Hari Kamis malam tanggal 02 April 2020 kemaren LETHO Peduli Covid 19 juga kembali menyambangi  RS Islam Jakarta Pusat untuk memberikan sumbangan APD atau alat pelindung diri bagi paramedis sebagai petugas terdepan yang berhadapan langsung dengan semua pasien.

Khusus di wilayah Sulawesi Selatan, Letho for Jokowi melalui DPP Sulsel yang dipimpin langsung oleh Dasyat selaku Sekretaris DPP pada hari minggu tanggal 12 April 2020 telah mengadakan aksi sosial lanjutan di kota Makassar. Pada Aksi sosial tersebut DPP Letho for Jokowi-Amin membagikan nasi bungkus kepada masyarakat disertai pembagian masker serta Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis.

Aksi sosial lanjutan kemudian dilakukan pada hari Selasa di Kota Makassar pada tanggal 20 April 2020. Pada aksi ini  Letho juga membagi-bagikan sembako dan bantuan lainnya kepada masyarakat sebagai ungkapan keperdulian komponen bangsa untuk meringankan dan turut merasakan kesusahan masyarakat dengan doa yang tulus sekiranya krisis ini agar secepatnya berlalu dan seluruh rakyat Indonesia kembali boleh menikmati semua kebebasannya yang terampas sebagai akibat krisis covid19 ini.

Sekali lagi Loyalis Erick Thohir menyampaikan rasa keperihatinannya atas belum berakhirnya krisis covid19 ini dengan doa kiranya masyarakat Indonesia dberikanNya kekuatas dan kesabaran melalui semua pencobaan ini dengan lebih mendekatkan diri kepadaNya. (GD)

 

 

0

Suara Indonesia News – Cirebon. Sejumlah Masjid dan Mushola yang ada di wilayah Kelurahan Kemantren, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, melakukan penyemprotan cairan disinfektan guna meminimalisir untuk menekan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Ditengah pademi corona untuk mengantisivasi virus corona di sejumlah Masjid dan Mushola menjelang bulan ramadhan ini, Pemerintahan Kemantren ini memberikan rasa aman untuk warga melakukan ibadah dan sesuai protokol pemerintah. (22/4/2020)

Ike S Agustina S.STP Lurah Kemantren menyampaikan, kegiatan penyemprotan disfektan ini, guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus corona. Dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan untuk melaksanakan solat taraweh nanti, memberikan rasa aman nyaman bagi warga masyarakat untuk beribadah.

Masjid dan mushola yang melaksanakan solat taraweh di bulan ramadhan ini harus mengikuti protokol kesehatan seperti menyediakan hand sanitizer atau sabun pencuci tangan, memakai masker serta sajadah bawa masing-masing,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ike menjelaskan,semoga masyarakat semakin menyadari himbauan dan pesan-pesan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19, serta melakukan pola hidup bersih, sehat dan sering melakukan cuci tangan dengan sabun, jaga jarak, selalu memakai masker bila keluar rumah atau sehabis melakukan aktivitas, sehingga masyarakat sehat.

Dengan terus menerus kami memberikan pemahaman kepada masyarakat yang ada di Kelurahan Kemantren ini Insya Allah semakin baik mudah-mudahan Kelurahan Kemantren ini bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan ke depan semakin baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Jupri Hidayat ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kemantren mengatakan, kegiatan kali ini adalah kelanjutan penyemprotan cairan disfektan di beberapa titik seperti sarana ibadah dan sarana tempat umum.

Penyemprotan cairan disinfektan itu dilakukan di empat belas (14) mushola dan dua (2) masjid yang ada di Kelurahan Kemantren sekali dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, biar masyarakat tenang dalam melakukan ibadah solat taraweh, serta Kelurahan Kemantren terhindar dari virus corona,” ungkap Jupri. (Pi,i)

0

Suara Indonesia News – Subulussalam. Kapolsek Rundeng dan jajarannya selasa, 21 April 2020 telah melaksanakan kegiatan sosial berupa penyaluran bantuan paket sembako kepada warga masyarakat dalam rangka Bakti Sosial Peduli Covid-19 di wilayah Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam.

Penyaluran bantuan paket sembako, diserahkan langsung oleh Kapolsek Rundeng, Muspika Kecamatan Rundeng kepada warga masyarakat yang kurang mampu.

Kapolsek Rundeng mengatakan, bantuan paket sembako ini kami antarkan langsung kerumah warga sebagai penunjang di saat situasi ditengah-tengah pandemi Virus Corona (Covid-19),

Kapolsek Rundeng juga mengingatkan agar masyarakat dapat melaksanakan pembatasan aktivitas di tengah pandemi virus Corona ini. Dan sembako yang dibagikan oleh Pihak Kepolisian diharapkan bisa sedikit membantu meringankan beban ekonomu warga masyarakat.

Bantuan paket sembako yang diberikan jajaran Polsek Rundeng berupa, Beras, Mie Instan, Minyak Goreng dan di berikan kepada Desa Sibuasan sebanyak  2(dua) paket sembako, Desa Sibungke sebanyak 2 (dua) paket sembako, Desa Muara Batu sebanyak 2 (dua) paket sembako, Desa Blukur sebanyak 2 (dua) paket sembako, Desa lae Mate sebanyak 2 (dua) Paket sembako. (Syahbudin Padang)

0

Suara Indonesia News – Konawe. Untuk penanganan dampak ekonomi dan memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19), Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Konawe, serta organisasi keagamaan, menggelar rapat bersama percepatan penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Aulah Merah Putih, Senin (20/4/2020).

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, memimpin langsung rapat bersama percepatan penanganan Corona Virus didampinghi Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara, Ketua DPRD Kabupaten Konawe DR. H.Ardin, Dandim 1417 Kendari, Kapolres Unaaha, Kajari Unaaha, Ketua Pengadilan Unaaha, Sekda Konawe DR. Ferdinan Sapaan, Kandepag Konawe, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Konawe, Kepala Sub Drive Bulog Konawe, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Konawe, serta OPD Se-Kabupaten Konawe.

Dalam rapat yang digelar di Aula Merah Putih tersebut membahas percepatan penanganan wabah Covid-19, dan dampak yang ditimbulkan akibat wabah tersebut. Jaring pengaman sosial termasuk menindaklanjuti himbauan Kemetrian Agama Republik Indonesia dan Maklumat Kapolri. termasuk rencana penggunaan anggaran, yang telah disepakati oleh DPRD dan Tim Anggaran Pemda Konawe. Juga bantuan rencana penyaluran bantuan pemerintah pusat yang bersumber dari APBN.

Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara, usai mengikuti Rapat bersama tersebut kepada sejumlah media mengatakan, paling pertama hasil rapat yang dilaksanakan, akan menindak lanjuti surat edaran Menteri Agama Republik Indonesia  ada 16 point, dan itu nanti akan ditindak lanjuti dengan himbauan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa dan ujung tombak dari pada himbauan tersebut akan dilaksanakan oleh Kementrian Agama Kabupaten Konawe, kemudian didampingi oleh Majelis Ulama dan akan didampingi juga oleh Baznas konawe.

“Seluruh Masjid- masjid di Kabupaten Konawe kami harap supaya mematuhi himbauan dari  Bupati Konawe, atas tindak Lanjut dari Kementerian Agama RI dan semua sepakat, Forkompinda sepakat, ada pak ketua DPRD, semua kita sepakat bahwa surat edaran Kementrian Agama itu akan kita tindak lanjuti dengan himbuan Bupati Konawe”. Kata Wakil bupati Konawe.

Sebagai tidak lanjut dari pertemuan tersebut Kata Dia, Pemda Konawe akan menerbitkan Surat Keputusan Bupati sebanyak empat buah. Namun tidak dirinci SK Apa saja yang akan diterbitkan, dan semua sudah dibicarakan bersama Forkompinda dan dinas-dinas terkait, akan lebih stresing lagi, dalam rangka pencegahan, “Kita prioritaskan untuk pencegahan”, ungkapnya.

Wakil Bupati Konawe juga mengatakan, sudah ada surat edaran Pemerintah Pusat bahwa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tidak bisa digunakan kecuali orang yang sakit bukan yang terdampak, nah kalau mengacu surat edaran itu maka berarti tidak bisa digunakan CBP itu.

“Pada kesempatan ini pula kami mohon kepada pemerintah pusat, agar kiranya surat keputusan tentang penggunaan CBP ini bisa ditinjau kembali, agar pengunaan CBP ini betul – betul bukan hanya kepada yang sakit tapi juga yang terdampak secara ekonomi” ujarnya.

Untuk di Konawe, Pemda akan mengeluarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD), dan DPRD telah sepakati Rp 109 Miliar, tetapi Pemda Konawe akan membagi secara parsial. Akan breakdown dan akan digunakan selama sembilan (9) bulan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga yang dihitung hingga 31 Desember 2020.

Kepada seluruh warga konawe, kita tidak usa resah, kita bersama- sama semua sesuai dengan kearifan lokal kita, Samaturu, Medudulu, Mepokoaso dalam menghadapi wabah yang sedang kita hadapi sekarang ini” ujar Politis PAN ini.

Terkait dengan distribusi dan pembelian beras oleh Bulog, kata Gusli, pihaknya menginginkan bulog lebih kompetitif, karena Konawe mulai dari bulan ini sampi bulan Juni 2020, akan memasuki masa panen raya, sehingga dirinya mengiginkan Konawe sebagai lumbung pangan di Sulawesi Tenggara bisa mensuplay kabupaten- kabupaten/keluarga – keluarga di kabupaten lain yang betul- betul membutuhkan pangan.

“Kita inginkan Konawe Konawe sebagai efisentrum pangan di Sulawesi Tenggara” Ujarnya.

Lanjutnya, Keinginan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa. Bapak Gubernur Sultra Alimazi leader dalam pangan ini. Gubernur mengumpulkan seluruh Bupati dan memerintahkan kepada seluruh Bupati agar dana cadangan untuk pembelian beras, diberikan kepada divre Sulawesi Tenggara, nanti Divre Sulawesi Tenggra membeli melalui Sub Divre Kabupaten Konawe, untuk membeli seluruh hasil panen di kabupaten Konawe ” Sekarang bola ada di tangan bapak gubernur Sultra”, Ungkapnya.

Terkait ketersedian beras yang ada di bulog apakah mampu menyediakan untuk 17 kabupaten/Kota, Gusli menerangkan, Sekarang ini, bulog akan mengisi gudangnnya baik itu gudang yang ada di Divre Kendari maupun Divre yang ada di Konawe ini sekarang harus diisi. tetapi disisi ini petani kita harus untung dalam arti harga tetap stabil, Nah di sini kehadiran pemerintah seluruh kabupaten harus hadir bersama- sama dan dikoordinir oleh Bapak Gubernur Sultra. dan ini harus bisa memberi nilai tambah bagi petani kita” Jelasnya.

Sementara itu Sekretaris daerah (Sekda) Kabupate Konawe Dr. Ferdinan Sapaan, dalam rapat mengungkapkan, Ada aturan baru dari Kementrian Keuangan, bahwa terjadi pemotongan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 11 persen dan dana insentif daerah sebesar 7 persen. Bantuan sosial terkait penangan Dampak Wabah Covid-19 ini  yang bersumber dari Anggaran Pandapatan dan Belanja Negara (APBN), melalui dinas Sosial akan turun pada bulan April sekarang ini. Dengan jumlah penerima lebih kurang 15 ribu kepala Keluarga dengan nilai Rp 600 ribu. Bantuan yang akan turun ini membutuhkan pendampingan karena rawan akan penyimpangan.

“Bantuan langsung yang kami terima hingga saat ini sangat kecil, berdasarkan jumlah penduduk, karena bantuan sedikit semoga saja kasusnya sedikit. juga ada bantuan sebesar Rp 100 juta dari perusahaan kelapa sawit, langsung ditujukan ke Rumah sakit penanganan wabah Covid-19” harap Dr. Ferdinand. (Red SI/YT)