Badhar Giyanti Olah Batin, Fantasy, Realitas Baru dan Peradaban Baru

Badhar Giyanti Olah Batin, Fantasy, Realitas Baru dan Peradaban Baru

307 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Cirebon.  Olah batin dan fantasi yang menghasilkan realitas baru penanda terbangunnya mercusuar peradaban baru itulah proses narasi tentang hidup yang berkebudayaan.

Sebuah proses mengembalikan makna “Mataram nyawidji” dalam artian Nyawidji Rasa lan Nyawidji Tresna sedang kami jalani.

Dalam pengembaraan batin kami menjangkau dan menembus jalinan lembaran lembaran kelambu masa lalu, kami menyaksikan setelah terjadinya Perjanjian Giyanti tahun 1755, rasa kebersamaan Mataram secara spiritual kebatinan retak dan terbelah. Klaten Selasa Kliwon 28 Juli 2020.

Jogja dan Solo tidak lagi nyawidji. Tidak lagi  menjadi kesatuan. Perjanjian Giyanti telah mengoyak kesatuan spiritual kebatinan Jogja dan Solo. Terkoyaknya kesatuan spiritual kebatinan ini bukan tidak terlacak secara wadag. Sungguh terlacak secara wadag, meski muncul secara sporadis dalam kontur yang tidak terstruktur.

Situasi ini sangat mengusik hati kami selaku anak negeri yang makan dan minum dari tanah pertiwi. Kebatinan kami sedih dan merintih. Jiwa kami gundah dan marah. Kami terpanggil untuk berbakti dengan mencanangkan BADHAR GIYANTI!

Dengan tekad tulus dan laku ikhlas kami ingin mengembalikan MAKNA NYAWIDJI sebagai penerus Bhumi Mataram dan Bhumi Nusantara.

Mohon doa, dukungan kebatinan panjenengan untuk menguatkan perjalanan simbolik kami guna menyatukan Mataram Jogja dan Solo secara spiritual.

Kami akan melakukan perjalanan kaki berangkat dari dua arah. Kami, Agung Bakar akan berangkat dari Kraton Kartasura di Surakarta dan Iwan Purwoko akan berangkat dari Makam Raja Jawa di Kota Gede Yogjakarta sebagai titik awal perjalanan. Kami berdua nantinya akan bertemu di Tugu Titik 0 Klaten sebagai penanda mengakhiri dan berakhirnya jiwa yang gelisah dan terpisah, menjadi satu, NYAWIDJI, bersatu lagi untuk keutuhan dan kemajuan negeri.

Mohon doa sekali lagi sehingga ‘sejo’ dan ihtiar kami berjalan dengan lancar “Rahayu ing sedayanipun”. Dengan harapan dan kerendahan hati, jadikanlah peristiwa yang kami rangkai menjadi rujukan baru, mercusuar baru bagi Rakyat Mataram yang satu, yang padu, yang maju dan terus maju, menyongsong harapan dan peradaban baru, masyarakat adil makmur gemah ripah loh jinawi.

Kanthi sesanti : nyebar wijining kerukunanm, nandur witting katresnan, nyiram banyu katentreman, ngrabuk suburing kautaman.

Saking Kawulo

– Agung Bakar

– Iwan Purwoko. (Sendi)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY