Suara Indonesia News – Riau. Provinsi Riau masuk 8 besar tingkat Nasional penyebaran kasus Covid 19 harian, dan pertama kalinya tingkat kematian per hari mencapai 11 Orang meninggal dunia pada Rabu, 23 September 2020 lalu.
Dikutip dari website resmi Satgas Covid 19, Prov. Riau pertanggal 23 September 2020, jumlah kasus suspek Covid 19, terdapat penambahan 667 kasus baru sehingga total kasus suspek Covid 19 di Prov. Riau sebanyak 28.780 kasus. Dan jumlah kasus konfirmasi Covid 19, sebanyak 188 kasus baru, total konfirmasi Covid 19 di Riau mencapai 5.889. Sedangkan yang meninggal karena kasus Covid 19 perhari menembus jumlah 11 Orang, ini merupakan jumlah terbesar dari sebelum-sebelumnya. Jumlah kematian pu di Riau bertotal 117 akibat kasus Covid 19.
Diwaktu yang sama, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 325 Orang, sehingga total pasien sembuh di Riau tercatat 2.652 Orang. Sempat melandai grafik penambahan kasus positiv Covid 19 di Riau, bahkan mencapai posisi pertama nasional tingkat kesembuhan Covid 19, pada bulan Juni lalu karena satu pekan pada 29 Mei 2020 sampai 04 Juni 2020 tidak ada penambahan jumlah kasus positif Covid 19 di Riau.
Semakin hari semakin memprihatinkan kondisi Covid 19 di bumi lancang kuning dan dianggap pemerintah provinsi lalai akan penanganan kasus pandemi wabah Covid 19. Noviyanto Presiden Mahasiswa Universitas Islam Riau ingatkan Gubernur Riau Drs. H. Syamsuar, M.Si jangan sibuk urus Pilkada. “Melihat permasalahan Covid 19 di Riau yang semakin tinggi, harusnya Pemprov Riau lebih fokus menangani Covid 19. Memang Pilkada penting, tapi lebih penting keselamatan masyarakat yang harus diutamakan dimasa seperti sekarang.” Terang Boy.
Disituasi sekarang seharusnya Pemerintah Provinsi mempunya kebijakan khusus untuk penanganan Covid 19 di Prov. Riau. Pemprov juga harus bisa mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan masyarakat seperti yang dilakukan pemerintah daerah lainnya yang menerapkan PSBB kembali.
Presma UIR juga menyayangkan permasalahan Covid 19 di Riau terkait Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang sampai sekarang belum juga terselesaikan. Dari anggaran yang telah di anggarkan sebesar Rp 260 miliar, baru terealisasikan Rp 160 miliar. Ada sekitar Rp 100 miliar yang belum tersalurkan ke masyarakat yang tentunya begitu sangat membutuhkan. (25/09-20)
“Masyarakat Riau hari ini seakan kehilangan arah karena tidak menerima kebijakan lanjutan dari Gubernur. Masyarakat tidak banyak berharap, hanya membutuhkan perhatian pemimpinnya agar tetap bisa bertahan hidup ditengah kepanikan yang disebabkan wabah Covid 19 ini.” tutup Presma UIR yang akrab disapa Boy. (BY)