Melirik Jiwa Kepemimpinan Umar Ibnu Khattab, Kaitannya Dengan Memperingati Hari Anti Korupsi...

Melirik Jiwa Kepemimpinan Umar Ibnu Khattab, Kaitannya Dengan Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia

454 views
0
SHARE

Penulis: Hamma, S.Sy  Praktisi Hukum/Konsultan Hukum, Fakultas Syari’ah IAIN Parapare

Suara Indonesia News, Berbicara Tentang sosok pemimpin yang sederhanadan merakyat, Tentu Profil umar ibnu khattab menjadi salah satu referensi yang sulit untuk dilupakan. Selain kepemimpinan, keberanian dan kewibawaannya, umar ibnu khattab dikenal juga sebagai pemimpin yang cukup dekat dengan rakyatnya.

Sebagai seorang pemimpin, ia selalu ikut merasakan apa yang sedang dialami oleh rakyatnya. Bahkan dalam banyak kondisi, ia mengambil sikap yang lebih mementingkan rakyatnya daripada dirinya sendiri. Ia ingin menjadi orang yang pertama merasakan lapar dan menjadi yang terakhir merasakan kenyang diantara rakyatnya.

Di dalam kitab khulafaur Rasul Shallallahu ‘Alayhi Wasallam, Syaikh khalid muhammad khalid Menulis dengan rapi gaya hidup umar Bin Khattab Radiyallahu Anhu yang sangat sederhana. Beliau adalah sosok pemimpin yang paling bertanggung jawab dengan kondisi rakyatnya. Sehingga dalam salah satu falsafah hidup yang pernah diungkapkannya ialah,

“Bagaimana mungkin aku bisa peduli terhadap nasib manusia (rakyatku), jika aku tidak pernah merasakan apa yang mereka rasakan?.

Di dalam Tarikh/Sejarah disebutkan “Bahwa Suatu ketika kaum muslimin dibawah kepemimpinan Umar Ibnu khattab diuji dengam krisis daging dan minyak samin. Saat itu Umar Bin Khattab merindukan makan daging dan minyak samin, namun karena kondisi rakyatnya sedang mengalami krisis, Beliau menahan keinginannya sampai-sampai lambungnya keroncongan. Lalu beliau meletakkan telapak tangannya diperutnya seraya berkata “Wahai perut…!!! Engkau tak akan mendapat jatah minyak selama harga minyak samin masih melambung tinggi.

Pada Tahun 18 Hijriyyah, kota madinah mengalami musim pacekik, beliau menyuruh beberapa orang menyembelih unta, kemudian membagikan sembelihan itu kepada seluruh penduduk kota madinah. Mereka yang bertugas menyembelih tidak lupa memberi bagian daging yang terbaik dari unta tersebut untuk Amirul Mukminin.

Ketika tiba waktu makan siang, Umar mendapati meja hidangannya penuh punuk dan hati unta, lalu beliau berkata”  Dari mana datangnya makanan ini…?? “Itu daging unta yang disembelih hari ini” jawab orang yang ada disekelilingnya. Lalu sambil menyingkirkan hidangan tersebut, Umar berkata”  bagus- bagus…!!  Sungguh, Pemimpin paling buruk adalah aku, jika aku memakan bagian yang terbaik darinya sedangkan kusisihkan tulang-tulangnya untuk rakyatku, “Kemudian beliau memanggil pembantunya yang bernama ASLAM,

“Wahai ASLAM…!!! Angkatlah hidangan ini dan berilah aku roti serta minyak”. Perkataannya ” Sejelek – jelek Pemimpin adalah Aku, Jika Aku memakan bagian yang terbaik”.

Dapatlah dipahami bahwa” Umar Bin Khattab, menunjukkan rasa tanggung jawab nan besar lagi bersinar yang terpancar darinya dan dari kehidupan sehari-harinya, Beliau sadar bahwa beliau adalah salah satu makhluk Alla Ta’ala yang diberi kelebihan dalam urusan beban dan kewajiban ketika Allah SWT menjadikannya sebagai pemimpin bagi seluruh hambaNYA.

Semoga Tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua…!!!  Terkhusus buat para pemimpin-pemimpin kita masa sekarang ini dan selanjutnya.

 

 

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY