Suaraindonesianews-Jakarta, Dalam keterangannya kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (11/3) siang, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung juga memberikan penjelasan terkait dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika Serikat (AS), dan juga masalah harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Seskab menilai, secara menyeluruh nilai tukar rupiah terhadap dolar yang semakin menguat dipengaruhi oleh Paket Kebijakan Ekonomi jilid 1 hingga jilid 10 yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, dan telah menimbulkan trustatau kepercayaan dunia internasional terhadap dasar dari perekonomian Indonesia.
Menurutnya, hal itu terlihat dari secara konsisten rupiah mengalami penguatan, kemudian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan, dan juga sebenarnya yang paling utama adalah foreign direct investment-nya juga meningkat.
“Jadi kalau kemudian ini dianggap sebagai bukan atas trust atau kepercayaan dunia internasional terhadap ekonomi kita, menurut saya juga tidak benar,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, seraya menyebutkan yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini adalah membuat, mempermudah perizinan dan juga membuat orang lebih nyaman berinvestasi di Indonesia
Seskab menambahkan, hal ini menunjukkan bahwa setelah Presiden Jokowi membuat kebijakan ekonomi dari 1-10 ini, banyak investor masuk ke Indonesia. Ia menyampaikan bahwa sekali lagi menguatnya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan juga ekonomi secara makro, tentunya harus tetap dijaga oleh pemerintah. Hal tersebut supaya pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama ini bisa dilakukan diatas 5 %.
“Itu tentunya harus disikapi secara jernih, hati-hati dan juga tetap apa yang menjadi dasar ataupun tujuan utama dari ekonomi kita itu bisa tercapai,” jelas Pramono.
Mengenai apakah penguatan rupiah berdampak pada ekspor dan impor, Seskab Pramono Anung mengatakan jika pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia tetap harus dijaga. Menurutnya, kalau kita ingin tumbuh diatas 5,3 persen, tentunya ekspor dan impor harus dijaga.
Seskab melanjutkan, selain beberapa hal yang sudah dilakukan dari paket kebijakan ekonomi 1 hingga 10, dalam waktu dekat juga pemerintah akan mulai untuk menata kembali terutama kebijakan yang berkaitan dengan ease of doing bussines, serta menekan gini ratio atau tingkat kesenjangan antara kaya miskin.
“Maka beberpa program untuk mengatasi kemiskinan diantaranya dengan KUR dan lain-lain akan diprioritaskna oleh pemerintah sekarang ini,” tegas Seskab.
Harga BBM
Sementara itu saat disinggung mengenai penentuan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengemukakan, bahwa pemerintah tidak bisa menentukan. Hal tersebut karena harga BBM ditentukan oleh harga BBM dunia. “Kita ini kan bukan pemain utama, kita inikan menjadi follower dari bench mark harga dunia,” ujarnya.
Seskab menyampaikan bahwa dengan kondisi turbulensi ekonomi dunia seperti saat ini maka yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Ia menambahkan, pemerintah perlu mengantisipasi memiliki sumber pemasukan lain selain dari natural resourchesseperti batu bara, kelapa sawit, dan sebagainya yang selama ini menjadi andalan. “Sehingga dengan demikian pemerintah hahrus mempunyai instrumen lain untuk meningkatkan penerimaan selain pajak tentunya,” pungkas Pramono Anung. (FID/NIA/SI)