Suaraindonesianews – BANDUNG. Panser Kanon 90mm, “Badak,” buatan PT Pindad (Persero) sukses menjalani uji tembak. Kegiatan uji yang merupakan bagian dari proses sertifikasi oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbang TNI AD) ini berlangsung antara 10 sampai 12 Desember 2015 di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif), Cipatat, Kabupaten Bandung. “Kami bersyukur bahwa uji penembakan dinilai oleh pihak Dislitbang TNI AD berhasil dengan baik,” ujar Direktur Utama Pindad, Silmy Karim.
Badak menjalani uji tembak dengan menggunakan amunisi kaliber besar 90 mm. Panser buatan anak-anak bangsa di Pindad ini melakukan serangkaian materi uji seperti “zeroing” yaitu proses penentuan arah senjata untuk masuk ke titik tengah sasaran. Selanjutnya, penembakan arah jam 12 dimana turretdan kendaraan mengarah ke arah target; penembakan arah jam 6, dimana turret mengarah ke arah target dan badan kendaraan berbalik 180 derajat; dan penembakan arah jam 3, dimana turret mengarah ke arah target dan badan kendaraan menghadap ke kanan 90 derajat. Semua penembakan mengenai target sasaran berukuran 4×4 m dengan jarak kurang lebih 1 km dan kondisi kendaraan yang stabil dan terkendali saat dilakukan penembakan.
Silmy menuturkan bahwa rangkaian uji Badak ini merupakan bagian dari proses sertifikasi untuk memastikan performa panser buatan anak-anak bangsa ini sudah sesuai dengan Ketentuan Standardisasi Umum (KSU) TNI AD. Kegiatan uji tembak ini bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Kementerian Pertahanan RI, Asisten Logistik KASAD, Dislitbang TNI AD, rekan-rekan dari Gudang Pusat Amunisi Bojong Koneng dan Pusdikif di Cipatat. “Kami berharap dengan kerjasama baik ini maka Badak dapat segera memperkuat jajaran alutsista TNI AD tahun depan,” ujar Silmy.
Uji tembak, secara lebih spesifik, dilaksanakan untuk mengukur akurasi tembakan senjata utama yaitu turret 90 mm, hasil kerjasama dengan CMI Defence perusahaan pertahanan dari Belgia. Regional Director for Asia and Indonesia, Patrick Ledig, dari CMI Defence turut menyampaikan apresiasinya pada hasil kerja tim Pindad. “Para staf ahli kami yang ikut hadir dari Belgia bekerjasama dengan Dislitbang TNI AD telah memastikan bahwa selama proses uji tembak kondisi kendaraan atau platform Badak terlihat stabil,” tambah Patrick.
Dalam proses pengembangan Badak awak Pindad bekerjasama dengan CMI Defence untuk memperoleh keahlian dalam manufaktur turret 90mm sebagai bagian dari proses Transfer of Technology (ToT). “Para staf kami yang terlibat dalam program manufaktur turret 90mm telah menyelesaikan proses pelatihan dan mulai kegiatan manufaktur di Pindad, jadi produk kendaraan dansenjata utama Badak di fase produksi massal nanti merupakan karya anak bangsa,” Silmy menambahkan. Di fase produksi tidak kurang dari 25 hingga 30 panser Badak bisa dilahirkan setiap tahunnya dari pabrik Pindad di Bandung, “kapasitas produksi ini bisa kami tambahkan untuk menyesuaikan dengan peningkatan permintaan dari TNI AD atau Kementerian Pertahanan.”
Pindad mulai memperkenalkan purwarupa Badak dalam kegiatan pameran IndoDefence 2014 silam di Jakarta. Kendaraan tempur ini dirancang sebagai program lanjutan pengembangan varian Panser Anoa sekaligus menjembatani kebutuhan fungsi penggempuran oleh TNI AD di lapangan. Badak dimodifikasi dengan mesin diesel 6 silinder berkekuatan 340 tenaga kuda, monocoque body yang bisa menahan tembakan amunisi hingga 12,7 mm, dan penggunaan teknologidouble wishbone independent suspension untuk menjaga kestabilan kendaraan saat menembakkan kanon 90 mm-nya.
Setelah uji tembak, beberapa mata pengujian lain seperti uji laboratorium dan uji jelajah eksternal akan dilaksanakan bersama Dislitbang AD. Hasil pengujian yang maksimal tentunya diharapkan agar Panser Cannon 90 mm ‘Badak’ dapat menjadi salah satu produk unggulan PT Pindad (Persero) di masa depan dan menjadi kebanggaan TNI dan bangsa Indonesia. Selain mulai memproduksi Badak, di triwulan 1 tahun 2016 Pindad juga akan memperkenalkan produk senjata baru kepada publik. (Sumber .www.bumn.go.id)