Polisi Amankan Mahasiswa UIN Ar-Raniry yang Gelar Demo di DPRK Aceh Barat

Polisi Amankan Mahasiswa UIN Ar-Raniry yang Gelar Demo di DPRK Aceh Barat

264 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Meulaboh. Sekumpulan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry di Aceh Barat yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (GERAM) Peduli Kampus dibubarkan dan diamankan oleh Kepolisian Resor (Polres) Aceh Barat terkait aksi demonstrasi yang dilakukan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat, Jumat (05/06/2020).

Aksi tersebut merupakan simbol kekecewaan terhadap seluruh pemangku jabatan di kampus. Mereka menilai, pemangku jabatan di kampus sangatlah lambat dalam menampung aspirasi mahasiswa dan kurangnya transparansi informasi selama pandemi Covid-19 sehingga timbul kecurigaan di kalangan mahasiswa.

Para mahasiswa itu juga merasa penggunaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa yang telah dibayarkan selama pandemi, sangatlah tidak transparan dan juga para mahasiswa membutuhkan bantuan dan perhatian lebih dari kampus selama menjalani perkuliahan secara daring.

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi GERAM, Imam Fadhil, menyatakan bahwa mereka mendesak Kementerian Agama dan pihak kampus agar segera merealisasikan poin-poin tuntutan terkait aspirasi mahasiswa, poin tuntutan tersebut adalah:

  1. Meminta transparansi dan rincian penggunaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa selama pandemi Covid-19, yang di mana sebagian besar fasilitas kampus tidak dipergunakan sepenuhnya oleh mahasiswa dan sudah selayaknya mahasiswa mengetahui kemana saja penggunaan UKT yang telah dibayarkan.
  2. Pemberian kuota internet sebagai bentuk bantuan kepada mahasiswa dalam menjalani kuliah online dan harus diberikan secara bertahap sampai akhir semester. Apalagi, tidak semua mahasiswa mempunyai keuangan yang memadai untuk mencukupi kebutuhan kuota internet di tengah anjloknya ekonomi saat ini.
  3. Menggratiskan atau memotong biaya pendidikan saat semester depan (ganjil), dikarenakan ekonomi keluarga mahasiswa banyak yang merosot akibat pandemi Covid-19. Ditambah lagi, bantuan masih kurang memadai yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat.
  4. Meratakan semua nilai mahasiswa menjadi B, dikarenakan selama pandemi Covid-19 banyak yang mengalami kendala (misalnya: jaringan, kuota internet bahkan perangkat juga tidak memadai) di saat sedang berkuliah online. Apalagi, ada mahasiswa yang Program Studinya membutuhkan praktek di lapangan juga terhambat dan hanya menerima teori semata selama kuliah online. Oleh sebab itu dengan melihat permasalahan yang ada, maka perlu adanya pemerataan nilai B ini kepada seluruh mahasiswa, karena penilaian dan pembelajaran di saat pandemi sangatlah berbeda dibandingkan keadaan normal.
  5. Menargetkan UKT mahasiswa baru tahun 2020 agar tepat sasaran sesuai tingkatan ekonomi keluarga.
  6. Maksimalkan fungsi Humas Kampus dan kelembagaan, agar informasi yang transparan lebih didapatkan oleh semua mahasiswa di tengah pandemi Covid-19, khususnya mahasiswa baru yang membutuhkan banyak informasi seputar kampus. GERAM juga sudah minta bantuan kepada salah satu Paguyuban di Aceh, dan bersedia bekerjasama dalam mengumpulkan informasi untuk diberikan kepada mahasiswa baru yang ingin masuk ke kampus.

Namun, tak lama setelah aksi tersebut dimulai dan poin tuntutan dibacakan oleh Korlap Aksi, pihak kepolisian segera membubarkan dan menggiring perwakikan GERAM, yaitu Korlap Aksi Imam Fadhil dan Penanggung Jawab Aksi Sulthan Alfaraby, untuk dimintai keterangan. Aksi tersebut dianggap melanggar ketentuan terkait larangan berkumpul di tengah pandemi Covid-19.

“Benar, aksi dibubarkan dan sudah kita berikan keterangan. Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan kami selaku mahasiswa dan kami mengajak seluruh elemen mahasiswa Aceh untuk tidak menyerah menuntuk haknya”, ujar Korlap Aksi, Imam Fadhil.

Kemudian, Penanggung Jawab Aksi GERAM, Sulthan Alfaraby, mengonfirmasi bahwa aksi yang dilakukan oleh GERAM akan tetap dilakukan selama poin tuntutan tersebut belum direalisasikan.

“Aksi solidaritas ini secara langsung ini, juga berkaitan dengan aspirasi mahasiswa selama pandemi yang tengah menjalani perkuliahan online dan juga merupakan inisiatif serta gerak cepat dari kita selaku mahasiswa untuk benar-benar peduli akan hal ini. Kami tidak mau sekedar ikut-ikutan aksi secara online. Namun kami harap, perjuangan mahasiswa bisa lebih dari itu. Tidak masalah aksi kita dibubarkan. Tapi yang pasti, selama ini belum direalisasikan, maka GERAM akan terus bergerak dalam segala sektor demi menuntut keadilan yang sudah seharusnya direbut kembali”, ujarnya.

Beliau juga mengatakan, bahwa pertemuan dengan pihak kampus sudah pernah dilakukan melalui video konferensi dan beberapa aksi secara online juga telah dilakukan. Meskipun aksi hari ini dilakukan secara langsung, namun pihaknya mengatakan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Kami sudah beraudiensi dengan kampus melalui video konferensi waktu silam dan juga menyampaikan tuntutan atau aksi secara online, namun kami rasa itu belum maksimal. Aksi yang kami lakukan hari ini, memang sangat terbatas. Sekitar ratusan mahasiswa sudah bergabung, namun kami membatasi cukup 3 orang saja untuk turun ke lapangan agar mematuhi protokol kesehatan”, tambahnya.

Secara resmi, GERAM juga telah menyurati DPRK Aceh Barat untuk berdiskusi agar bisa menyampaikan tuntutan mereka kepada pihak yang bersangkutan.

“GERAM pada hari sebelumnya juga telah menjumpai salah satu pimpinan DPRK Aceh Barat secara pribadi. Dan hari Jumat ini, juga telah datang lagi ke kantor dan menyurati DPRK secara resmi, agar bisa segera membahas masalah ini kembali secara efektif”, ujarnya.

Terakhir, GERAM juga siap membawa massa yang lebih besar untuk melakukan aksi protes dari berbagai sektor jika tidak ada kepedulian dari pemerintah maupun kampus terhadap hak-hak para mahasiswa.

“Jika tidak segera direalisasikan segala hak-hak mahasiswa, maka GERAM siap berkoordinasi dengan mahasiswa lainnya untuk menuntut hak dengan massa yang lebih besar. Kami sangat kecewa, tidak tahu harus kepada pihak siapa lagi kami mengadu akan hal ini”, tutup Ketua DPP Pemuda Cinta Aceh ini. (Sulthan)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY