Suara Indonesia News – Jakarta. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi salah satu partai yang memiliki konsistensi kenaikan elektabilitas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. (21-06-2023)
Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat PAN mengalami peningkatan elektabilitas. Salah satunya adalah berkah elektoral yang diterima oleh PAN sebagai parpol inisiator dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Dengan ini, PAN mampu mengambil ceruk suara pemilih di luar parpol yang memiliki kandidat untuk diusung sebagai calon presiden.
“Saat ini PAN mengalami peningkatan, faktor pertamanya itu bertahannya PAN dalam koalisi KIB, ini memungkinkan PAN tetap bertahan mengambil ceruk pemilih yang tidak terdominasi ke koalisi yang telah miliki kandidat,” kata Dedi, Senin, 19 Juni 2023.
Berkat hal itu, menurut Dedi, PAN mengalami kenaikan elektoral secara terus menerus seiring waktu mendekati ajang Pemilu 2024. Hal itu dibuktikan oleh survei nasional Indonesia Political Opinion (IPO), elektabilitas PAN kini terekam di angka 5,0 persen.
Angka elektabilitas tersebut, kata Dedi, mengungguli partai lain seperti PKS, PPP dan Perindo. Dengan elektabilitas sebesar 5,0 persen, PAN sudah melampaui dari ambang batas parlemen.
Dedi mengatakan, kenaikan elektabilitas tersebut dilandasi oleh pendukung besar dari warga Muhammadiyah yang saat ini masih berhubungan erat dengan PAN. Namun untuk saat ini, PAN juga mendapatkan pendukung massa besar lainnya di antaranya warga Nahdlatul Ulama (NU), generasi muda, kaum perempuan, dan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini lantaran PAN telah bertransformasi menjadi partai yang lebih terbuka dan tidak eksklusif hanya untuk satu kelompok masyarakat saja. Ditambah lagi, menurut dia, PAN juga telah menjadi salah satu partai koalisi yang mendukung pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua.
Dedi yang juga Pengamat Politik dari Universitas Telkom ini mengatakan, PAN saat ini memiliki daya tawar yang tinggi dan strategis di Pemilu 2024.
“Langkah terbuka bagi PAN tentu tepat, mengingat PAN bukan dominator yang punya banyak pilihan, untuk itu daya tawar PAN justru akan membaik ketika tidak secara dini menentukan kandidat,” ujar Dedi. (viva)