0

Suara Indonesia News – lhokseumawe. Brimob Kompi 1 Batalyon B Pelopor  kembali melaksanakan penyemprotan disinfektan untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat serta bertujuan menekan penyebaran Covid 19, kali ini dilaksanakan di Kampus IAIN Kota Lhokseumawe dan perumahan Permata Indah Buket Rata. Kegiatan ini merupakan Bhakti Brimob Polda Aceh untuk masyarakat, Senin (14/06/21)

Dalam pelaksanaan penyemprotan tersebut menggunakan kendaraan Double Cabin yang berfungsi untuk membawa tong yang berisi cairan disinfektan dan mesin penyemprot disinfektan. Dengan menggunakan kendaraan ini lebih memudahkan untuk memasuki jalan-jalan kecil yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan Watercanon yang selama ini digunakan di jalan-jalan utama Kota Lhokseumawe. Turut juga dilaksanakan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat dengan menggunakan kendaraan Double Cabin Public address.

Komandan Batalyon B Pelopor AKBP Ahmad Yani melalui Danki 1 Batalyon B Pelopor Iptu M Nafis Luthfy, S.H mengatakan,” kegiatan ini merupakan misi kemanusiaan maka secara rutin kami melaksanakan sosialisasi protokol kesehatan dan melaksanakan penyemprotan disinfektan bekerja sama dengan rekan-rekan dari BPBD Lhokseumawe. Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid 19,” kata Danki 1 Batalyon B Pelopor Iptu M Nafis.

“Kami sangat berharap kegiatan yang telah terlaksana ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat mencegah penyebaran virus Covid 19 yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan,” tutup Iptu Nafis. (Rizal)

0

Suara Indonesia News – Polongaan Mateng. Polongaan, adalah sebuah perkampungan asri, indah dan sejuk. terletak sekitar 15 kilometer arah timur dari tugu Benteng Kayu Mangiwang,yang terletak di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat.

Polongaan, menurut Hamzah, Kepala Desa Polonggaan, Dalam “Buku Potret Pembinaan Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat,” 2020, menyebutkan Polongaan, berasal dari bahasa Topoyo, (sub, suku Mandar Mamuju) yang mendiami sebagian wilayah Mamuju Tengah. Polongaan terdiri dari dua suku kata, Polo berarti tempat, dan Ngaan berarti Hadang.

Konon, pada sama penjajahan Belanda, Daerah ini menjadi kawasan favorit pada pejuang dari “Bumi Lalla Tassisara” menghadang para musuh yang ingin menyerang para pejuang di Benteng Kayu Manggiwang.

Daerah ini, dulu masuk wilayah kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil Kakao dan Rotan, hasil bumi berkualitas eksport.

Pada Tahun 1989, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Transmigrasi menetapkan Kecamatan Budong-Budong menjadi salah satu yang wilayah potensial penempatan warga transmigrasi. Dan Tahun 1990, awal mulainya kedatangan warga transmigrasi daeri berbagai daerah ditanah air.

Polongaan, yang dikenal dengan UPT Tobadak III, memiliki luas wilayah kurang lebih 3.207,47 Hektar. Warga Masyarakat Polongaan, sebahagian besar berasal dari Bali, Tanah Toraja, Mamasa, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk mendatangkan warga transmigrasi tersebut dilakukan beberapa gelombang, pendaratan pertama mengunakan kapal laut dari Jawa dan berlabuh di Pelabuhan Pangajoang Budong-Budong, dan selanjutkan “berjalan kaki” selama dua hari menuju Tobadak III.

Kini daerah yang dulu hutan belantara itu, menjelma menjadi kawasan yang menopang perekonomian Mamuju Tengah khusus, dan Sulawesi Barat secara umum, dari tangan-tangan ulet, kuat dan rajin dari warganya. Keberhasilan ini juga tak terlepas dari sentuhan tangan dingin Bapak H. Aras Tammauni, (Uwe Aras) yang begitu peduli terhadap kehidupan masyarakatnya. Kepedulian itu semakin meningkat baik pada saat menjabat sebagai kepala desa Tobadak, terlebih lagi saat ini menjabat Bupati Mamuju Tengah.

Berkebun kelapa sawit, adalah aktifitas utama para warga dalam meningkatkan tarap hidupnya. Aktifitas rutin ke kebun sawit, “para petani “ akan terlihat dipagi hari yang sibut menuju kebun masing-masing. Pemandangan itu juga terlihat, ketika tim pembuat film dari Kemenag Sulbar dan KPID Sulbar melakukan shoting film pendek “Siwali Parriq” di tugu Desa Sadar Kerukunan, Minggu, 13 Juni 2021 lalu.

Tatanan kehidupan masyarakat yang saling bekerja sama tanpa melihat perbedaan agama, ras dan golongan tidaklah menjadi pemisah. Penataan rumah warga cukup rapi, pemeluk agama saling bertetangga. Penempatan rumah ibadah masing-masing agama, terletak dalam satu kawasan yang luasnya kurang lebih 5 hektar dengan jarak masing-masing sekitar 40-50 meter yang dibatasi jalan lorong atau lokasi rumah ibadah, seperti Pura Sapta Kerti dan Gereja Toraja Mamasa yang dibatasi hanya jejeran pohon Jati dan pohon kelapa.

Disebelah Barat, terdapat Gereja Toraja Mamasa. Di bagian Selatan, Pura Sapta Kerti, Di sebelah Timur, Masjid Istiqomah dan pada bagian Utara terdapat Gereja Katolik Paroki ST. Mikael Tobadak III. Untuk faslitas umum yakni lapangan sepak bola, Lapangan bola volley, Kantor Desa Polongaan dan Sekolah Dasar Polongaan berada ditengah-tengah kawasan rumah ibadah tersebut.

Dari kondisi itu, pada tahun 2015, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat menetapkan sebagai “Desa Sadar Kerukunan”, Desa Polongaan menjadi salah satu dari dua desa binaan Kanwil Kemenag Sulbar selama ini.

Tak berlebihan bila, Polongaan dilabeli dengan sebutan miniature Indonesia, sebab disana begitu banyak suku yang mendiaminya, penduduknya begitu majemuk dan heterogen, hal ini dikuatkan beragamnya budaya dan agama berbaur menjadi satu dalam wadah kerukunan umat beragama.

Didampingi Sekertaris Desa, Tuti Rahayu. Penjabat Kepala Desa Polongaan H. Muh. Saiful mengatakan, “sejak desa ini berdiri, pondasi kerukunan antar umat beragama sudah tertata dengan baik, toleransi dan kerukunan umat beragama serta ragamnya budaya semakin terbangun seiring dengan waktu, dan hari ini kita saksikan bersama betapa damainya desa kami, “ jelasnya. H.Saiful

Tokoh pendidikan dan tokoh agama Islam Tobadak ini, menuturkan Praktek Siwali Parriq (Tolong Menolong), dalam konsep Malaqbiq ditanah mandar Sulawesi Barat adalah senasib sepenanggungan, Pola hidup itu sudah tertanam antar warga, dan melekat kuat tanpa memandang status sosial dan agama, sifat kegotong royongan dan kepedulian ingin saling membantu terhadap sesama sangat terasa. “Keberagaman itu, juga tercipta di pemerintahan desa. Semua perangkat desa mulai dari staf hingga ketua Rukun Tetangga, ada keterwakilan agama didalamnya”. tutur Saiful.

Di sela-sela pengambilan gambar Film Pendek Siwaparriq, penulis menyempatkan berbincang dengan para pemeran utama film diantaranya I Wayan Kantun (Tokoh agama Hindu), Taran Afrianto (Pemuda Kristen dari Gereja Toraja Mamasa), Ardianus Meki (Pemuda Katolik dari Gereja Paroki ST. Mikael), Abdul Salam (Remaja Masjid Istiqomah), dan Tuti Rahayu ( Sekertaris Desa Polongaan). Kelima generasi muda Polonggaan itu mengungkapkan secercah penilaian dan harapan.

I Wayan Kantun, salah seorang tokoh Agama Hindu memulai ceritanya sambil berdiri dengan latar belakang tempat ibadah gereja katolik, Kantun menyebut, masyarakat Polongaan dalam bergaul tidak melihat dari agama dan suku. Semua warga adalah saudara yang harus saling bergotong-royong, tolong-menolong dan saling membantu satu sama lainnya. “Jika saudara kita umat islam kerja bhakti di masjid, kami semua akan ikut membantu membersihkan, begitupun kalau kami juga kebetulan ada pekerjaan di pura, saudara kami dari islam, kristen dan katolik ramai-ramai datang membantu sehingga apa yang dikerjakan dengan mudah dan cepat bisa diselesaikan.” Jelas I Wayan Kantun dengan dialoq Bahasa Bali yang kental.

Lanjut I Wayan Kantun, karena semua ringan tangan ikut membantu, begitupun sebaliknya jika saudara kita dari Kristen atau dari Katolik ada yang mau dikerjakan dan membutuhkan tenaga kami semua membantu agar cepat selesai, apalagi 4 (empat) rumah ibadah (Hindu, Kristen, Islam dan Katolik) jaraknya sangat dekat satu dengan yang lainnya, boleh dibilang hanya pagar halaman masing-masing yang menjadi pemisah.

Taran Afrianto, Tokoh Pemuda Kristen, menyebut kekerabatan yang terjalin sangat erat diantara pemuda lintas agama di Polongaan yang membedakan pemuda didaerah lainnya, setiap ada kegiatan di desa maka pemuda lintas agama selalu datang membantu, disini tak pernah ada gesekan antar suku apalagi agama karena rasa kekeluargaan yang tinggi. “Toleransi beragama dan saling pengertian sangat kami junjung tinggi”, kata Taran.

Penilaian serupa juga di sampaikan Ardianus Meki (Pemuda Katolik). Dia dan para pemuda katolik lainnya merasa nyaman dan damai tinggal di desa Polongaan, dirinya menganggap bahwa yang terpenting itu adalah rasa persaudaan, bila satu sama lainnya sudah saling menganggap seperti saudara sendiri maka dipastikan tak ada lagi ruang atau sekat-sekat yang bisa merusak tatanan yang memang harus kita pelihara bersama. “Saya setiap hari bergaul dengan sahabat dari Kristen, Katolik maupun Islam, kami begitu harmony ditengah keberagaman, kami saling menghormati dan menghargai dalam menjalankan hak-hak beribadah masing-masing”, tutur Ardi, panggilan akrabnya.

Kisah yang samapun diperdengarkan Abdul Salam pemeluk agama Islam, menurutnya masyarakat desa Polongaan sudah terbiasa hidup ditengah perbedaan, kami sangat akur disini, kami masyarakat Desa Polongaan adalah cerminan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda tapi tetap satu).

Sementara, Tuti Rahayu, Sekertaris Desa Polongaan, Wanita enerjik kelahiran Mulyasri, Luwu Timur tahun 1990 ini, yang mengaku sudah menetap di Polongaan sejak tahun 2010, dalam group Wathsapp “Siwaliparriq” Wanita ramah dan murah senyum itu menuturkan.

“Mewakili Pemerintah Desa mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kanwil Kementerian Agama provinsi Sulbar yang kembali mengagendakan salah satu kegiatan terpentingnya untuk di Desa Polongaan dari sekian banyaknya desa, kami bangga desa kami menjadi salah satu yg di tujuan.

“Kepada teman-teman pemuda pemudi, dan bapak pemuka agama se-desa Polongaan atas dukungan dan kerjasama dengan tak kenal lelah meluangkan waktu dan tenaganya untuk ikut mensukseskan kegiatan ini shooting Film Pendek Siwali Parriq, Potret keseharian dengan semangat gotong royong dan saling membantu, ini adalah kolaborasi antar umat, sebagai bagian menjaga kerukunan umat beragama,” kicau Tuti Rahayu. 14 Juni 2021.

Penanggungjawab pembuatan Film Pendek, Muhammad Abidin, yang juga Kepala Sub Bagian Organisasi, Tatalaksana dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Sulbar. Secara pribadi dan kelembagaan sangat bersyukur. Dan berterima kasih kepada kita semua yang terlibat secara partisipatif aktif dalam penggarapan film pendek moderasi beragama yang diakselerasi dengan kearifan lokal. Saya sangat tidak menduga dengan hanya waktu 3 x 24 jam bisa dituntaskan Tanpa ada hambatan dan ini diluar dugaan, tentu ini menjadi kebanggaan khusus di subbag Ortala dan KUB. Ini bahagian dari innovasi yang tentu memiliki semangat tersendiri dalam mengembang amanah dan ini semakin memicu saya untuk lebih berkreasi dalam mendorong kegiatan moderasi beragama yang berbasis digital. “Apa yang diproduksi ini, lahir dari kretifitas kita semua lebih mendorong saya untuk menajamkan kegiatan yang sejenis dan bisa menyasar berfileman moderasi beragama pada generasi mileneal dan atau kalangan peserta didik,” tuturnya. 15 Juni 2021.

Dari gambaran diatas, masyarakat desa Polongaan dari dulu nyata telah mengamalkan dan menerapkan lima dasar butir-butir Pancasila dengan penuh pengkhidmatan, di Implementasikan dengan saling menghormati dan memberi ruang kepada setiap umat beragama dalam menjalankan agamanya masing-masing. Penduduknya yang majemuk dengan budaya berbeda mampu berbaur tanpa ada yang merasa lebih diatas. Dalam keseharian sifat tolong menolong, membantu sesama adalah wujud dari persatuan diantara mereka. Begitupun dalam setiap pengambilan keputusan, dimusyawarakan dalam forum desa maupun forum non formal lainnya, dimana masyarakat senantiasa menampilkan budaya satu suara. Dan pemimpin desa bersama tokoh agama memiliki kepedulian tinggi dalam menyalurkan bantuan secara adil tanpa ada riak di kemudian hari. (Busran Riandhy/ Sutarmin/Hamma)

0
Foto dinas pertanian Purwakarta kompak bersama para petani sedang melakukan gerakan gropyokan masaaal dalam mengatasi hama tikus di Purwakarta jabar.

Suara Indonesia News – Purwakarta. Warga petani di dua desa di Kecamatan Campaka, Purwakarta di saat Pandemi ini menjerit pasalanya para petani sudah dua musim ini mengalami kerugian ratusan juta rupiah yang di akibatkan serangan hama tikus yang sampai saat ini masih menyerang petani di desa Cisaaat dan desa Kertamukti, Purwakarta Jabar. (15/06-2021)

Ahya selaku tokoh petani menjelaskan bahwa serangan hama tikus ini mulai menyerang persawahan sejak padi berisi hingga panen yang hasilnya mengalami turun dtastis.

“Terus terang petani disaat Pandemi ini mengami kerugian yang besar karna hasilnya tidak memuaskan akibat serangan tikus.”keluh ahya warga Cisaat, pada media. (14/06-2021)

Masih menurut ahya sebenarnya petani sudah kewalahan dalam mengatasi serangan hama tikus yang semakin menjadi jadi berbagai cara petani sudah di lakukan namun belum bisa mengatasi hama predator ini.

“Berbagai cara telah di lakukan petani namun belum megatasi serangan hama terganas menghantui para petani,” tandas tokoh petani ini.

Para petani mengharapkan kepada pihak pemerintah Daerah (Pemda) Purwakarta terutama dalam hal ini Dinas Pertanian agar turut membantu dalam mengatasi serangan hama tikus yang menyerang petani di Purwakarta.

“Kami minta Pemda Purwakarta terutama Dinas Pertanian agar turun ke lapangan membantu cara mengatasi hama tikus ini .”harap mantan kades hormat ini.

Serangan hama tikus ini meyerang dua desa di kecamatan Campaka Purwakarta lahan persawahan yang jadi korban kerugian petani ini di perkirakan puluhan hektar.

Sedangkan Dinas Pertanian Purwakarta dalam mengatasi hama tikus ini sedang berjibaku dengan cara melakukan gerakan gropyokan basmi tikus di berbagai desa yang terserang di kecamatan Campaka dan Cibatu.

” Kami siap bantu petani dengan cara gerakan gropyokan hama tikus yang kita galakan di berbagai desa terutama di kecamatan Campaka dan Cibatu silakan petani yang mau ikut hubungi dinas pertanian.”tegas Kadis Pertanian Ir.Sri Jaya Midan MP yang di konfrimasi lewat ponselnya.

Kadis pertanian menyarankan kepada para petani yang mengalami kerugian akibat hama ini untuk segera ikut program Asuransi  Usaha Tani Padi (AUTP) yang sudah di galakan Dinas Pertanian sehingga mengurangi kerugian dalam hal ini.

” Kami sarankan pada petani yang mengalami kerugian untuk segera masuk kartu asuransi AUTP kami siap membantu dalam hal ini untuk mengurangi kerugian yang di alami petani,Kami sarankan utk musim tanam selanjutnya agar para petani masuk asuransi usahatani padi, bila terjadi puso maka pemerintah akan mengganti kerugian petani sebesar 6jt/ha..”papar Kadis Midan.

Di harapkan hama tikus ini bisa segera di atasi pihak pemerintah daerah  Purwakarta terutama Dinas Pertanian secara tanggap sedang menjalankan program Gropyokan di persawahan Purwakarta. (Fuljo)

0

Suara Indonesia News- Lhokseumawe. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Aceh Utara menyurati pimpinan Telkomsel Cabang Lhokseumawe untuk sidang gugatan. Selain termohon, BPSK juga memanggil pemohon, Saiful sebagai pelanggan pengguna kartu halo.

“Benar, sudah kita surati pemohon dan termohon untuk mengikuti sidang sengketa pada Kamis (17/6-2021)  pukul 2 siang,” ujar Wakil Ketua BPSK Aceh Utara, Hamdan kepada awak media di Lhokseumawe, Senin (14/6-2021).

Hamdan mengatakan, setelah menerima laporan Saiful pada pertengahan pekan lalu, pihaknya sudah menelaah dan menyimpulkan materi berdasarkan bukti yang diajukan sudah memenuhi unsur untuk digelar sidang gugatan.

“Majelis hakim sudah disiapkan, dari komisioner BPSK juga. Saat persidangan nanti keterangan pemohon akan dikonfrontir kepada termohon dalam hal ini Telkomsel,” kata Hamdan.

Dia menyebutkan proses persidangan ala BPSK tidak jauh berbeda dengan persidangan di peradilan umum. Proses persidangan disebut biasanya digelar beberapa kali hingga menghasilkan putusan yang harus dipatuhi.

Bagi pihak yang tidak menerima hasil putusan, maka bisa menggunakan hak konstitusi di pengadilan negeri setempat.

“Jika tidak puas, hasil putusan sidang di BPSK bisa dijadikan dasar untuk mendaftarkan gugatan perdata ke pengadilan negeri atau setelahnya kasasi ke mahkamah agung” kata Hamdan.

Ia menjelaskan, sebagai lembaga negara non struktural, keabsahan BPSK dan kewenangannya diatur dalam Undang undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Proses hukum acara juga dituangkan dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI.

“Untuk itu, apapun hasil yang diputuskan oleh majelis hakim, para pihak harus patuh,” ujarnya berharap.

Sementara itu termohon, Saiful mengapresiasi kinerja BPSK Aceh Utara dalam menangani perkara ini. Dia mengaku siap mengikuti proses persidangan. “Saya siap hadir di persidangan dan menyampaikan gugatan saya ke Telkomsel di hadapan majelis hakim” kata Saiful.

Dia kembali mengulangi, kasus gugatan ini berawal dari layanan buruk perusahan jasa telekomunikasi plat merah itu. Saiful sebagai pengguna kartu halo, merasa dirugikan atas tagihan bulanan yang terus bertambah. Sementara dia mengaku tidak pernah menggunakan nomor tersebut secara inten hingga bisa mencapai angka yang tertera pada tagihan. Dia mengaku tetap membayar tagihan yang mengalami kenaikan hingga 200 persen lebih dari tagihan tetap bulanan sebesar Rp100 ribu.

Pada akhirnya, beberapa waktu lalu, kartu halo yang dia gunakan diblokir oleh provider, padahal ia baru saja membayar tagihan sebesar Rp200 ribu.

Selain itu, kenaikan tarif bulanan yang dilakukan sepihak oleh PT Telkomsel merupakan materi berikutnya dalam gugatan.

Akibat pemblokiran permanen kartu halo miliknya, Saiful mengaku sangat dirugikan dari sisi profesi dan bisnis yang dia jalankan. Untuk itu, dia melayangkan gugatan ke BPSK Aceh Utara baik secara materil maupun inmateril.

“Bisa jadi korban bukan hanya satu orang. Bayangkan seluruh Indonesia, berapa ribu pelanggan semuanya. Ini kita dirugikan, saya merasa diperas. Untuk itu saya berharap keputusan BPSK dapat melindungi hak kami sebagai konsumen” kata Saiful yang juga wartawan di salah satu media swasta nasional. (Ibnu H)

0

Suara Indonesia News – Aceh Singkil. Realisasi Vaksinasi Covid-19 dengan sasaran guru di Kabupaten Aceh Singkil, sudah mencapai 1.320 orang. Data tersebut merupakan vaksinasi tahap pertama. Sedangkan realisasi vaksinasi dosis kedua baru 295 orang per 12 Juni 2021.

Sementara itu jumlah sasaran tenaga pendidik dan kependidikan yang divaksin 2.828 orang. Rinciannya guru TK 521 orang, SD 1.124 orang, SMP 654 orang dan guru SMA 529 orang.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil, Khalilullah, mengatakan, vaksinasi Corona Virus Deseasis 2019 (Covid-19) dengan sasaran guru ditargetkan tuntas sebelum tahun ajaran baru 2021/2022.

“Target sebelum tahun pelajaran baru 2021/2022 yang dimulai pada bulan Juli 2021, sudah divaksin minimal 85 persen,” kata Khalilullah. (14/6/2021).

Mengejar target tersebut telah digelar gebyar vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, tengah melakukan percepatan pelaksanaan vaksinasi. Langkah itu akhiri pandemi Covid-19. (Salomo)

0

Suara Indonesia News – Aceh Singkil. Kesadaran masyarakat Aceh Singkil akan pentingnya suntik vaksinasi mulai tumbuh. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat yang hadir dalam acara vaksinasi massal di Puskesmas Singkil.

Kepala Puskesmas Singkil, Dr Ayi kepada awak media di sela-sela acara vaksinasi massal menjelaskan, sejak Februari sampai sekarang Puskesmas Singkil sudah 1.318 jiwa yang melakukan suntik vaksin, itu tahap Satu dan Dua.

“Alhamdulillah. Sampai hari ini sudah ada 1.318 jiwa yang melakukan suntik vaksin. Hal ini cukup menggembirakan, meski masih jauh dari target kita yakni 9.000 dosis,” kata Dr Ayi, Senin (14/6/2021) di ruang kerjanya.

“Kita terus melakukan sosialisasi pentingnya suntik vaksin kepada masyarakat. Sehingga tim kita melakukan jemput bola ke rumah warga agar mereka mau disuntik,” katanya.

Ayi melanjutkan, hari ini yang menerima suntik vaksin terdiri dari para Guru Tenaga Pendidikan, perangkat desa, masyarakat dan sebagian lagi dari ASN.

“Sejak awal kita kejar bola memastikan masyarakat mau disuntik vaksin, meski harus pintu ke pintu. Kita beri pemahaman kepada mereka bahwa suntik vaksin aman dan halal,” ujar Ayi.

Ayi juga menambahkan, pihaknya saat ini berharap kepada seluruh pejabat Pemerintahan Kabupaten Aceh Singkil agar ikut serta menyuruh bawahannya mau disuntik vaksin, mengingat masih sedikitnya ASN yang mau disuntik.

“Untuk 90 dosis hari ini terdiri dari GTP, Polhut, Diskomifo, perangkat desa dan masyarakat, yang disediakan dinas pada jam 12 siang tadi sudah habis. Mudah-mudahan ke depannya antusias masyarakat semakin meningkat lagi ,” tandasnya. (Salomo)

0

Suara Indonesia News – Rote Ndao. Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.I.P,.M.M direncanakan Besok (15/06-2021), akan berkunjung Ke Rote Ndao bertujuan  membuka acara pembukaan TMMD  ke-111 TA. 2021 di Garasi Serbaguna Makodim 1627/Rote Ndao Selasa (15/6/2021)

Informasi yang diperoleh wartawan media Dance Henukh, rencana Komandan Korem (Danrem)161/Wira Sakti Brigjen TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.I.P,.M.M, Bakal disambut langsung oleh Bupati Paulina Haning-Bullu,

Komandan Kodim (Dandim) 1627/Rote Ndao, Letkol (Inf) Educ Parmadi Eko PB,  dan forum koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Rote Ndao. (Dance Henukh)

0

Suara Indonesia News – Aceh Utara. Polisi meringkus seorang pria berinisil A, alias Dubai, 26 tahun warga Gampong Glong Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara.

Perkaranya, Dubai bersama dua temannya dilaporkan telah menyamun seorang remaja bernama Mahmudi (17) di kawasan Gampong Moncrang Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara.

Perkara yang menjerat dubai dilaporkan terjadi pada Kamis (10/6/2021) di lapangan Jalan line Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara.

Kapolres Aceh Utara AKBP Tri Hadiyanti, S.I.K melalui Kapolsek Syamtalira Aron Iptu Parlindungan Parhusip menyampaikan modus operandi pelaku yakni menyasar remaja yang sedang duduk-duduk, kawanan pelaku mendatangi korban dan menuduh mereka sebagai orang yang telah memukuli teman pelaku.

“Karena dituduh demikian, tentu korban membantah, lalu pelaku merampas hp korban, mengambil gambar korban dengan alasan untuk ditunjukkan pada temannya, lalu korban disuruh untuk menunggu 15 menit, dan kawanan pelaku pergi, hingga kemudian korban menyadari menjadi korban penyamun dan membuat laporan polisi,” ujar Parhusip, Senin (14/6/2021).

Dari laporan yang dibuat korban disertai rangkaian penyelidikan kepolisian, Polsek Syamtalira Aron dibantu Polsek Syamtalira Bayu berhasil menangkap tersangka Dubai di sebuah warung di Keude Bayu Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, pada Sabtu malam (12/6/2021).

Petugas juga turut mengamankan barang bukti Hp Oppo A54 milik korban.

“Masih ada dua orang rekan pelaku yang berinisial S dan Y yang masih kita kejar,” ungkap Kapolsek.

Dari data kepolisian mencatat, tersangka A alias Dubai merupakan residivis yang terlibat kejahatan dengan modus yang sama di Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara pada tahun 2018 lalu.

Dari kejahatan tiga tahun lalu, Dubai dijatuhkan hukuman oleh pengadilan dengan hukuman penjara selama 1 tahun 4 bulan. Saat ini, tersangka A telah diamankan di Polsek Syamtalira Aron untuk proses hukum lebih lanjut. (Azhari)