0

Suara Indonesia News – Majalengka, Kapolres Majalengka AKBP Mariyono,S.I.K.,M.Si beserta jajaran, menghadiri kegiatan Upacara Peringatan Hari Pramuka ke 58 Tahun 2019 Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Majalengka yang digelar di Lapangan Gelanggang Generasi Muda (GGM) Kabupaten Majalengka, Selasa (27/8/2019).

Dalam upacara puncak peringatan Hari Pramuka, Bupati Majalengka Dr.H.Karna Sobahi memimpin upacara jalannya upacara. Dengan mengusung tema, ”Pramuka Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI”, upacara diikuti 1500 Praja Muda Karana (Pramuka) dari seluruh sekolah yang ada di Kota dan seluruh Kecamatan yang di Kabupaten Majalengka dari tingkat SD/MI hingga SLTA/MA.

Bupati Majalengka dalam sambutan upacara mengajak seluruh peserta upacara serta undangan yang hadir untuk menyambut bahagia dan suka cita peringatan Hari Pramuka di tahun ini. Lebih lanjut juga Bupati berharap dalam rangka melihat masa depan yang lebih baik adalah dengan menghayati nilai-nilai kepramukaan, “Sebagai anggota Pramuka, kita harus terus berkreasi dan berkarya”, harap Bupati.

Selain itu juga, Bupati mengajak untuk mengisi usia muda dengan kegiatan yang positif dan produktif, karena menurut Bupati, seorang anggota Pramuka itu harus berani, mandiri, tangguh serta inovatif. “Isilah masa muda kalian dengan hal yang positif dan produktif”, imbuh Bupati.

Di akhir acara, Bupati Majalengka juga mengapresiasi berbagai piala penghargaan kepada penggerak Pramuka yang berprestasi, baik penghargaan tingkat Daerah Jawa Barat maupun tingkat Nasional.

Sementara itu, Kapolres Majalengka yang juga hadir dalam upacara lengkap dengan berpakaian Pramuka mengungkapkan bahwa dengan adanya gerakan Pramuka di sekolah-sekolah sebagai bagian dari ekstrakulikuler yang wajib diikuti berharap agar nilai-nilai kepramukaan yang diajarkan kepada para pejalar dapat membentuk karakter para pemuda untuk menjadi pribadi yang tanggguh dan mandiri.

“Semoga gerakan pramuka dapat membentuk karakter para pemuda untuk berkreasi, berkarya dan berperan”, ungkap Kapolres AKBP Mariyono. (Pi)

0

Suara Indonesia News – Lingga, Satu orang Nelayan yang sedang melaut Saipol (35) thn, yang dinyatakan hilang ditemukan TIM Basarnas dalam posisi terombang ambing di perairan selat Selayar Kabupaten Lingga.Selasa ( 27/08/19) sekitar pukul  08 : 30 wib

Kasi OPS Kantor Basarnas Tanjung Pinang melalui Humas Basarnas Tanjungpinang Agung Satria menyampaikan,” Kita mendapat informasi dari Pos TNI AL Penuba bahwa ada nelayan yang hilang. Dengan gerak cepat kita langsung menuju ke tempat kejadian.

Nelayan yang hilang bernama Saipol warga Tanjung Dua Kecamatan Selayar, Nelayan yang dinyatakan hilang berhasil kita temukan di titik koordinat 0’1539.37’S  104’2055’24 T di selat Selayar dalam kondisi selamat bersama Pompong yang di tumpanginya, Dikarenakan rusak mesin saat melaut  Saipol terombang ambing di trngah laut.

Evakuasi penyelamatan pun  langsung di kerahkan. Pompong yg di tumpangi Saipol langsung kita tarik menuju Tanjung Dua Kecamatan Selayar.

Dengan ditemukanya nelayan yang dinyatakan hilang operasi pencarian langsung kita tutup ujarnya. (Obet)

0

Suara Indonesia News –  Muara Enim, Bhabinkamtibmas Polsek Tanjung Agung, melaksanakan giat “COMING to DESAMAS” (Coffee Morning Kades, Babinsa dan Bhabinkamtibmas), hari Selasa 27/08/2019 sekitar pukul 09.00 Wib sampai selesai.

‌Kegiatan tersebut dilakukan di Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim.

‌Adapun personil yang mengikuti kegiatan tersebut yaitu :

  1. Bripka Suprianto
  2. Bripka Hari Ilham Maulana
  3. Bripka Coyan Enzani
  4. Brigpol Irwansyah
  5. Brigpol Bustanil Arifin
  6. Brigpol Tetra Agus
  7. Brigpol Dwi Yatmoko
  8. Brigpol Hadi Prasetyo

Kegiatan yang dilakukan antara lain Koordinasi bersama 3 Pilar di Desa antara Kades, Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam rangka persiapan menjelang Pilkades serentak, dimana kita harus dapat saling sinergitas menciptakan kamtibmas yang aman di kecamatan kita.

Sekaligus dapat memberikan himbauan Kamtibmas tentang larangan Karhutlah ke warga di Desa binaan kita yang saat ini sedang musim kemarau panjang. Dan juga memberitahukan kepada warga bahwa besok kita sama-sama melaksanakan Solat Istisqo di lapangan Masjid At-Toyibbin, dimana kita memohon ampunan dan ridho-Nya untuk dapat segera selesai musim kemarau ini dan segera diturunkan hujan. (Candra)

0

Suara Indonesia News – Batam, Konferensi Pers Mapolda Kepri terkait kasus Narkotika seberat 30,8 kg oleh Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Drs S Erlangga didampingi Dirpolaurud Polda Kepri Kombes Pol BenyaminSapta S.IK,M.SI dan Kabag Wassidik Ditresnarkoba Polda KepriAKBP C.P Sinaga S.IK,M.Hyang digelar di Mapolda Kepri pada hari senin (26/08/19)

Kabid Humas Polda Kepri  Kombes Pol Drs.S Erlangga menyampaikan,” Pengungkapan tindak pidana Narkotika pada hari jumat tanggal 23 Agustus 2019 sekitar pukul 06.00 wib, oleh Ditpolairud Polda Kepri yang melakukan patroli di  perairan perbatasan untuk  antisipasi masuknya Narkoba ke wilayah Batam.

Sekitar pukul 08.45 wib, dijumpai 1 (satu) unit Speed Boat dengan 2 orang penumpang  tampak resah dengan inisial LS dan SY  saat ada patroli, Saat didekati dan dilakukan pengecekan Speed Boat tersebut ternyata  berlayar dari OPL (Out Port Limit) tujuan Batam, dan

ditemukan serbuk Kristal diduga Narkotika jenis sabu yang dibungkus dengan plastik warna kuning emas merk Guanyinwang sebanyak tiga puluh (30) bungkus dan disimpan didalam  empat  (4) buah ember oli

Modus operandi para tersangka, IS dan SY berangkat menuju johor Malaysia menggunakan jalur resmi dan menginap selama 1(satu) hari. Keesokan harinya mereka menemui Inisial AP status DPO dan Inisial PT status DPO merupakan warga Negara  Malaysia di wilayah pantai sungai Rengit Malaysia yang sudah mempersiapkan speed boat berisi barang tersebut, seolah – olah mereka adalah sebagai salah satu teknisi dikapal tersebut.

Selanjutnya Penyidik Ditpolairud bersama dengan Dit Resnarkoba Polda Kepri, melakukan pengembangan kasus berupa control Delivery dan berhasil mengamankan tersangka lain dengan inisial PT alias D  di pantai Bengkong untuk menunggu Narkotika jenis Sabu tersebut datang lalu akan dibawa ke salah satu ruko di wilayah Botania, Nongsa Batam dengan menggunakan Mobil Lancer warna Merah.

Pengembangan berlanjut mengarah ke lokasi tempat penampungan barang tersebut di wilayah Botania dan berhasil mengamankan tersangka Inisial NS yang bekerja sebagai karyawan tokoh milik AP (DPO) Peran NS sendiri adalah penerima barang dan menaruhnya dimobil Innova Hitam. Dan dari keterangan para pelaku mereka telah melakukan pekerjaan pengiriman sabu dari malaysia sebanyak lima (5) kali sejak  awal tahun 2019. Dengan menerima upah sebesar Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah).

Tersangka yang berhasil kita amankan sebanyak empat (4)  orang yang berinisial  Inisial IS (43) th, SY (34) th, PT alias D (30) th dan NS (33) th.

Barang Bukti sebanyak  tiga puluh (30) bungkus plastik warna kuning emas merk Guanyinwang berisikan serbuk Kristal diduga narkotika jenis sabu dengan berat 30.837 gram atau 30.8 kg. empat (4) buah ember merk Duckhams, satu (1)  unit pompa air merk shimizu, dua (2) Paspor, baju wearpack warna merah dan biru, empat (4)  unit Handphone dan dua (2)  unit Mobil yaitu Innova hitam dan Lancer merah.

Atas perbuatannya, pelaku melanggar Pasal 114 ayat (2) Undang – Undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun. (Obet)

0

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Puluhan Pemuda yang berasal beberapa gampong di Kecamatan Geureudong Pase, Kabupaten Aceh Utara, menghentikan truck pengangkut alat berat (exavator) milik PT. RPPI kemudian digunakan untuk memasang spanduk penolakan terhadap aktivitas perusahan pemegang izin HTI (Hutan Tanaman Industri) tersebut di Simpang Empat Keude Mbang, Gampong Dayah Seupeng, kecamatan setempat, sekitar pukul 01.30 WIB dini hari tadi, Senin (26/08/2019).

Aksi tersebut berlangsung damai dan persuasif dan supir truck trado yang mengangkut alat berat itu pun cukup kooperatif dengan permintaan warga setempat, sebagaimana dilaporkan oleh Ibnu Hasyim, salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Geureudong Pase kepada awak media.

Diceritakannya, semula sekitar lima puluhan lebih pemuda berkumpul di Keude Mbang membahas rencana rapat dengan MUSPIKA dan para tokoh masyarakat yang direncanakan akan dilaksanakan di pagi hari yang sama, dan selanjutnya usai rapat mereka bergerak hendak memasang spanduk penolakan PT. RPPI di perempatan Keude Mbang yang juga merupakan ibukota Kecamatan Geureudong Pase.

Awalnya warga agak kelimpungan memikirkan cara memasang spanduk di posisi ketinggian antara tiang listrik dan atap ruko. Pucuk dicinta ulam pun tiba, tanpa diduga sejurus kemudian lewatlah truck pengangkut alat berat milik PT. RPPI dan warga berinisiatif menyetopnya untuk dinaiki memasang spanduk dimaksud, kata Lambeusoe, sapaan akrab Ibnu Hasyim.

Tidak ada cekcok atau ribut-ribut dalam aksi spontan itu. Warga menghentikan truck tersebut dengan santun, lalu setelah selesai digunakan untuk memasang spanduk mereka pun dipersilahkan melanjutkan perjalannya ke lokasi PT. RPPI, terang Lambeusoe mengakhiri kisahnya.

Kejadian tersebut terjadi persis satu hari pasca Staf Khusus Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haythar, Harun Thaib, mengecek lokasi usaha PT Rencong Pulp and Paper Industry (RPPI), di Gampong Pulo Meuria, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, Sabtu lalu, (24/08/2019).

Sebagaimana dilaporkan salah satu media online lokal, Harun Thaib atau akrab disapa Tgk. Harun Pineng itu menemukan tumpukan kayu di sejumlah titik. Dia mendesak pemerintah segera menghentikan aktivitas perusahaan tersebut. Pasalnya, perambahan hutan dikhawatirkan menimbulkan banjir besar yang merugikan masyarakat dan daerah.

Harun Thaib alias Tgk. Harun Pineung kepada para wartawan menjelaskan, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haythar menerima informasi dari masyarakat bahwa hutan di sekitar Gampong Pulo Meuria, kawasan usaha PT RPPI sudah gundul. Dan beliau (Malik Mahmud) memerintahkan saya untuk mengecek ke lapangan, apa yang sebenarnya terjadi, makanya kita turun langsung untuk melihat, ujar Staf Khusus Wali Nanggroe Aceh itu.

“Ternyata setelah kita datang ke sini, ada jalan lumayan bagus dan tumpukan kayu cukup banyak. Akan tetapi, ada beberapa tempat yang tidak bisa kita lalui karena ada pengamanan sehingga menjadi sedikit kendala,” kata. Harun Thaib usai meninjau kawasan operasional PT RPPI itu.

Harun Thaib melanjutkan, “Hasil peninjauan ke lapangan, kita menemukan empat titik tumpukan kayu hasil penebangan. Tapi ada satu titik (lokasi) tampak kayu-kayu besar, tidak bisa kita masuk atau lewati karena tidak diberi izin masuk, hanya melihat begitu saja (dari kejauhan) sehingga kita tidak merasa puas.

Harun Thaib menilai penebangan pohon di kawasan hutan tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Karena akan berimbas terhadap terjadinya banjir (saat musim hujan). Jika beribu hektare dirambah hutan seperti ini maka dikhawatirkan ke depan beberapa kecamatan di Aceh Utara sampai Lhokseumawe akan tenggelam, ujarnya.

“Dalam hal ini Wali Nanggroe Aceh pernah menyampaikan kepada saya, bahwa masa konflik Aceh dulu di kawasan hutan ini cukup aman (tidak terjadi perambahan hutan), mengapa ketika Aceh sudah aman (damai) terjadi hutan gundul. Jadi, saya meninjau langsung ke lokasi ini (PT RPPI) berdasarkan arahan dari Wali Nanggroe untuk segera mencari siapa puncanya (pelaku), dan masyarakat sekitar pun sudah mengetahui yaitu PT RPPI. Nantinya,, yang kita sampaikan kepada Wali Nanggroe yaitu lokasi itu (temuan di empat titik) saja,” ungkap Harun Thaib.

Harun Thaib menambahkan, Wali Nanggroe Aceh dari dulu tidak sepakat dengan itu (penebangan pohon), karena rakyat pun sudah tahu semua bagaimana dampak dari perambahan hutan. Kalau pun ada sebagian masyarakat yang ambil (kayu), mereka kan ambil cuma sedikit saja dan tidak dalam areal besar (luas), itu pun prosesnya lama. Jika pihak perusahaan yang mengambil, alatnya canggih-canggih dan sebentar saja hutan sudah gundul.

Menurut Harun Thaib, Wali Nanggroe Aceh berharap aktivitas PT RPPI itu segera dihentikan. Apalagi, kata Harun Thaib, banyak kalangan baik masyarakat maupun mahasiswa dan aktivis LSM meminta penguasa di Aceh secepatnya menghentikan operasional perusahaan tersebut terkait penebangan pohon dalam hutan di pedalaman Geureudong Pase. Bahkan, beberapa waktu lalu, anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman alias Haji Uma juga sudah turun mengecek lokasi usaha PT RPPI itu.

“Kita mengharapkan pemerintah atau unsur terkait yang terlibat harus segera menghentikan aktivitas PT RPPI. Jadi, pihak berkuasa (penguasa) atau pemerintah harus menghentikan perambahan hutan tersebut,” tegas Harun Thaib.

Salah seorang warga Geureudong Pase, Rusli, kepada para wartawan, mengatakan penebangan pohon di lokasi usaha PT RPPI meresahkan masyarakat karena dampaknya akan terjadi banjir. Setahu saya PT RPPI itu beroperasi kurang lebih sudah dua tahun, dan pertama kali mereka masuk ke sini kita sebagai warga tidak mengetahui soal keberadaannya itu,” ujar Rusli yang ikut dalam rombongan Harun Thaib.

Menurut catatan media ini, sudah cukup banyak pihak yang menyuarakan pencabutan izin PT. RPPI tersebut, baik dari unsur masyarakat, kalangan mahasiswa, LSM dan juga Anggota DPD RI asal Aceh (H. Sudirman), karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip perizinan HTI, mengingat kawasan tersebut masih terhitung hutan produktif dan merupakan kawasan penyangga DAS (Daerah Aliran Sungai) serta tempat bagi satwa liar yang dilindungi, seperti gajah sumatera, harimau sumatera dan lain-lain.

Meski demikian, belum ada tanggapan resmi dari pihak Pemerintah Aceh, dalam hal ini Gubernur Aceh selaku pihak yang mengeluarkan izin terhadap Perusahaan Asing tersebut. (Manzahari)

0

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Ratusan Mahasiswa(i) Universitas Malikussaleh (Unimal), mengikuti Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Kecamatan Kutamakmur, Kabupaten Aceh Utara. Kehadiran para mahasiswa disambut dengan sangat baik oleh Muspika Kutamakmur, Senin (26/08/2019).

Kegiatan penyambutan tersebut berlangsung di gedung serba guna Kecamatan Kutamakmur dan Ketua Komite Mahasiswa dan Pelajar Kutamakmur (KOMPAK), Ody Yunanda.

Dalam sambutannya, Ketua KOMPAK mengucapkan selamat datang kepada para mahasiswa Unimal ke Kecamatan Kutamakmur, dirinya berharap agar mereka betah berada di Kecamatan yang masih menurut sebagian orang merupakan kecamatan terpencil di Kabupaten Aceh Utara.

“Selamat datang kepada kawan – kawan Mahasiswa Unimal, hari ini kawan – kawan memasuki Kecamatan yang didalamnya ada Kami, Komite Mahasiswa dan Pelajar Kutamakmur (KOMPAK), semoga kawan – kawan nyaman berada disini dan diharapkan untuk bisa beradaptasi dengan cepat agar bisa berbaur bersama masyarakat disini” kata Ody.

Ody juga menyinggung tentang ketertinggalan Kecamatan Kutamakmur, namun ia berharap agar mahasiswa memaklumi karena Kutamakmur merupakan bekas basis Konflik bersenjata.

Ia juga berharap agar mahasiswa/i Unimal hadir ke Kutamakmur bukan hanya tugas akademik, namun lebih kepada ikatan persaudaraan.

“Kehadiran Kawan – kawan disini diharapkan bukan semata – mata untuk tugas akademik, walaupun topi toga dan ijazah kalian berpengaruh dengan kegiatan ini, dan itu semua hanya untuk jangka pendek, sedangkan yang kita harapkan adalah persaudaraan jangka panjang” ungkap Ody dari atas mimbar yang disambut tepuk tangan gemuruh dari mahasiswa.

Ody juga berharap kepada Keuchik yang menerima mahasiswa di gampong agar memberikan pelayanan yang terbaik tanpa membeda – bedakan. ( Manzahari)

0

Suara Indonesia News – Banda Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, akan menggelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) pada 25 – 28 Agustus 2019.

Penyambutan mahasiswa baru yang diadakan selama 3 hari tersebut merupakan agenda yang tersusun atas pengenalan budaya akademik, pengenalan tentang kemahasiswaan dan juga pengenalan tentang kehidupan kampus yang sebentar lagi akan dihadapi oleh calon mahasiswa UIN Ar-Raniry.

Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Biologi Sains (HIMABIOS) Sulthan Alfaraby yang sekaligus Ketua Panitia PBAK Biologi UIN Ar-Raniry mengatakan, beliau sangat prihatin jika nanti ada mahasiswa baru yang melanggar dan tidak sopan kepada senior. Menurut beliau, tahun lalu ada beberapa oknum mahasiswa baru yang bertindak kurang sopan terhadap senior dikarenakan tidak suka dengan aturan yang ditetapkan. Jika tidak lulus PBAK maka tidak bisa mengikuti sidang yang merupakan syaratnya adalah harus mengikuti kegiatan PBAK.

“Tahun 2018 lalu, ada beberapa mahasiswa yang diberi sanksi oleh panitia dikarenakan tidak sopan dan berkata-kata kasar. Saya dulu juga mahasiswa baru, tapi saya selalu patuhi aturan meskipun ada hal-hal yang membuat kita dongkol, itu hal biasa. Karena bagaimanapun, jika kita tidak lulus PBAK, tentunya kita tidak akan bisa ikut sidang, dikarenakan syarat sidang haruslah mempunyai sertifikat PBAK” ujarnya, Minggu (25/08/2019).

Beliau juga menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan tindak kekerasan atau hal-hal yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) selama PBAK. Menurutnya, PBAK bukanlah tempat ajang ospek dengan kekerasan, tapi lebih kepada penguatan mental, intelektual dan pemahaman tentang kehidupan kampus.

“Kami selaku panitia tidak ada yang namanya sistem kekerasan atau melanggar HAM. Dalam PBAK ini, kami berharap para mahasiswa baru bisa lebih kuat mentalnya, berintelektual dan juga paham dengan kehidupan di kampus. Oleh karena itu, wajib bagi mahasiswa baru untuk berpatisipasi penuh dalam PBAK, patuhi aturan atau silahkan pulang!” tegasnya. (Sulthan)

0

Suara Indonesia News – Kota Lhokseumawe, Pemerintah Kota Lhokseumawe memang sudah beberapa tahun mennyandang gelar dengan posisi Nomer 2 Pemkot/kabupaten termiskin Se- Aceh, sehingga bukti empirik nya adalah sangat banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan bahkan sangat banyak rumah dhuafa yang memang sudah tidak layak huni lagi di wilayah Pemkot Lhokseumawe.

Ketua BEM fakultas Hukum universitas Malikussaleh Muhammad Fadli menyampaikan kepada Media, sudah 14 tahun berlalu Perdamaian Aceh, sudah  74 Tahun pula Indonesia memproklamasikan kemerdekaan nya, namun Sampai saat ini masih banyak Masyarakat Indonesia khususnya sebagian masyarakat Pemkot Aceh yang belum Merasakan kemerdekaan dan perdamaian yang sejatinya nya.

Kemerdekaan dan perdamaian yang sejati selama ini hanya dirasakan oleh segelintir orang saja, yang mempunyai uang dan kekuasaan.

Hari ini (25 Agustus 2019) tepat jam 16.00, kami dari BEM FH UNIMAL turun langsung melakukan survei kerumah masyarakat, disini kami mendapatkan sebuah rumah yang Sangat tidak layak huni di Desa Paloh pintu, kecamatan muara satu, kota Lhokseumawe yang dimiliki oleh ibuk Johari yunus ( 49) Janda yang memiliki 2 orang anak yaitu Satu orang kelas 3 SMP dan satu lagi kelas 3 SD rumah beliau jangan kan untuk bisa tidur dengan pulas, untuk bisa bertahan dari sinar matahari dan deras nya air hujan saja sudah tidak bisa lagi bahkan rumah nya hampir Roboh.

Beliau menceritakan selama ini belum mendapatkan bantuan untuk rumah nya tersebut baik itu dari Pemkot atau dari desa.

Kami disini Sangat prihatin melihat kota Lhokseumawe, seakan – akan kota ini tidak ada pemimpin nya. Walikota tidak pernah hadir mewakili Negara untuk membantu rakyat yang sedang kesulitan dan bermasalah. Sudah 2 periode Suaidi Yahya memimpin Lhokseumawe, Namun kota ini stagnan (jalan di tempat), tidak ada perubahan yang signifikan dilakukan oleh Suaidi Yahya Jangan kan untuk membenahi kota menjadi lebih baik, membantu masyarakat yang kesusahan saja sangat kurang !.

Disini kami dari BEM FH UNIMAL meminta Pemkot Untuk lebih memperhatikan masyarakat yang seperti ini, perbanyak program – program yang langsung menyentuh masyarakat menengah kebawah. Pak wali kasep neuduk jep kupi bak kede kupi, sigoe-goe neutreun neukalon rakyat yang tengoeh menderita. (manzahari)