0

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Forum interaksi mahasiswa kecamatan paya bakong (FIMA) mengencam pemerintah untuk mencabut izin usaha pemafaatan hasil hutan kayu dalam kawasan hutan tanaman industri atas nama PT. rRencong Pulp and Peper Industri (15/07/2019).

Ketua (FIMA) kecamatan paya bakong muhammad khalis, meminta kepada pemerintah untuk secepatnya mencabut izin PT. RPPI yg seluas 10.384 hektare. Karena menurut nya keberadaan PT tersebut tidak ada manfaat sedikutpun untuk masyarakat yang berada di sekitar PT tersebut, justru menjadi mala petaka yang masyarakat rasakan.

Mereka melakukan penebangan kayu dengan cara membabi buta tampa melihat kindisi disekitarnya. Dengan hadirnya perusahaan tersebut membuat rakyat menjadi resah. Kami sebagai rakyat sangat berharap kepada pemerintah aceh, pemerintah aceh utara dan dinas terkait agar menindak lanjuti serta meninjau ulang atas keberadaan perusahaan tersebut sebelum rakyat bicara.

Karna bila 10.000 hektar hutan ditebang rakyat sangat khawatir bila musim hujan maka banjir akan melanda beberapa kecamatan,, kecamatan geureudong pase, meurah mulia, syamyalira bayu, blamng mangat, tanah luas, nibong, matang kuli, paya bakong, tanah pasir lapang seunudon dan kecamatan lhok sukon, karena lokasi yang mereka tebang berada di dua hulu sungai, hulu sungai kereung pase dan hulu sungai kreung keureuto atau kreung paya bakong pungkasnya pada Wartawan Suara Indonesia News melalui pernyataan tertulis.

Muhammad khalis juga menambahkan, apa lagi daerah kami paya bakong sudah ada waduk krueng keureuto yang dalam pembangunannya menelan anggaran hingga Rp 1,7 triliun lebih juga akan menjadi proyek mubazir karna tidak ada lagi sumber air baku.

Tentunya ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat sekitar karena dalam waktu yang tidak lama lagi , air sumur warga ( yang kini sudah menyusut drastis ) akan mengering. Habitat marga satwa , seperti gajah Aceh , harimau sumatera dan hewan langka lainnya juga akan kehilangan tempat untuk berlindung dan berkembang biak.

Oleh karena itu , kami Mahasiswa paya bakong mengencam kepada pemerintah untuk secepat mungkin mencabut izin PT RRPI tersebut , karena jika ini terus dibiarkan akan menjadi masalah serius bagi masyarakat setempat. tutupnya. (Manzahari)

0

Suara Indonesia News – Labuha, Update status terkini :

1. Gane Luar desa Ranga Ranga kerusakan 90% Korban jiwa atas nama Aisa.

2. Desa Dolik 7 rumah rusak warga sudah dievakuasi diketinggian tidak ada korban jiwa.

3. Desa Nyonyifi Tambatan perahu dan rumah dipesisir rusak berat Tidak ada korban jiwa.

4. Desa Matuting Gane Timur Tengah 4 rumah rusak, tidak ada korban jiwa.

5. Desa Pasipalele Jembatan rusak, mesjid dan rumah penduduk juga rusak, Utk rumah penduduk data pastinya belum bisa dikonfirmasi karena penduduk langsung mengungsi pada saat gempa pertama.

5. Bisui Gane Timur Pustu rubuh, 15 rumah retak, 15 rumah rusak berat dan jembatan rubuh.

6. Saketa gane barat 4 rumah rusak Tidak ada korban jiwa.

7. Wayatim Tiga rumah rusak, Tidak ada korban jiwa.

8. Desa Tomara Rumah rusak tetapi belum bisa dikonfirmasi jumlahnya, Warga masih mengungsi

9. Desa Tabapoma Rumah rusak tidak ada korban jiwa
Tetapi jumlah rumah yg rusak belum bisa dikonfirmasi karena warga masih mengungsi.

Laporan : Burhan

0

Suara Indonesia News – Labuha, Meski Kabupaten Halmahera Selatan di Guncang gempa berkekuatan 7,2 Skala rikter namun pihak dinas pendidikan kabupaten Halmahera Selatan, tidak mau meliburkan para siswa-siswi untuk mengikuti proses belajar mengajar maupun yang mengikuti masa orientasi siswa bagi siswa Baru (MOS) di sejumlah sekolah di kabupaten Halmahera Selatan.

Sejumlah sekolah yang tak di liburkan oleh pihak dinas pendidikan kabupaten halamahera selatan di antaranya Sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 6 Kabupaten Halmahera Selatan, yang di liburkan sehingga para siswa-siswi tetap beraktivitas seperti biasa, sehingga hampir seluruh orang tua menghawatirkan keselamatan para anak-anak mereka jika terjadi gempa susulan dan anak-anak mereka akan merasa panik dan ini akan beresiko fatal bagi keselamatan mereka.

Hal ini di sampaikan Ade sarif, salah seorang orang tua siswa kepada wartawan Senin (15/07/2019) mengatakan, pihaknya meminta kepala dinas pendidikan kabupaten Halmahera Selatan, Hj Nurlaila Muhamad, untuk meliburkan sementara sejumlah sekolah di kabupaten Halmahera Selatan karena di ketahui akibat dari gempa Bumi yang berkekuatan 6,2 skala rikter yang merusak ratusan rumah warga dan tempat ibadah di kabupaten Halmahera Selatan dan jika terjadi hal-hal di sekolah maka diknas dinilai lalai Karena tidak memilih langkah ihtiar dalam kepentingan penyelamatan para siswa-siswi di sekolah.

Olehnya pihaknya mendesak kepada kepala dinas pendidikan kabupaten Halmahera Selatan agar dapat meliburkan sejumlah sekolah di kabupaten Halmahera Selatan beberapa hari kedepan karena Bencana alam yang sulit di deteksi ke akuratan terjadi bencana dan di kuatirkan tak bisa di hindari pada saat siswa berada di lokasi sekolahnya. Pintahnya.

Sementara itu, kepala sekolah SMP negeri 6 Halsel dian saat di konfirmasi wartawan Senin (15/07/2019) bertempat di SMP Negeri 6 mengaku siswanya tetap beraktivitas seperti biasa dan tidak di liburkan karena pasca gempa ini tidak ada arahan dari diknas pendidikan halsel untuk siswa-siswi di liburkan jadi kami tetap sekolah, seperti biasa. Ujarnya.

Selain itu kepala Dinas pendidikan kabupaten Halmahera Selatan Hj. Nurlaila Muhamad saat di konfirmasi Senin (15/07/2019) melalui saluran telepon nya mengatakan yang Daerahnya aman untuk tetap melaksanakan sekolah seperti biasa tapi sekolah yang siswanya di pengungsian masih di berikan dispensasi untuk libur. Cetusnya. (Bur)

0

Suara Indonesia News – Kepri, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online serta zonasi tahun ajaran 2019/2020 sudah berjalan dengan baik saatnya para siswa masuk di hari pertama, tampak di salah satu sekolah SD Negeri 013 Bintan Timur Kelurahan Kijang Kota. Senin (15/07/19)

Hari pertama masuk sekolah para pelajar masih di temani oleh orang tua.

Kepala Sekolah SDN 013 Bintim Ema Supriani S.Pd saat di konfirmasi menyampaikan,” Penerimaan siswa baru secara online ditanggapi dengan baik apa lagi di sesuaikan dengan zonasi para siswa.
Cuma aplikasi masih harus di tingkatkan.

Untuk tahun 2019/2020 penerimaan siswa secara online di SDN 013 Bintim sebanyak 53 orang untuk dua kelas sesuai kouta dari Dinas Pendidikan Kab Bintan.
Sedangkan batas usia yang di teruma di SDN 013 Bintim usia 6 tahun 3 bulan.

Dia juga menambahkan,” bahwa kita masih kekurangan guru pendidik apa lagi dua bulan lalu ada 2 guru yang pensiun sedangkan jumlah siswa untuk tahun 2019 dari kelas 1 sampai kelas IV sudah mencapai 330 siswa dengan penggunaan ruang kelas sebanyak 8 lokal. Sedangkan jumlah jumlah guru pendidik ada 18 orang termasuk Kepsek jadi kita masuh kekurangan tenaga pengajar.

Wali murid yang mengantar anak nya ke sekolah di kasih batas waktu selama seminggu untuk mendampingi anaknya di sekolah.
Setelah proses pelajaran telah efisien para wali murid tidak di benarkan lagi untuk mendampingi anaknya ke sekolah tutur Ema,” (Obet)

0

Suara Indonesia News – Labuha, Gempa Bumi yang berkekuatan 7,2 SR terjadi pada Minggu kemarin, (14-07-2019) yang meluluhlantakkan rumah – rumah warga di kecamatan Gane Timur selatan kabupaten Halmahera Selatan provinsi Maluku Utara, di antaranya Desa Gane Luar dan  Desa Ranga Ranga, merupakan paling terparah mengalami kerusakan termasuk satu orang Meninggal di Desa Gane Luar.

Selain kerusakan yang melanda rumah warga di kecamatan Gane timur selatan, kerusakan rumah Juga menimpa rumah milik warga Desa Kuwo, Desa Sawat dan Desa Gaimu Rumah Warga Masyarakat Juga ikut Rusak selain Rumah warga juga tempat Ibadha dan fasilitas Pemerintah juga ikut rusak, hingga saat ini Belum di rinci pasti kerugian dan jumlah kerusakannya dari pihak pemerintahan melalui Badan penanggulangan Bencana Daerah.

Sesuai data yang di terima di sejumlah Desa di kecamatan Bacan timur di antaranya Desa kaireu, Desa nyonyifi, Desa sabatang juga rumah warga mengalami kerusakan termasuk rumah warga Desa wayatim juga mengalami kerusakan ringan maupun rusak berat sehingga warga masih mengungsi mencari tempat aman di Daerah ketinggian, untuk menyelamatkan diri ungkap Anu Salim salah seorang warga Desa Bori kecamatan Bacan timur kabupaten Halmahera Selatan.

Kami Berharap, Pemerintah Daerah Dan Provinsi Cepat Tanggap Darurat dalam merespon Informasi dan kebutuhan masyarakat saat berada di tempat pengungsian karena hampir semua warga yang mengungsi tidak membawa kesiapan saat mengungsi karena sudah merasa panik saat gempa. Yang terpenting adalah pengungsian dari kalangan bayi dan pengungsi usia lanjut (Lansia) sehingga kebutuhan bayi dan Lansia bisa di atasi oleh Pemda Halsel dan Pemda provinsi Maluku Utara karena hingga kini warga masih trauma untuk kembali ke rumah masing-masing. cetusnya.

Sementara itu Pemda Halmahera Selatan saat di konfirmasi melalui Kabag Humas Pemda Halsel Mujibur Rahman melalui saluran teleponnya, Senin (15/07/2019) mengatakan Bupati Halsel Bahrain Kasuba, telah membentuk Tim Terpadu penanganan korban bencana alam yang terdiri dari TNI POLRI,  Basarnas, BMKG, PMI, BPBD, KOMINFO SATPOLPP, DINSOS DAN PUPR.

Dikatakannya Tim pagi ini juga akan turun ke titik- tiitik lokasi yg terkena dampak bencana Yakni kecamatan Gane barat Utara, Gane barat,  Gane barat selatan, Gane Timur, Bacan Timur dan Bacan Timur tengah dan lokasi berdampak gempa yang mengakibatkan warga merasa panik dan mengungsi dan masyarakat masih berada di tempat pengungsian. cetusnya. (Bur)

0

Suara Indonesia News – Labuha, Gempa Bumi Guncang Halmahera Selatan secara berturut-turut pada sore hingga malam tadi. Minggu(14/7-19)

Pihak BMKG Halsel merilis sudah terjadi 37 kali gempa bumi dengan kekuatan magnetudo berbeda-beda mulai dari 7,2 SR hingga yang terakhir 3,9 SR

“Gempa terkahir terjadi pada pukul 22.11 WIT dan masih terus berlanjut. Saat ini sudah 37 kali guncangan”Ujar Kepala BMKG Halsel EKo Wijayandi.

Lanjut Wijayandi, Gempa pertama berkekuatan magnetudo 7,2 SR yang terjadi sore tadi sekitar pukul 18.10 WIT itu tidak berpotensi tsunami lantaran pusat gempa terjadi bukan di bawah laut

“Pusat Gempanya di Kecamatan Gane Barat, atau di 62 km Timur Laut LABUHA MALUT dengan titik koordinat -0.59 LU, 128.06 BT sementara kedalaman mencapai 10 Km. Hingga saat ini Gempanya semakin ke arah barat” Tutur Kepala BMKG Halsel.

Menurut pantauan media ini, atas bencana gempa bumi tersebut sebagian warga yang berada di kota labuha dan sekitarnya panik lalu mengungsi di dataran tinggi, sementara rumah warga pesisir Kecamatan Gane Timur dan Gane barat Kabupaten Halmahera Selatan dikabarkan ambruk.

Selain itu Di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur, dikabarkan terdapat korban jiwa atas gempa bumi tersebut.

Bupati Kabupaten Halmahera Selatan Bahrain Kasuba menyampaikan bahwa pihaknya mendapat kabar bahwa satu warga desa Gane luar meninggal dunia.

“Kami mendapat informasi bahwa salah satu warga Gane luar bernama ibu Aisyah (54) meninggal dunia lantaran gempa tersebut” Tutur Bupati Bahrain.

Atas kejadian gempa bumi tersebut Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan bakal turun ke Pesisir Kecamatan Gane Timur dan Gane barat pada esok hari untuk memberikan bantuan.

“Besok kami seluruh pemerintah akan ke Gane untuk mengecek kondisi warga yang terkena musibah di gane, kami juga bakal menyediakan bantuan berupa makanan” tutup Bahrain. (Bur)

0

Suara Indonesia News – Labuha, Gempa Bumi berkekuatan Magdetudo 7,2 SR, kembali mengguncang Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan sekitar pukul 18:10 Wit, Akibatnya seluruh warga Kabupaten Halmahera Selatan panik dan mengusi di dataran tinggi, Minggu (14/7/2019).

Berdasarkan informasi dari BMKG menyebutkan gempa bumi itu terjadi di 62 km Timur Laut Labuha, Halmahera Selatan Maluku Utara  dengan titik koordinat -0.59 LU, 128.06 BT sementara kedalaman mencapai 10 Kilo meter.

Hal ini di Sampaikan oleh Kepala BMKG Halsel EKo Wijayandi mengatakan Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, Namun Pihaknya mengimbau kepada Warga agar selalu waspada lantaran gempa susulan masih terus terjadi.

Meski di ketahui Tidak berpotensi tsunami, namun di harapkan warga kabupaten Halmahera Selatan tetap waspada kerena gempa terus terjadi, Ada kekuatan gempa yang titik koordinatnya berbeda-beda”kata Eko Wijayandi.

Pihaknya menyampaikan gempa saat ini sudah terjadi gempa bumi sebanyak  kali terhitung dari magnetudo 7,2 SR hingga 4,0 SR.

Sesuai data  informasi yang diterima wartawan media ini menyebutkan sejumlah rumah milik warga roboh akibat guncangan gempa tersebut,  diantaranya Desa Dowora, tawa lemo-lemo, Saketa dan Desa Bisui Kecamatan Gane Timur Tengah, sehingga warga setempat panik dan mengungsi di dataran tinggi. Saat ini belum di diketahui kerugian akibat bangunan warga yang roboh dan rusak parah maupun rusak ringan. tersebut. (Bur)

0

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Mahasiswa pase meminta pemerintah untuk mencabut Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam kawasan Hutan Tanaman Industri atas nama PT. Rencong Pulp and Paper Industri (IUPHHK-HTI PT. RPPI).

“PT. RPPI memiliki izin pemanfaatan kawasan hutan seluas 10.384 hektare. Kami berharap pemerintah dapat mencabut izin tersebut,” ungkap Arisky, salah satu mahasiswa pasee, Minggu 14 juli 2019.

Karena menurutnya, keberadaan PT. RPPI dikhawatirkan akan kehilangan hak garapan warga setempat. Selain itu , akibat aktifitas PT. RRPI ( PT. Rencong Pulp and Paper Industri ) di hulu krueng keureuto dan krueng pase saat ini , yang menguasai 10000 hektar hutan, ratusan hektar sawah yang tersebar disekitar 11 kecamatan dalam kabupaten Aceh Utara akan kering kerontang.

Risky juga menambahkan, waduk krueng keureuto  yang dalam pembangunannya menelan anggaran hingga Rp 1,7 triliun lebih juga akan menjadi proyek mubazir karna tidak ada lagi sumber air baku.

Tentunya ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat sekitar karena dalam waktu yang tidak lama lagi , air sumur warga ( yang kini sudah menyusut drastis ) akan mengering. Habitat marga satwa , seperti gajah Aceh , harimau sumatera dan hewan langka lainnya juga akan kehilangan tempat untuk berlindung dan berkembang biak.

Oleh karena itu , kami Mahasiswa pasee meminta kepada pemerintah untuk secepat mungkin mencabut izin PT RRPI tersebut , karena jika ini terus dibiarkan akan menjadi masalah serius bagi masyarakat setempat. Tutup arisky selaku Mahasiswa UNIMAL. (Manzahari)