PT. Pertamina PHE NSO Bekerjasama Dengan Dinas Kelautan & Perikanan Aceh Utara,...

PT. Pertamina PHE NSO Bekerjasama Dengan Dinas Kelautan & Perikanan Aceh Utara, Selenggarakan Workshop Perlindungan dan Pelestarian Penyu Langka

2,314 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Dalam rangka mendukung implementasi PP 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan dan Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 526/MEN-KP/VIII/2015 tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh, dan/atau Produk Turunannya, Pertamina PHE san DKP Aceh Utara menyelenggarakan Workshop Perlindungan dan Pelestarian Penyu di Aceh Utara, yang dilaksanakan di Hotel Diana Kota Lhokseumawe. kamis,17/06/19

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ir. Jafar Ibrahim dilanjutkan penyampaian materi mengenai Peran Pemerintah ( DKP Aceh Utara) dalam Pelestarian Biota Dilindungi.

Dengan dilaksanakannya acara workshop ini dapat memberikan pemahaman serta penyamaan persepsi kepada seluruh stake holders sebagai bentuk harapan mendapat dukungan dari KKP, BPSPL Padang, DKP propinsi Aceh, Balai KSDA Aceh, Universitas Malikussaleh dan Universitas Syiah Kuala, dalam menjaga kelestarian habitat penyu, konservasi kawasan mangrove dan pengembangan wisata pesisir pantai. Hakikat dari konservasi yang dilakukan bisa melibatkan masyarakat sehingga masyarakat tersebut bisa paham, mulai mengerti dengan arti pentingnya melakukan pengelolaan terhadap penyu, sampai kepada prakteknya.

“Dengan adanya workshop pelestarian dan pelindungan penyu ini diharapkan akan lahir semacam forum pengelolaan penyu di Aceh Utara dalam menjaga habitat penyu, kami sangat mengapresiasi inisiasi PHE NSO atas dilaksanakannya kegiatan ini.” kata Jafar.

Selanjutnya penyampaian materi oleh Bapak Faisal Marzuki dari Pertamina tentang program Keanekaragaman Hayati PHE NSO,  dilanjutkan materi dari DKP Propinsi Aceh , bapak Dr. Farok Afero, M. Sc. Bidang kelautan, pesisir  dan pulau-pulau kecil Tentang Kebijakan Pembangunan Pesisir  Aceh. Pemateri selanjutnya di sampaikan oleh Ibu Dina Arya Purnamadari BPSPL Padang dengan materi tentang kawasan konservasi perlindungan penyu. Selanjutnya materi disampaikan dari pusat kajian satwa liar (PKSL) divisi hewan akuatik fakultas kedokteran hewan Unsyiah oleh bapak Arie Muhardy, S.KH.M.Si dengan materi perlindungan dan pelestarian penyu di propinsi Aceh. Lalu materi dari Yayasan Agro Bina Mandiri, dan terakhir Pak Amri sebagai tokoh konservasi penyu dari Desa Bantayan, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara.

Setelah penyampaian materi dilaksanakan sesi agenda diskusi, tanya jawab dan penyusunan kesepahaman mengenai Komitmen Bersama dalam Perlindungan dan Pelestarian Penyu dan konservasi kawasan mangrove. Acara diakhiri dengan membuat Komitmen Bersama dalam Perlindungan dan Pelestarian Penyu tentang instansi/institusi apa yang bertanggung jawab terhadap kegiatan/kejadian terkait penyu di Aceh Utara.

Acara ini dihadiri oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut  (BPSPL) Padang Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, DKP Provinsi Aceh,BAPPEDA Aceh Utara, Unsyiah, Unimal,Balai KSDA Aceh, Camat, Penyuluh Perikanan PNS/Bantu dan sejumlah Panglima Laot di Aceh Utara.

Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa tempat penyu sering dijumpai bertelur di Kabupaten Aceh Utara, yaitu di sepanjang pesisir pantai wilayah timur Desa Bantayan kecamatan Seunuddon dan wilayah pesisir pantai kecamatan tanah Jambo Aye, oleh karena itu melalui kegiatan workshop ini dibahas manajemen pengelolaan perlindungan penyu. Jenis spesies penyu tersebut penyu belimbing.

Kabid Tangkap, Rawan Rusmawijaya, ST. menuturkan bahwa penyu adalah komponen penting dalam rantai makanan. Namun banyak ancaman besar yang menghantui populasi penyu, mulai dari sektor perikanan hingga konsumsi manusia dan penangkapan liar. Tak jarang ancaman itu berasal dari manusia sendiri. Eksploitasi penyu dan telur penyu di pantai misalnya,” tambah dia.

Untuk menyelamatkan populasi penyu, Rawan menuturkan sedikitnya ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan warga dan wisatawan. dengan tidak membuang sampah sembarangan dan  mendukung ecotourisme yang berkelanjutan, yang tahu betul sifat alami dari penyu. Terakhir, lanjut Rawan, adalah ikut meningkatkan kesadaran komunitas sekitar tentang pentingnya eksistensi penyu dan kelestarian kawasan Konservasi Mangrove.

“Sementara itu, DKP Aceh Utara dan PHE NSO akan melakukan survei untuk menentukan status populasi,perlindungan dan pelestarian penyu serta Kawasan Konservasi Mangrove. Kami juga menetukan strategi konservasi berbasis data, serta melakukan sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat,” tutup Rawan.

Reporter : Azhari

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY