0

Suara Indonesia News – Lhokseumawe, Kantor pengawasan Bea dan Cukai Tipe madya pambean C Lhokseumawe memunaskan 70 ton bawang merah impor illegal hasil sitaan 14 April 2019 lalu.

Meskipun pemusnahan awal di lakukan secara simbolis dengan cara di bakar di gudang Bulog, kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, namun sebagian besar kemudian dibawa ketempat pembuangan Akhir ( TPA) Gampong Alue lim kota setempat serta dimusnahkan dengan cara ditimbun. Rabu, 15 Mei 2019.

Kepala Kantor pengawasan dan pelayanan Bea dan Cukai Tipe madya pambean C Lhokseumawe, Supriyanto mengatakan, bawang merah impor illegal yang di musnahkan tersebut, merupakan hasil penindakan dari tim patroli dan berhasil di tangkap diperairan Jambo aye, Aceh Utara

Ini prosesnya diperkirakan sudah satu bulan lebih, awal mula di tangkap pada tanggal 14 April 2019 lalu, bawang-bawang ini dibawa menggunakan dua kapal motor (Km) sinar Rahmat laot GT 25 nomor 3105/ppf, dikapal ini kita amankan sebanyak 1. 748 karung, dan perkarung berisi 20 kilogram. Kemudian dikapal motor samudra Al-Mubarakah GT 45 bernomor 1385 /PPF kita amankan 3.872 karung. Perkarung berisi 10 kilogram, katanya kepada awak media.

Sambungnya lagi, selain mengamankan barang bukti, pihaknya juga berhasil membekuk dua nahkoda yang bertanggungjawab atas barang bawaan tersebut berinisial M dan SY yang merupakan warga kabupaten Aceh Timur. Dan saat ini keduanya sudah dititipkan di lapas Lhoksukon.

Sebelum melakukan pemusnahan ini kita lakukan uji laboratorium dan bawang-bawang ini memang tidak layak di konsumsi lagi, ungkapnya.

Lanjutnya, untuk menekan kembali masuknya barang impor illegal, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan jajaran TNI AL, dan juga pol Airud, pihaknya juga membuka ruang informasi kepada masyarakat untuk melaporkan jika mengetahui dan penyuludupan barang illegal.

“Mungkin kendala bagi kami saat ini disebut operasional, namun tidak mengurangi intensitas kami untuk terus berpatroli guna melindungi masyarakat dan petani lokal dari serbuan barang-barang illegal yang masuk”ujarnya.

Sementara itu, sekretaris daerah kota Lhokseumawe, Miswar, mengapresiasi kinerja petugas yang sudah berhasil menangkap dan mengamankan barang impor illegal tersebut, sehingga petani lokal bisa berkiprah dalam dunia dagangnya, tanpa harus dihantui oleh barang impor illegal.

“Kalau bawang illegal ini terus masuk maka petani akan mau menahan lagi, pasalnya akan berpengaruh pada harga pasaran, kita juga akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk melakukan penanaman bawang dan komoditas lainnya guna untuk dikonsumsi, imbuhnya.

Reporter : Azhari

0

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Kasus pembunuhan yang terjadi di Ulee Madon Aceh Utara, dimana seorang ayah yang tega menghabisi istri dan anak tirinya tidak memiliki rasa takut kini terungkap misteri baru, Pelaku diduga juga melakukan praktik dukun selain bekerja sebagai buruh bangunan. Hal itu disampaikan Muzakkir, adik dari suami pertama korban. (15/05/19)

Muzakir mengatakan, hal itu terungkap setelah ditemukan sejumlah barang-barang milik pelaku pembunuhan sadis seperti foto-foto perempuan, sesajen, dupa, dan beberapa gelas berisikan air dengan berbagai warna, benang warna-warni, jarum, batu, serta sebilah dahan bambu kering.

“Barang tersebut ditemukan di dalam lemari dapur rumah korban Irawati di Desa Ulee Madon Kecamatan Dewantara Aceh Utara, Selain itu juga ditemukan fotonya bersama kelurganya, tapi foto dia bersama adiknya yang masih hidup sudah dipotong,”jelasnya.

Saat ditemukan alat dukun itu ada foto yang sudah dicelupkan dalam air, terlihat juga foto tersebut sudah pudar. “Barang tersebut diduga milik pelaku,”Selain itu, dia juga menemukan fotokopi surat tanah milik korban. tambah Muzakir.

Kasus tersebut juga di tanggapi oleh Ketua Ikatan Pemuda Aceh Utara (IPAU) Saifullah, meminta agar pemerintah Aceh segera membuat Qanun Qishah, sehingga para pelaku pembunuhan dapat dihukum sesuai dengan hukum Syari’at Islam yang berlaku di Aceh.

“Kita khawatir kasus-kasus pembunuhan akan semakin tak terbendung,” pinta Ketua IPAU.

Pihaknya berharap agar pemerintah Aceh sebagai eksekutif, segera membuat draft Qanun Qishas. Untuk dibahas dengan legislatif Aceh. Pasalnya, ini merupakan amanah dari Syari’at Islam.tutup Saifullah.(man)

0

Suara Indonesia News – Kampar, Pembangunan jembatan di RT 01 RW 02, Dusun Batu Langka Kecil Desa Batu Langka Kecil, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar sangat memprihatinkan. Pembangunan jembatan yang dikerjakan oleh Jonnedi S.Ag, sebagai Kepala Desa Batu Langka Kecil menggunakan Dana Desa ( DD) tahun 2018 diduga asal jadi.

Menurut salah seorang warga Desa Batu Langka Kecil yang tidak mau disebutkan namanya menyampaikan kepada awak media di Bukit Candika Bangkinang Kota, jembatan itu dikerjakan tahun 2018 akhir. “Kalau masalah pakai plang anggaran, menurut informasi dari masyarakat tidak ada pakai plang anggaran,” ungkapnya. Senin, (13/05/19).

“Sementara itu, untuk kondisi pembangunan jembatan tersebut seperti yang kita lihat. Ada yang retak, pokoknya tidak layak pakai, diduga asal jadi. Pembangunan Jembatan itu menghubungkan jalan ke arah perkebunan warga, tidak difungsikan. Jangankan kendaraan untuk melalui jembatan itu, pejalan kaki pun susah untuk melaluinya. Harapan kita untuk kedepannya, agar diperbaiki secepatnya. Supaya bisa di lewati oleh warga, dan transparan,” ungkap warga.

Kemudian terkait proyek sumur bor yang ada di Dusun Batu Langka Kecil, “yang kita pertanyakan apakah sampai disitu saja sumur bor itu. Apa tidak ada pakai tengki ataupun bak yang bisa difungsikan oleh masyarakat, jadi kesannya diduga keluarga dia aja yang memakainya,” tutur salah seorang warga Desa Batu Langka Kecil yang tidak mau disebutkan namanya.

“Karena bantuan pemerintah itu tidak mungkin setengah – setengah, pasti dibangun untuk difungsikan. Sedangkan untuk masalah air bersih, masyarakat sangat membutuhkannya. Memang ada sumur bor satu lagi, disitu banyak masyarakat mengambil air bersih. Tetapi itu masih kurang juga, kadang – kadang masyarakat butuh air bersih ditutup dulu, payah jadinya kalau begitu,” keluhnya.

Warga berharap, supaya masyarakat bisa mengambil air bersih disitu. Sebab di sekitar itu ada masyarakat yang mengambil di rawa – rawa, sebab disana ada sumur seharusnya ada tengki penampung air.

“Pokoknya gimana supaya bisa dipakai oleh masyarakat, itu kesannya cuman paralon saja. Kalau memang masalah ini tidak selesai, kita lanjutkan ke atas. Karena masyarakat sangat kecewa,” tegasnya.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Batu Langka Kecil, Jonnedi S.Ag, saat dikonfirmasi oleh awak media di salah satu parkiran kantor Bupati Kampar mengatakan, “jadi kemarin menimbun jembatan itu rencananya gotong royong. Karena dananya tidak cukup, hanya sampai disitu. Kemudian masalah proyek pembangunan jembatan yang retak itu, tidak bisa kita jamin. Siap kita kerjakan, lalu retak gak bisa pula caranya sama kita, sedangkan jalan setapak saja kadang – kadang seperti itu. Jadi persoalannya Inspektorat sudah turun, kita hanya menunggu instruksi. Kalau memang disuruh perbaiki, tidak jadi persoalan sama kita memang seperti itu kerja kita di Desa,” jelas Jonnedi.

“Karena sampai hari ini kita sudah dua periode atau tiga periode di Desa, belum ada lagi bermasalah kerja kita selama ini. Tapi itu tidak masalah kalau orang mengkritik kita, silahkan saja. Tetapi seharusnya bertanya dulu, ini kenapa dan dimana. Ini datang melapor tanpa konfirmasi, berarti tidak mau berkawan namanya itu. Saya kalau bisa senegeri ini silaturrahminya itu jalan, tetapi saling menyalahkan itu bisa kok pak,” lanjut Kades.

“Sewaktu pengerjaan proyek jembatan itu kita pakai plang anggaran, tidak ada pengerjaan kita yang tidak pakai plang anggaran. Masalah anggarannya kita tidak ingat lagi berapa, coba kita lihat lagi berapa anggarannya.

“Selanjutnya Proyek sumur bor ini bersumber dari Dana Desa tahun 2018, diperuntukan untuk masyarakat. Sementara tudingan – tudingan masyarakat katanya keluarga saya yang pakai, itu tidak benar sudah kita buatkan baknya disitu untuk tempat mandi dan mengambil air. Padahal itu tanah pribadi saya semuanya yang kita jadikan, seluruh fasilitas di Desa itu tanah pribadi kita yang di jadikan,” terang Kepala Desa Batu Langka Kacil.(Renaldy)

0

Suara Indonesia News – Labuha, Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Hi. Bahrain Kasuba bersama Wakil Bupati Halsel Iswan Hasjim, hadiri acara Kenal Pamit Kapolres Halsel dari AKBP Agung Setyo Wahyudi SH. S. I. K. M. Si, kepada AKBP Faisal Aris S. I. K. MM. Bertempat di Aula Kantor Bupati Halsel. Selasa, (14/19).

Pada kesempatan ini, Bupati Hi. Bahrain Kasuba menyampaikan rasa terima kasih kepada Kapolres Halsel lama yang telah bertugas walaupun belum begitu lama dalam mengamankan pesta demokrasi serta mengamankan Halmahera Selatan sehingga Halmahera Selatan bisa aman dan damai sampai saat ini.

“Selamat menjalankan tugas ditempat yang baru, semoga selalu amanah dan semoga keakrapan kita selalu tetap terjalin dengan baik,”ungkap Bupati

Sementara untuk Kapolres Halsel yang baru, orang nomor satu di Halsel ini mengucapkan selamat datang di Bumi Saruma dan semoga dapat menjalankan tugas yang lebih baik dalam memberikan pengamanan Kamtibnas yang kondusif di Halsel.

“Semoga dengan adanya Kapolres baru ini, kita dapat bekerja sama dengan baik dalam mengamankan pesta demokrasi kepala daerah yang akan berlangsung nanti, “tutup Bupati

Pada kesempatan ini juga Kopolres Halmahera Selatan (Halsel) yang sebelumnya AKBP Agus Setyo Wahyudi, SH, S.Ik, M. Si. menyampakain bahwa dengan waktu yang begitu sempit kurang lebih delapan bulan dirinya menjalankan tugas di Kabupaten Halmahera Selatan, tetapi baginya waktu itu sangat begitu padat.

Dirinya juga menyampaikan bahwa, sejak bertugas di 7 Provinsi, menurutnya Kabupaten Halsel yang paling terjaga kebersamaannya yang tidak ia jumpai ditempat tugas sebelumnya, Khususnya untuk jajaran Forkopimda Halsel yang selalu kompak dalam menjalankan tugas.

” Saya beserta keluarga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan Unsur Forkopimda, yang sudah banyak memberikan bantuan dan suport kepada Polres Halsel selama saya menjabat, sehingga kami dapat bertugas dengan baik,dan semoga keakrapan kita selalu tetap terjaga,”ujar mantan Kapolres Halsel. AKBP Agus Setyo Wahyudi. SH. S. I.K. M. Si.

Kemudian ucapan terima kasih juga disampaikan Kapolres baru AKBP Faris Aris, S. I. K, MM, kepada Pemerintah Kabupaten Halsel, yang telah menyambut kedatangannya dengan begitu sakral dan teristimewa ketika dirinya dan keluarga sampai di Bandara Oesman Syadik Labuha kemarin.

“Saya berharap pemerintah daerah, Polri, TNI dan semua element masyarakat Halsel kita dapat bekerja sama dengan baik dan dapat menjaga Kamtibnas yang kondusif sehingga terciptanya Halmahera Selatan yang lebih baik,aman dan tertib, “kata Kapolres baru AKBP Fahri Aris, S. I. K. MM.

Acara kenal pamit Kapolres Halmahera Selatan ini juga dilaksanakan dengan Buka Puasa bersama serta makan malam bersama, dan dihadiri juga oleh, Unsur Forkopimda Halsel, Ketua Tim Penggerak PKK Halsel, Hi. Nurlela Muhammad, Ketua GOW Halsel, Yeni Amelia, Ketua Darmawanita Halsel, Leli Lihayati, para perwira petinggi Polri dan TNI, anggota Polri, serta Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Halsel.

Acara berakhir dengan pemberian Cendera Mata kepada Kapolres Halsel yang lama dari Bupati Halsel beserta Ibu, Wakil Bupati bersama Ibu, serta Unsur Forkopimda Halsel, dan juga para Perwira Polri. (Bur)

0

Suara Indonesia News – Aceh Utara , Jafar Kuba Ketua remaja Mesjid Al Khalifah Ibrahim Matang Kuli, Aceh Utara, yang mengamuk gegara sumbangan akhirnya meminta maaf pada masyarakat dan Permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan. (13/05-19)

Permintaan maaf disampaikan langsung oleh Jafar Kuba, yang diabadikan dalam sebuah video yang diunggah di Instagram Polres Aceh Utara pada Minggu (12/5/2019) malam.

pria tersebut yang mengenakan pakaian muslim berwarna putih dan peci. Terlihat pula anggota kepolisian dan dua karyawan minimarket.

Prosesi permintaan maaf di gelar di Mesjid Matang Kuli bersama pihak minimarket dan kepolisian dan Muspika Kecamatan Matangkuli.

“Saya Jafar Kuba, selaku ketua remaja Masjid Al-Khalifah Ibrahim Matangkuli, Aceh Utara. Sebelumnya saya mohon maaf kepada semua pihak atas video yang viral diberbagai media dan berita yang mungkin sudah meresahkan masyarakat,” kata Jafar.

Menurutnya, kejadian dia mengamuk itu terjadi pada Sabtu (11/5) lalu. Dia berharap kejadian serupa tak terjadi lagi.

“Pada tanggal 12 Mei 2019, kami bersama pihak dari manajemen Indomaret sudah bertemu dan bermusyawarah. Bahwa segala kejadian yang terjadi di toko Indomaret pada 11 Mei lalu murni karena kesalahpahaman dan kami bersepakat bahwa hal ini diselesaikan secara kekeluargaan,” jelas Jafar.

“Harapan kami hal ini tidak terulang lagi di kemudian hari. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga di bulan Ramadhan, berkah dilimpahkan kepada kita semua, amin,” imbuhnya.

Kasat Reskrim Polres Aceh Utara, Iptu Rezki Kholiddiansyah menyebut Jafar yang meminta dimediasi dengan pihak minimarket. Dia yang berharap kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan.

“Pihak pelaku yang terekam video tersebut bermohon untuk dilakukan mediasi dengan pihak minimarket,” terang Rezki.

Sebelumnya diberitakan, peristiwa Jafar mengamuk di minimarket terekam dalam video yang beredar di media sosial. Jafar mengamuk lantaran besaran uang sedekah.

Dalam video yang beredar terlihat dua pria berpakaian putih dan satunya berkaus abu-abu mendatangi meja kasir minimarket. Kemudian terdengar suara hentakan meja kasir. Seorang pria lalu terlihat lalu menghardik ke arah kasir perempuan yang sedang berjaga.

“Rp 1.000 ini kalian kasih, pelecehan ini,” kata salah satu pria.

Beberapa botol minuman bersoda tampak jatuh. Meski demikian, beberapa orang tampak mencoba mendinginkan suasana dengan menenangkan si pria berkaus abu-abu.

Pria berpakaian putih tampak terus memprotes besaran uang yang diterimanya. Menurutnya, uang Rp 1.000 yang disebutnya untuk sedekah merupakan bentuk pelecehan.

“Ini pelecehan ini, Rp 1.000 kalian kasih sedekah, bukan untuk kami. Pedagang sayur, ya, pedagang sayur, Rp 100 ribu dikasih,” kata pria berbaju serba putih sambil mengacungkan uang koin Rp 1.000.(man)

0

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Generasi Baru Indonesia Lhokseumawe (GenBI) ambil peran dalam laksanakan berkah Ramadhan.
Hal itu mereka lakukan dengan berbagi Makanan buka puasa (Takjil) pada, Minggu (12/05/2019) Di Sp.4 Krueng Geukueh, Aceh Utara

Laporan Penanggung jawab kegiatan, Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah kepada orang yang membutuhkan.

“Tukang Sampah, Tukang becak, dan orang yang membutuhkan yang ada dijalan” Ucap Ayi Rizka Yuanda, PJ kegiatan, Minggu (12/05 – 19) Pada Wartawan.

Dalam hal ini, Komunitas GenBI Lhokseumawe bergerak dalam Pendidikan, Sosial dan lingkungan.
Dan dalam ramadhan 1440 H/2019 M, agenda bagi-bagi takjil puka puasa adalah rutinitas mingguan selama bulan Ramadhan.

Ketua GenBI Lhokseumawe memaparkan, GenBI adalah Komunitas dari penerima Beasiswa Bank Indonesia.

“GenBI itu adalah komunitas atau kumpulan para penerima Beasiswa Dari Bank Indonesia yang tersebar diseluruh penjuru indonesia, beasiswa itu disalurkan melalui kantor perwakilan masing-masing daerah” Papar Emirza Firdaus, Ketua Umum GenBI Lhokseumawe.

Tambah nya lagi, Pelaksanaan takjil ini adalah ide keanggotaan GenBI, yang bertujuan untuk berbagi dan membantu orang yang membutuhkan.

“Bagi- bagi takjil ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan sosial,dan membantu pada orang yang membutuhkan” Pungkas Emirza.

Pantauan di lapangan, pelaksanaan kegiatan GenBI berlangsung dengan baik, yang dimulai dari 17.00-18.10 WIB.
Kedepannya, mereka berniat akan berbagi ke masjid-masjid.

Koresponden: Arwan Syahputra

0

Suara Indonesia News – Lhokseumawe, Dunia pendidikan Indonesia kini dikejutkan oleh keinginan Seorang Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan RI ‘Puan Maharani’. Dalam keinginan yang ia canangkan, ia berkeinginan untuk Impor Guru dari luar negeri.
Gagasannya itu disampaikan nya pada MusrembangNas, Jakarta Kamis (09/05) seperti dilansir CNN Indonesia dan Antara.

Dalam pemaparannya, Puan Maharani tak sungkan mengatakan akan mengajak Guru dari luar untuk mengajar di Indonesia, Menurut nya lagi, masalah kendala bahasa pihaknya mengaku siap menyediakan ahli penerjemah.

Namun disayangkan, Niat baiknya itu tak selamanya dianggap benar dan final, serta tak bebas dari kritik dan masukan dari berbagai pihak.

Termasuk Kritik yang dilontarkan oleh Calon akademisi Hukum asal universitas Malikussaleh Aceh.
Menurutnya, terdapat beberapa kejanggalan atas keinginan sang menteri, diantaranya dari segi Kualitas pendidikan, pengurasan anggaran, dan kepercayaan diri tenaga pendidik.

“Mentri Puan Maharani boleh saja ber i’tiqad baik namanya juga Menteri, Cuma kan analisis dan pematangan itu perlu dilakukan” Ucap Arwan Syahputra, Mahasiswa Hukum Asal Universitas Malikussaleh Aceh, Sabtu, (11/05/2019).

Tambah Arwan, tentang analisis dan pematangan terkait 3 Point penting.

“Nah, kalau lah Kita Undang Guru dari luar negeri,

1. Kualitas Pendidikan kita dianggap rendah oleh Asing, karena tak mampu memproduksi Guru profesional dan proporsional.

2. Anggaran kita pasti terkuras, emang sarana dan prasarana pendidikan kita sudah bagus semua?, Maka ini lebih penting dan harus di utamakan dulu.

3. Tenaga pendidik Nasional kita pasti minder, Karena ia merasa tidak mampu seperti yang kita undang, dan ini sangat ganjal kalau keinginan buk Menteri di realisasikan” Jelasnya.

Berdasarkan analisisnya, Indonesia tak perlu Import Guru, hanya Cukup Perbaharui Sistem pendidikan.

“Iya, mana-mana saja Yang kurang, itu tambah kan atau diperbaiki, dan masalah internal kita tak perlu terekspos ke luar negeri, apalagi masalah pendidikan, karena tujuan Guru Bagus! Pasti melahirkan Pelajar yang hebat, Dengan kita jalankan Kurikulum 2013 dimana siswa dituntut lebih aktif, maka itu pun mendorong kondusifitas pendidikan kita” Terang lagi.

Arwan, Selaku Mahasiswa menyadari, adanya Revolusi 4.0 menuntut Indonesia mampu berdaya saing.

“Memang adanya Revolusi 4.0 menuntut kita berdaya saing tinggi dan mampu berbahasa Asing, namun semua itu diperoleh bukan dengan impor guru dong, tapi tingkat kan Kualitas pendidikan, naikkan upah guru honorer, biar mereka sejahtera dan semangat menjadi guru profesional” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa pada masa SMA nya, masih ada Guru lokal yang berwawasan global, seperti Adanya Guru menguasai bahasa Prancis, Japan, dsb.
Itu menarik kesimpulan bahwa masih ada bibit internal perlu di tingkatkan.

Diakhir komentar nya, ia mengatakan inti dari semua nya jalankan amanah konstitusi tentang dana pendidikan.

“Anggaran pendidikan wajib dilaksanakan dan jangan ngaur tidak jelas, sarana prasarana, beasiswa, dan sertifikasi guru tingkatkan, bukan dengan solusi Impor melulu, karena Konstitusi kita telah jelas menyatakan pasal 31 ayat 4 UUD 1945 ‘Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional” Tegasnya.

Ia menekankan sekali lagi, bahwa Adanya import Guru, sama saja mengatakan Pendidikan Indonesia masih lemah, dan memalukan bangsa sendiri.

Koresponden : Arwan

0

Suara Indonesia News – Sorong, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah – Ikatan Media Online (DPW-IMO) Papua Barat, Jhon Charles Imbiri mengapreseasi kesiagaan TNI/Polri dalam menjaga keamanan serta kelancaran dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, sudah melewati masa pemungutan suara hingga situasi selama pencoblosan pun berlangsung aman terkendali hingga pada Pleno penetapan KPU.

Menurut Chay’ sapaan akrab ketua DPW IMO PB ini mengatakan bahwa dua instasi keamanan itu terlihat kompak menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah menunjukan duet hebatnya membawa institusi TNI dan Polri tetap netral selama Pemilu 2019.

Terbukti, siapapun yang melakukan pelanggaran langsung ditindak tegas tanpa pandang bulu, sehingga bisa meredam potensi terjadinya kerusuhan.

Berkat kerja keras keduanya, TNI dan Polri dapat memberikan ketenangan sehingga masyarakat bisa nyaman dalam memberikan hak suaranya, untuk itu kami dari Ikatan Media Online (IMO-PB) mengucapkan terima kasih kepada kedua institusi tersebut yang telah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) hingga semuanya dapat berjalan kondusif aman dan terkendali Jelas chay dalam keterangan tertulisnya Sabtu 11 Mey 2019.(Sam’mad).