Suara Indonesia News – Aceh Utara, Setelah sepekan ini masyarakat Aceh dihebohkan dengan viralnya berita terkait kontroversi pengadaan barang untuk Kadin Aceh yang mencapai Rp.2,8 miliar dari APBA, Aceh kembali di kejutkan dengan 100 milyar pengadaan mobil dinas di 33 Satuan kerja pemerintah aceh (SKPA) senin, (18/11/2019)
Juru bicara jaringan aneuk syuhada aceh wilayah samudra pase Zubaili, mengatakan, Aceh masih provinsi termiskin di Sumatera. Angka pengangguran masih nomor dua tertinggi se Sumatera serta pertumbuhan ekonomi Aceh sangat rendah. Tapi penggunaan anggaran rakyat justru tidak berorientasi untuk merubah itu semua.
“Sangat tidak waras dan relavan pemerintah aceh yang Setiap tahun APBA hanya sebagai menyejahterakan pegawai dan belanja saja, anggaran rakyat hanya dijadikan sebagai penunjang kebutuhan hidup birokrasi di Aceh. Sangat minim pos anggaran untuk pemberdayaan masyarakat”.
“Masyarakat aceh pasca perdamaian masih sangat kekurangan dalam segala hal, korban konflik peperangan beberapa tahun lalu masih butuh reintegtasi yang besar, anak-anak syuhada yang orang tuanya meninggal karena berjuang untuk keadilan aceh masih begitu menderita menjalani kehidupannya tetapi pejabat aceh tutup mata akan hal itu dan berfoya foya dengan APBA. APBA di peruntukkan untuk membangun aceh bukan mensejahterakan pejabat aceh”, Ucapnya.
“Yang na caroeng sit bak pasoe ke prut droe, rakyat aceh deuk tan so kira”
Dinas terkesan berlomba-lomba menghabiskan realisasi APBA-P 2019 melalui pengadaan mobil dinas. Kita mempertanyakan apa urgensi bagi seluruh SKPA sehingga hampir semuanya beli mobil dinas.
Lanjut, pejabat aceh kalau tidak sanggup bekerja tanpa pengadaan mundur saja dari jabatannya, masih sangat banyak orang aceh yang ingin membuat aceh ini maju dalam segala sektor”
Saran kami, pemerintah fokus pada sektor pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengentasan kemiskinan, itu jauh lebih penting dari pada mobil dinas yang hanya melukai hati rakyat aceh”, tutupnya. (Manzahari)