Suara Indonesia News – Bali. Jro Krhisna Ketua DPW Matra Bali serta Ketua dan pendiri Amukti Palapa Nusantara sepakat untuk menjaga adat istiadat budaya Bali dan Nusantara. Komitmen ini digelar di Pura Kayu Selem Desa Adat Songan, di Pusat Bali Mula lebih topnya. Rabu (06/04/2022)
Desa Adat Songan adalah pusat di Bali awalnya sebelum Medang dan Majapahit ke Bali. Oleh sebab itu, menjadi wajib hukumnya di pusat awal Bali ini. Adat Budaya Leluhur harus dikuatkan dan menjadu benteng terakhir untuk menjaga adat istiadat budaya leluhurnya dari ajaran dan masuknya budaya asing.
Ketua Matra Bali Jro Krhisna mengatakan masalah agama adalah pilihan,masalah politik adalah pilihan tapi masalah adat budaya bali mari kita jaga bersama.
Matra Bali dan APN melarang keras kegiatan adat yang akan dibuat oleh Ida Pandita MPU Maetri Darma. Dimana beliau merencanakan mengadakan kegiatan Agni Hotra di Pura Kayuselem adat Bali asli mau dimasukan adat Hindu India. Makanya prajuru Desa Adat Songan, sekaligus ketua DPW Matra Bali melarang kegiatan Agni Hotra.
Agni Hotra identik dari ajaran Not Dresta Bali atau bukan tradisi budaya Bali. Apalagi Pura Kayuselem Desa Adat Songan adalah pusat dari bali ada atau awal. Dan akhirnya Ida Pandita, Astungkare sepakat tidak melakukan Agni Hotra. Jro krhisna jadi wajib hukumnya menjadi taksu daladari adat budaya bali dari rongrongan sampradaya atau adat budaya luar.
Agni Hotra adalah ajaran adanya dari India, ritual yang pakai api rongrongan budaya asing inilah yang bisa merusak budaya leluhur di Bali Mula.
Ida Pandita Mpu Maetri Darma beliau juga berasal dari trah Bali mula kayuselem. Beliaulah yang membawa Agni Hotra ajaran dari India. Ajaran ini identik sama dengan ajaran Sampradaya Harikrhisn Saibaba. Kalau ini sempat terjadi, ajaran inilah yang akan merongrong adat leluhur Bali Mula. Dan ini membuat masyarakat menjadi sangat sensitif dengan ajaran budaya asing ini yang sudah masuk ke Bali Mula. (srdj)
Editor: Gus Din