0

Suara Indonesia News – Kuningan, Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selain Kawasan Wisata Alam, juga merupakan sebuah  kawasan  yang penuh dengan Sejarah, situs maupun adat budaya tradisi masyarakat.

Adanya acara adat budaya tradisi tahunan  di wilayah kabupaten kuningan,  merupakan pelengkap dari aneka ragam tradisi  budaya,  sebagai kearifan  lokal  milik kabupaten kuningan.

Sebut saja acara budaya tradisi tahunan ” Hajat Bumi ” yang dimiliki Desa Cikeleng kec japara, untuk yang ke sekian kalinya Pemerintah desa Cikeleng kec. Japara, saat ini tengah mempersiapkan Acara tradisi Hajat Bumi yang jatuh pada  kamis pahing ahir bulan  maret 2019.

Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Cikeleng Rohendi, ketika di konfirmasi media usai melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah .

Acara Hajat bumi  ini merupakan acara tradisi tahunan yang dimiliki masyarakat  Desa cikeleng, selain  acara  Goong Renteng. Bahkan acara tersebut sudah ada sejak lama dan  turun temurun dilaksanakan ketika selesai musim panen raya.

Ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat desa  terhadap  sang pencipta, terutama  rasa syukur atas hasil panen yang  berlimpah. Dan  sekaligus acara ini sebagai ajang silaturahmi nasional, karena dari perwakilan  berbagai daerah turut hadir menyaksikan acara hajat bumi tersebut.

Acara Hajat bumi ini menurut  Rohendi , berbeda dengan hajat bumi daerah lain. Selain menampilkan berbagai macam tarian tradisional ada juga penyembelihan hewan ( kerbau ) serta disiapkan  menu makanan ikan cucut bagi yang hadir, dari mulai pejabat hingga masyarakat.

Bahkan uniknya lagi semua makanan  yang diarak maupun disajikan semua   beralaskan ” Tetenong ” ( wadah ) yang terbuat dari bambu maupun kaleng. Diarak menuju suatu tempat yang dianggap sakral, ujar kades,

Untuk itu, momen Hajat Bumi ini, tetap akan kami lestarikan dan kembangkan  menjadi daya tarik wisatawan, sekaligus mendukung terhadap program pemerintah dengan adanya program desa pinujul.

apa lagi didalamnya terdapat nilai ekonomi kerakyatan yang perlu dikembangkan , melalui pemberdayaan pembuatan  Tetenong dari bambu, baik dijadikan sebagai cindera mata maupun  bahan komoditi lain untuk  menambah inkam masyarakat desa, ujar kepala desa Cikeleng kepada wartawan (sep).

0

Suara Indonesia News – Sorong, Kala ini terdapat kegairahan aktivitas kelautan di Papua Barat terutama kegiatan perikanan dan pariwisata bahari, untuk itu sejumlah regulasi yang ada diharapkan dapat berlaku secara efektif untuk perlindungan keberlanjutan Sumber Daya Laut (SDL).

Kegiatan perikanan tangkap meningkat dalam setahun ini, jumlah kapal ikan di Pelabuhan Perikanan Sorong saat ini memcapai 320 unit kapal, 100 diantaranya merupakan kapal ukuran 30GT keatas yg izinya oleh KKP” kata Farian K. Suleman Kepala Pelabuhan Perikanan Sorong.

Hal ini terungkap dalam dialog Masyarakat Kelautan dan Perikanan Papua Barat yang dilaksanakan pada Jumat, 15 Feb 2019 di Kota Sorong, kegiatan tersebut merupakan rangkaian program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa yang dilaksanakan oleh ISKINDO dan YMS.

Sementara itu, Robert Yopi Kardinal, anggota Komisi IV DPR-RI menyampaikan bahwa ada 3 karakteristik pelaku usaha perikanan tangkap di Papu Barat yaitu nelayan, buruh nelayan dan pedagang ikan. Dari 3 pengelompokan, segmen nelayan merupakan kelompok yang beresiko tinggi” kata Robert, oleh karena itu mereka perlu mendapat perlidungan yang optimal seperti asuransi, ketersidaan bbm dan jaminan pasar hasil tangkapan.

Selanjutnya, Aris dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa untuk perbaikan pencatatan dan pelaporan hasil tangkapan kapal ikan, KKP menerapkan sistim e-logbook, perbaikan pencatatan dgn sistim e-logbook diharapkan akan membantu manajemen pengelolaan, kita jadi tahu berapa ikan yang ditangkap dari stok yang ada dilaut” Jelas Aris.

Pada saat yang bersamaan, Ketua Umum ISKINDO, Zulficar Mochtar mengatakan bahwa selain kegiatan perikanan tangkap, kegiatan wisata bahari di Papua Barat saat ini berkembang pesat. “Raja Ampat sebagai daerah tujuan wisata akan menjadi andalan sehingga perlu persiapan SDM, infrastruktur dan promosi bukan saja oleh Pemerintah tapi juga pelaku usaha” kata Zulficar. Wisata Raja Ampat diharapkan dapat dilakukan dengan prinsip keberlanjutan, tidak masif dan tetap pertahankan keaslian lingkungan dan adat masyarakat lokal. “Keunikan lingkungan dan masyarakat Raja Ampat adalah modal, jangan dihancurkan untuk kepentingan ekonomi jangka pendek” tutup Zulficar. (Sam’Mad/SI).

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Ketua Umum PWRI  Dr.(C) Suriyanto,SH,MH,M.Kn,
akhirnya angkat bicara terkait dengan keberadaan wartawan abal abal, dalam acara diskusi  publik yang diselenggarakan oleh Dewan Pers  kemarin .

Menurut Ketua Umum PWRI, Dr.(C)  Suriyanto,SH,MH,M.Kn
Sebenarnya tugas dan fungsi Dewan Pers bukan memberantas wartawan abal-abal, melainkan harus membina para wartawan, tentu harus sesuai dengan  UU No.40 tahun 1999 tentang Undang-undang Pers, ujar ketum PWRI Jum’at  15/02-19, di kawasan Bogor jawa barat.

“Tidak ada namanya wartawan abal-abal, yang ada hanyab wartawan pencari informasi, menghimpun  berita untuk di dimuat di media cetak, online maupun media elektronik.

Dan  berita yang sudah diunggah  tentunya akan  banyak dibaca, ditonton maupun didengar, jadi wartawan itu adalah pemburu berita, mereka punya karya tulis untuk dipublikasi. Ujarnya.

Dewan Pers harus menjadi pelindung wartawan Indonesia bukan menjadi Polisinya para wartawan, langkah Dewan Pers sudah terlalu jauh di era globalisasi sekarang ini”, ungkap Ketua Umum PWRI  Dr. (C)  Suriyanto,SH,MH,M.Kn  saat dikonfirmasi oleh media.

Leih lanjut Dr.(C) Suriyanto, SH,MH,M.Kn memaparkan,  saat  ini perubahan kondisi alam maupun manusia  sangat begitu cepat,  hampir setiap detik yang terjadi di wilayah manapun di muka bumi, banyak sudah persitiwa yang terja bila tidak ada yang mempublikasikan atau  memberitakan maka , perputaran informasi akan mati alias berhenti.

Tugas wartawan lah yang akan menulis rangkaian kejadian atau pun peristiwa secara independent, lugas, sehingga rangkaian peristiwa akan menjadi sebuah narasi untuk disuguhkan kepada para pembaca.di indonesia maupun mancanegara.

Sedangkan “Arus informasi  tidak dapat dibendung, masyarakat butuh informasi seluas-luasnya, oleh sebab itu wartawan memegang peranan penting dalam memberikan informasi maupun publikasi secara transparansi,  sehingga wartawan itu harus dilindungi bukan diberantas.

Wartawan adalah presentatif dari rakyat dan pemerintah, wartawan adalah pers itu sendiri dan pers  adalah pilar ke-4 di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif adalah mitra Pers.

Apabila menyakiti insan Pers ‘wartawan’ berarti sama halnya menyakiti rakyat. Pers ‘wartawan’ adalah senjata untuk sosial kontrol, bagaimana jadinya Indonesia bila wartawan yang notabenenya menjadi penyambung lidah rakyat dihentikan langkahnya oleh Dewan Pers, padahal Dewan Pers lahir dari wartawan-wartawan seantero Negeri Bumi Pertiwi”, tegas Dr.(C)  Suriyanto, SH,MH,M.Kn. (Sep/ Susi)

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Kedatangan ibu Atalia Prarataya Ridwan Kamil selaku Ketua Dewan Dekranasda Provinis jawa barat, yang didampingi ketua Dewan Dekranasda Kab. Kuningan Hj.Ika Acep Purnama Rabu,13 Pebruari 2019 di Batik Nisa Cikubang sari Sempat diguyur Hujan deras.

Perjalan ibu Atalia merupakan kunjungan Safari ke berbagai daerah diprovinsi di jawa barat, terakhir ibu Atalia,  singgah dikabupten kuningan, setelah melaksanakan tugas kunjungan di sekolah, ketua Dekranasda Singgah di pembuat Kerajinan Batik Nisa dan melihat Hasil Kerajinan Barudak tikuningan Kreatif ( BATIK KREATIF ) didesa Cikubangsari. Kec.kramatmulya.

Dalam Kunjunganya, Ketua Dekranasda Jawa Barat Menyampaikan kerajinan Batik  Milik  Bapak Sutisna perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak,  kedepan Batik Nisa harus dikembangkan menjadi pusat edukasi pengrajin batik di kab. Kuningan.

Lebih lanjut ibu  Atalia berdialog dengan ketua Barudak tikuningan kreatif,  Asep Rukmana Hdt,  menyampaika harapan untuk  para kreator dari ” Batik Kretaif kuningan”,  harus tetap mengembangkan baik secara skil mapun design yang membawa khas citra daerah kuningan jabar Juara, dan tetap kita bersama sama membawa provinsi Jawa barat Sebagai provinsi unggulan di bidang Kerajinan Tingkat Nasional , pungkasnya.

Sementara dalam Arahannya, Ketua Dewan Dekeanasda Kab. kuningan, Hj. Ika Acep Purnama, siap mengembangkan pruduk pruduk kreatif masyarakat yang menjadi aset daerah dalam bidang ekonomi kerakyatan, ini  sebagai salah satu penopang program kerja pemerintah Kuningan Pinunjul berbasis desa, Dekranasda kabupaten dan ” Barudak Tikuningan Kreatif ” Siap Maju Bersama ujar Hj. Ika Acep Purnama kepada media. (tiem redaksi )

0

Suara Indonesia News – Jakarta, Guna mengatasi tingginya harga tiket pesawat dalam penerbangan di dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan menteri terkait untuk menghitung kembali harga avtur, bahan bakar pesawat, yang memberikan kontribusi besar dalam penetapan harga tiket pesawat.

“Tadi baru, tadi baru kita rapatkan. Saya sudah perintahkan untuk dihitung mana yang belum efisien, mana yang bisa diefisienkan, nanti akan segera diambil keputusan,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai melantik Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Gubernur Jambi, dan para duta besar baru RI untuk negara sahabat, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2) sore.

Presiden Jokowi memastikan akan segera mengambil keputusan terkait harga itu setelah ada kalkulasinya dari kementerian/lembaga terkait.

Mengenai opsi-opsi dalam perhitungan kembali harga avtur itu, Presiden Jokowi mengatakan, dirinya baru memerintahkan tadi untuk melihat membuat perhitungan, membuat kalkulasi.

“Ada opsi-opsi seperti apa baru disampaikan kepada saya, ya,” ujar Presiden Jokowi.

Sebelumnya saat memberikan sambutan pada acara Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/2) malam, Presiden Jokowi mengaku telah menerima banyak keluhan terkait tingginya harga tiket pesawat untuk penerbangan di dalam negeri.

Menurut Presiden, tingginya harga tiket pesawat ini karena harga bahan bakar pesawat yaitu avtur di Indonesia ternyata sangat mahal.

“Saya terus terang juga kaget, dan malam hari ini juga saya baru tahu tadi dari Pak Chairul Tanjung mengenai avtur. Ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu dimonopoli oleh Pertamina sendiri,” kata Presiden Jokowi saat itu.

Menurut Presiden, pilihannya hanya satu, harganya bisa sama dengan harga internasional. Kalau tidak bisa, lanjut Presiden, berarti pemerintah akan masukkan kompetitor yang lain sehingga terjadi kompetisi.

“Ya pilihan-pilihannya kan hanya itu, sudah enggak ada yang lain. Karena memang, ini sangat-sangat mengganggu sekali,” tegas Presiden. (ES)

0

Suara Indonesia News – HALSEL, Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN), Komunitas Jurnalis (FJ) dan Pemerhati Media Kabupaten Halmahera Selatan bersaman generasi Muda Sultan Bacan (Gema Suba) melakukan ziarah ke makan salah satu tokoh pers nasional, Boki Fatma Binti Muhammad Usman Sadik yang di gelar princes Kasiruta.

Ziarah dan Pembacaan d di makam Princes Kasiruta ini di pimpin oleh ustadz Ikhwan dan di hadiri koordinator FJ PM Irwan Marsaoly bersama sejumlah wartawan dan ketua Gema Suba M.Husni Muslim dan pengurus Gema Suba di areal pekubuena Arab bukit Borero Desa Amasing Bacan.

Koordinator FJ PM Halsel, Irwan Marsaoly mengatakan, ziarah ke makan anak dari Sultan Bacan Muhammad Usman Sadik ini dilakukan untuk memgenang jasa Almarhumah atas pengabdiannya terhadap dunia jurnalis di jaman hindia belanda.

“Momentum Hari Pers Nasional ini, kami bersama gemasuba melakukan ziarah ke makam Boki Fatma untuk mengenang jasa dan peran Boki Fatma terhadap dunia pers,”jelas Irwan yang juga wartawan senior.

Apa yang dilakukan Boki Fatma yang juga di gelar princes Kasirita itu pada zaman itu harus di bangakan, karena putri Sultan Bacan ini ikut berjuang melalui media Media di zaman hindia belanda.

Sementara ketua Gema Suba M Husni Muslim menjelaskan, Boki Fatma binti Sultan Muhammad Usman Sadik adalah salah satu tokoh Pers Nasional yang ikut membantu suaminya Tirto Adhi Soerjo
menerbitkan koran ‘Medan Prijaji’ di tanah Jawa pada 5 Oktober 1910.

Harian ini mendapat sambutan baik dari pembacanya saat iitu dan mampu bersaing dengan koran terbitan milik Belanda.

Namun, masa hidupnya Medan Prijaji tak terlalu lama. Surat kabar yang mengedepankan kepentingan pribumi itu terbit terakhir pada 3 Januari 1912 dan pada 23 Agustus 1912 Medan Prijaji pun ditutup oleh pemerintah kolonial lantaran isi surat kabar itu selalu berseberangan dengan pemerintah kolonial saat itu.(Bur)

0

Suara Indonesia News – Unaaha, Menghadapi perhelatan pesta demokrasi pemilu 2019, Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Konawe – Sulawesi Tenggara, gelar Apel Pengecekan Kesiapan Personil dan Peralatan Dalam Rangka Operasi Mantap Brata Anoa – 2019.

Apel pengecekan kesiapan personil tersebut dipimpin langsung Kapolres Konawe, AKBP. Muh Nur Akbar,SH.,S.IK.MH didampingi para Perwira jajaran polres konawe, sabtu (9/2-19).

Kapolres Konawe,AKBP Muh Nur Akbar,SH.,S.IK. MH dalam kesempatan itu dihadapan personil jajaran Mapolres Konawe mengatakan ,menghadapi pesta demokrasi serentak yang akan digelar pada,rabu ( 17/04/2019 ) mendatang.

Polres dan jajaran mempersiapkan peralatan dan kesiapan personil yang akan diterjunkan mengamankan pelaksanaan pemilu di dua Kabupaten yakni Kabupaten Konawe dan Konawe Utara.

“Hari ini kita gelar apel dalam rangka Operasi Mantap Brata Anoa – 2019,sekaligus
dilakukan pengecekan peralatan dan personil persiapan pengamanan pemilu”. Jelasnya. (Red.SI).

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Dikisahkan pada jaman dahulu kala hidup seorang gadis cantik jelita  yang mempunyai rambut panjang terurai,  saking panjangnya ketika mandi di kubanagn,  rambutnya pun harus dikaitkan pada sebuah gala. Dari situlah awal tertariknya Raeden Arya Santang.

Dalam kisah, Gadis tersebut bernama Nyai Dewi Candra Wulan, ia  tinggal seorang diri  di wilayah pasir pawoh,  kecantikanya membuat seorang putra raja  yang bernam Raden Arya  santang jatuh cinta kepadanya dan berusaha untuk melamar.

Sedangkan Tubuh Raden Arya santang memiliki tubuh  tinggi besar, membuat Nyai dewi candra wulan mengajukan satu persyaratan dalam lamaranya kepada Raden Arya santang. dimana syarat tersebut adalah, membuatkan ” susukan (sungai /kali ) harus selesai dalam waktu satu malam”.

Akhirnya perjanjian tersebut disepakati oleh Raden Arya Santang, maka pada saat itulah Raden Arya Santang mulai membuat susukan dengan menggunakan kekuatan  alat kelaminnya,  Susukan tersebut memanjang kesebelah utara sampai ke ujung pangkalan. Ketika belum selesai, adzan  subuh telah berkumandang, Raden Arya Santang sempat putus asa lalu berpikir untuk melakukan semedi atau bertapa di gunung mandapa Ciwigebang.

Dalam tapanya mendapat petunjuk, agar melangsungkan pekerjaanya membuat susukan sampai ke wilayah  kapadayan saat itulah sungai yang memanjang dari wilayah pasir pawoh sampai ke kapandayan  dinamakan kali Ciberes.

Akhirnya Raden Arya Santang menagih janji kepada nyai Dewi candra wilan untuk dilamar, sedangkan Nyai Dewi Candra Wulan punya kebiasaan Ngelemar ( Nyirih ). Ketika ditagih janji, Nyai Dewi Candrawulan  lari dan bersembunyi di sebuah lubang yang tinggi  diaerah kabuyutan.

Raden Arya Santang marah dan geram,  lalu membawa sebatang bambu untuk ditusukan kedalam lubang persembunyian, dari situlah lubang tersebut mengeluarkan air dan batang  bambu menjadi berwana merah, dengan dugaan Nyai Candra wulan sudah terbunuh. maka dari situ wilayah tersebut dikenal dengan Air Kabuyutan. dan Wilayah susukan tersebut ahirnya  bernama Palembang Girang.

” SEJARAH DESA SUSUKAN ”

Seiring perkembangan waktu Desa susukan kecamatan Cipicung kab.kuningan dahulunya  merupakan  sebuah Desa yang bernama Palembang Girang, dalam sejarah tahun islam, pada tahun  05, berdirilah wilaya Palembang Girang. hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Susukan Rusman Wijaya ketika dinkonfirmasi media.

Menurut Rusman,  ketika tim media menyambangi kediamanaya jumat 08/02, menyampaikan, keberadaan Palembang Girang berdiri tahun 05, ujarnya.  hal tersebut dikuatkan dengan  adanya bangunan bendungan kali Ciberes, ( Sinyur ) yang dibangun pada jaman  belanda tahun 18 an.

Menurut Kades Susukan, Kuwu pertama  bernama Wasta Renggana atau yang terkenal dengan Kuwu Jaki, disusul oleh kuwu Pada, kuwu Singa Santana,  kuwu Sumita, kuwu Wahim, kuwu Ucang (23 th ) , kuwu Sualim, Kuwu Samad, Kuwu Tahid, kuwu Ibun, Kuwu Maryono, Kuwu Sadeli dan Kuwu Rusman Wijaya.

Dalam cerita   Palembang Girang dikisahkan, pada saat itu ada dua Satria Sakembaran,  bernama Wasta Renggana ( kakak ) dan Wiranggana (adik ) yang sedang tertarik pada seorang putri kiyai Pangeran Sidiq, dan menjadi rebutan keduanya.

Kedua satria tersebut saling galungan ( bertarung ) tanpa henti, tidak ada yang kalah tidak ada yang menang, sampai pada ahirnya pertarunganya memasuki wilayah tanah yang dibelah oleh kali Sulado, dan wilayah Astana Buyut Walet,  bahkan sampai pertaruhan diatas kali besar. Sampai akhirnya pertarungan mereka dienangkan oleh Wasta Renggana, maka sejak Saat itu batas wilayah Palembang Girang dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang dipimpin oleh Wasta tenggana dinamakan Desa Susukan, dan Adiknya bernama Wiranggana menguasai Desa Karoya ( sekarang ) karoya itu berasal dari suku kata Karo ( dua ) ya itu air. Artinya sesuai dengan kisah kali sulado diatas, ujarbRusman Wijaya, pungkasnya. ( Sep ).