Suara Indonesia News – Cirebon, Gapensi merupakan organisasi jasa konstruksi pertama dan tertua di Indonesia, yang didirikan sejak tahun 1959 di Tretes Surabaya dengan ketua pertamanya Sarjono Dipokusumo, dan dibentuk di Kabupaten Cirebon sejak tahun 1982 oleh Tatang Suwardi, disampaikan oleh Hj. Yetti anggota senior yang ikut membidani pembentukan BPC Gapensi Kabupaten Cirebon, yang saat ini berusia 70 tahun pengurus senior dan diminta membacakan sejarah berdirinya Gapensi.
Ketika acara hendak dimulai yang molor jadwalnya karena menunggu kedatangan bupati Cirebon dikarenakan sedang menerima pendemo dari LSM Penjara di Gedung Setda. MP menemui Hendri ketua panpel HUT yang ke 61, menjelaskan tema ultah kali ini Gapensi membangun negeri, maksudnya Gapensi bermitra dengan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk membangun infrastruktur yang dilaksanakan di pusat maupun daerah. Acara dilakukan di halaman kantor Gapensi Kabupaten Cirebon (Rabu, 8 Januari 2020).
Usai Hj. Yetti membacakan sejarah berdirinya Gapensi, giliran H. Dadang Juanda Ketua BPC GAPENSI Kabupaten Cirebon memberikan sambutan, “Gapensi walaupun sudah berusia 61 tahun, jikalau manusia sudah berada dalam era hiperseks alias hipernya lebih seksnya seket atau lima puluh, yang dikenal dengan 4B, Bangkok, bau, bengek dan budeg tapi alhamdulillah Gapensi tidak begitu, walau di usia 70 tahun masih aktif bergerak, berkarya dan beramal pada sesama, juga mengingatkan kepada para anggota Gapensi, sebenarnya apa yang kita peroleh bukan mutlak milik kita semua, sebagian bahkan separuh milik orang miskin dan anak yatim kecuali istri itu milik pribadi.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari BPD Propinsi Jabar yang diwakili oleh wakil ketua BPD H. Edi Mulyana, ST., menjelaskan Gapensi yang didirikan oleh Pengusaha pejuang dan pejuang pengusaha, yang memang kala itu para pemuda berjuang untuk proklamasi kemerdekaan dan setelah kemerdekaan diraih mereka kembali menjadi pengusaha untuk membangun infrastruktur pemerintah, di tahun 1959 mereka bersepakat mendirikan Gapensi di Tretes Surabaya, dengan ketua pertamanya Sarjono Dipokusumo, belum setahun menjadi ketua sudah diangkat menjadi Menteri PU. H. Edi juga mengingatkan kita ada pada era 4.0 dimana serba digital dan perlu kita untuk selalu berkonsolidasi untuk menguatkan persatuan, kedua kolaborasi tidak bisa bermain sendiri harus bisa menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik pemerintah, mitra kerja juga dengan masyarakat, juga kita perlu berinovasi baru,bagaimana kita berbisnis dengan tidak menggunakan gaya lama, tapi menggunakan metodologi baru serba elektronik, maka pada para anggota yang hadir untuk segera mengubah SBU manual dikonversikan menjadi SBU elektronik begitu juga dengan sertifikat tenaga kerja untuk segera dikonversikan menjadi elektronik.
Giliran Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H. M. Luthfi, ST., menjelaskan berbagai ketertinggalan yang dicapai Pemkab Cirebon, diantaranya masih tingginya angka pengangguran dan tingkat kemiskinan yang mencapai peringkat pertama diantara 27 Kota dan kabupaten se Jawa Barat dan persoalan sampah yang masih terlihat menumpuk di Jalan strategis di wilayah Kabupaten Cirebon. Juga mengingatkan pemerintah mengenai nilai investasi dengan jumlah 3,1 Triliun, kontribusi nya buat penurunan angka pengangguran dan kemiskinan yang ada. Luthfi juga mengharapkan Pemerintah Kabupaten untuk membuat proyek-proyek strategis di Kabupaten supaya kemajuan infrastruktur terlihat seperti daerah tetangga kita, mereka bisa mendapatkan proyek-proyek strategis yang menguntungkan bagi masyarakat.
Saat Luthfi memberi sambutan, H. Imron bupati Cirebon datang. Lalu memberi sambutan usai Luthfi ketua DPRD, keluhan pertama yang disampaikan Bupati, “perusahaan yang bermasalah tapi tetap bupati yang didemo, makanya tidak enak jadi bupati cukup saya saja” sambil menyindir Luthfi ketua DPRD yang sudah mengikuti kontestasi Pilkada dua kali tapi gagal. Mantan Kakan Kemenag Kabupaten Cirebon yang diminta untuk menjadi Wakil Bupati berpasangan dengan Sunjaya bupati petahana yang terkena OTT KPK sebelum dilantik menjadi Bupati lagi dan divonis hukuman tetap sehingga tidak jadi dilantik dan akhirnya H. Imron dilantik menjadi Bupati, sehingga sambutannya lebih terkesan dakwah yang menjelaskan hubungan antara si fakir dan aghniya.
Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng lalu pemberian santunan anak yatim. (Hatta)