Indra Charismiadji, “MENTERI NADIEM DIANTARA WAMEN & OTONOMI DIKNAS 2020-2024”

Indra Charismiadji, “MENTERI NADIEM DIANTARA WAMEN & OTONOMI DIKNAS 2020-2024”

315 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Jakarta, Tokoh muda Pendidikan Nasional ini, bulan November 2019 lalu pernah dideklarasikan Alumni Kongres Relawan Jokowi Sedunia (AKRJS) 2013 Dan Forum Wartawan Pancasila (FWP)  di Bakoel Koffie, Jakarta lalu sebagai “Calon Wakil Mendikbud, Nadiem Makarim. Semua dilakukan karena ke-pakarannya dalam mengurai sekaligus memberikan Inovasi dan solusi atas carut-marutnya bidang Diknas selama ini.

Kalau pun sedang cuti panjang, kelahiran  Kota Bandung, 9 Maret 1976 ini. Tetap membuka komunikasi dengan kami. “Bagaimana nasib ya jika penggerak Pendidikan Nasional cuti, padahal dalam hitungan detik, apapun bisa berubah tidak baik”,jawab ‘bang Indra panggilan akrab kami, melalui selulernya

Saat ditanyakan apa evaluasi bidang Diknas thn.2019 ini, bang Indra langsung menjawab “Waduh banyak Itu, kami ada ‘list-nya, stock-bank, mapp-nya termasuk solusinya. Namun jika memang diperlukan, dalam 108 hari kerja, saya siap mengurainya, Menyelesaikannya dan  merealisasikannya. List ini merupakan masukan – masukan berbagai pihak yang mencintai  NKRI dan visi misi Presiden Jokowi. List dan solusi ini , bagian terkecil dari ‘support kami terhadap program Nasional tentang ‘Pemberdayaan SDM Unggul’. Pokoknya, Inshaa Allah, kami siap meringankan kerja ‘mas Menteri Nadiem Makarim tahun 2020-2024 mendatang”, Demikian bang Indra melalui selulernya.

Hal lain yang menjadikan beliau ‘prihatin diakhir tahun 2019, adalah belum adanya Kemendikbud mempunyai tim yang bertugas mendampingi dan memberikan pelatihan kepada pejabat yang masih minim pengetahuan dalam mengelola konsep kebijakan pendidikan.

“Lho memang seperti Itu kok realitanya, padahal ini semua demi meningkatkan pembangunan pendidikan di Indonesia, tambah Direktur Eksekutif CERDAS –  Center for Education Regulations and Development Anaysis (Cerdas) ini.

Maka, masih kata bang Indra, kedepan ‘mas Menteri Nadiem   agar Kemendikbud  mempunyai tim yang bertugas mendampingi dan memberikan pelatihan kepada pejabat yang masih minim pengetahuan dalam mengelola konsep kebijakan pendidikan.

Kami menilai, masih lanjut bang Indra, semuanya didapati dri lapangan akan masih banyaknya pengelola dan pemangku kepentingan pendidikan yang belum mengerti atau paham mengenai konsep tata kelola kebijakan pendidikan, baik di pusat mauun daerah. Sehingga, kedepan pengelolaan pendidikan di Indonesia bisa maju dan tidak jalan di tempat.

“Maka kedepan, mas Menteri Nadiem  harus punya tim yang memang bertugas mendampingi dan memberikan pelatihan kepada pejabat-pejabat yang belum memahami konsep pengelolaan pendidikan, supaya mereka tahu konsepnya. Kalau itu bisa diberikan, mereka nanti akan tahu bagaimana sih mengelola pendidikan itu,” ,tambahnya

Masih lanjut bang Indra, pola atau skema yang ada saat ini belum menunjukan aktifnya pemerintah pusat yaitu Kemendikbud dalam mensinergikan konsep pendidikan kepada pihak pemerintah daerah (Pemda). Sehingga, masih ditemui mis-komunikasi atau mis-interpretasi dalam suatu kebijakan yang turun dari pusat ke daerah.

“Kalau menggunakan skema sekarang, kalau yang diharapkan adalah Mendikbud memberikan Permendikbud atau hanya instruksi, semua tidak ada yang mau ikut. Karena mungkin ada yang masih belum paham tentang itu. Jadi, harus proaktif dan datang ke daerah menyatukan visi dan pemahaman pengelolaan pendidikan. Serta, yang aktif itu harus levelnya lewat Menteri atau Wakil Menterinya,” jelas Indra.

Yang kedua, lanjutnya kepada suaraindonesianews.com, bang Indra,   mengharapkan agar ada ‘pemisahan’ urusan politik atau birokrasi pemerintah dengan urusan pendidikan, Itu yang kami beri nama ‘ distrik sekolah’ , atau  school district,  suatu   tim daerah yang khusus menangani pendidikan. Dimana posisinya dijabat atau diisi oleh orang-orang pendidikan di daerah tersebut, semacam ‘Dewan Pendidikan. Yang  bukan hanya memberikan saran kepada pemerintah daerah saja, namun mereka ikut mengelola pendidikan di daerah tersebut. “Otonom ya, tapi otonominya dibedakan dengan politik. Otonomi Pendidikan. Ini bukan Hal baru, Kita saja yang tertinggal,  karena konsep ini sudah dilakukan banyak negara lain, dan semuanya berhasil. Mas Menteri Nadiem pun paham, Karena beliau Juga pernah lama diluar negeri”, tutup bang Indra.(PpRief/RL) – Bersambung-

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY