0

Suara Indonesia News – Konawe, Ketua DPRD Kab.Konawe DR.H.Ardin,S.Sos.M.Si, menggelar kegiatan reses masa persidangan Ke.II TA.2019 daerah pemilihan III, guna menyerap aspirasi masyarakat dalam kebutuhan sarana pembangunan insprastruktur daerah setempat.

Reses penyerapan aspirasi masyarakat ini, diadakan di balai desa Wawonggole kec. Wonggeduku Kab.Konawe – Sulawesi tenggara. (19/02-19).

Acara reses kali ini dihadiri kepala desa wawonggole Jupran,S.Si, kapolsek wonggeduku Ipda.Ld Hasmil Hamzah,SH, BPD desa, pengurus LPM desa dan masyarakat setempat.

Kepala desa wawonggole Jupran,S.Si menyampaikan, acara reses kali ini berdasarkan undangan ketua DPRD kab.konawe, untuk di adakan di tempat ini dan kepada masyarakat yang hadir, mari kita sama sama berdiskusi dan menyampaikan kepada pak ketua DPRD yang kebetulan merupakan wakil kita semua, apa keluhan dan kebutuhan kita sebagai masyarakat di daerah ini untuk dapat direalisasikan kedepan.

Dalam sambutannya ketua DPRD Kab.Konawe ini mengatakan, perlu saya tegaskan bahwa kedatangan saya ini bukan urusan lain, tapi murni acara reses DPRD. Sesuai dengan amanah Undang undang dan jadwal badan musyawarah DPRD Kab.Konawe, untuk di lakukannya reses dan turun di daerah pemilihannya masing masing dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat didapilnya.

Kegiatan kali ini saya turun sebagai Ketua dan anggota DPRD Kab.Konawe, sesuai dengan daerah pemilihan saya dan ini diadakan oleh masing masing anggota DPRD konawe lainnya. Jadi kegiatan ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemilihan legislatif nanti apa lagi kampanye. Kegiatan ini murni kegiatan reses untuk menyerap aspirasi masyarakat sesuai dapil pemilihan saya. Ucap Ardin.

Lanjutnya, tujuan kedatangan saya untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam kebutuhan pembangunan yang di butuhkan masyarakat untuk nantinya kita anggarkan dan direalisasikan, seperti tahun kemarin kebutuhan masyarakat dalam pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat alhamdulillah telah kìta realisasikan.

Kita bersama berfikir, bagaimana kita meningkatkan sarana insprastruktur, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, mulai dari pembangunan sarana jalan, pertanian dan lainnya.

Mari kita diskusi untuk mencapai mufakat, silahkan kepada masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan kendala, baik sarana umum yang di butuhkan dan insyahAllah akan kita realisasikan dan mari kita jaga daerah ini supaya tercipta keamanan dan ketertiban masyarakat.

Acara selanjutnya, diskusi penyerapan aspirasi antara masyarakat dengan Ketua DPRD konawe, dipimpin oleh kepala desa wawonggole. (Red.SI).

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Usia menjelang senja bukanlah jadi penghalang, bagi kehidupan manusia untuk melakukan sebuah terobosan dan kreasi dalam berkarya. Terkadang  sebuah kesuksesan hadir tanpa mengenal tempat dan waktu.

Ibu Cicih kasih, kelahiran Desa Karoya kec. Cipicung kab.kuningan jawa barat,  merupakan salah satu kaum ibu, yang menghabiskan waktunya untuk berkreasi dibidan makanan ringan khas daerah kabupaten kuningan.  Diantaranya cistik, pangsit ubi ungu, stik dari daun kelor, dan juga daun teh dari tumbuhan daun kelor.

Selain itu, ibu cicihpun sedang menggali lagi kreasi  tape khas kuningan, yang pada umumnya memakai bungkus daun jambu, kali ini ia tengah memproses tape dalam bentuk coklat kemadan dari hasil tape kuningan.

Berawal dari  iseng iseng untuk belajar membuat kue lebaran, sampai keisenganya telah membuahkan keuntungan besar bagi keluarganya, hanya dengan mengolah makanan ringan yang terbuat dari bahan ubi jalar yang berwarna ungu.

Bahkan segala jenis makanan dari bahan jenis lainpun telah banyak diedarkan melalui pesanan keluarga, maupun pameran. Brand Produk Mecis, merupakan singkatan nama dari keluarga antara ayah ibu dan anak, hal tersebut diungkapkan ibu Cicih ketika dikonfirnasi  wartawan ditempat pembuatan kue dan makanan ringan desa karoya kec.Cipicung kabupaten kuningan. (Sep)

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selain Kawasan Wisata Alam, juga merupakan sebuah  kawasan  yang penuh dengan Sejarah, situs maupun adat budaya tradisi masyarakat.

Adanya acara adat budaya tradisi tahunan  di wilayah kabupaten kuningan,  merupakan pelengkap dari aneka ragam tradisi  budaya,  sebagai kearifan  lokal  milik kabupaten kuningan.

Sebut saja acara budaya tradisi tahunan ” Hajat Bumi ” yang dimiliki Desa Cikeleng kec japara, untuk yang ke sekian kalinya Pemerintah desa Cikeleng kec. Japara, saat ini tengah mempersiapkan Acara tradisi Hajat Bumi yang jatuh pada  kamis pahing ahir bulan  maret 2019.

Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Cikeleng Rohendi, ketika di konfirmasi media usai melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah .

Acara Hajat bumi  ini merupakan acara tradisi tahunan yang dimiliki masyarakat  Desa cikeleng, selain  acara  Goong Renteng. Bahkan acara tersebut sudah ada sejak lama dan  turun temurun dilaksanakan ketika selesai musim panen raya.

Ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat desa  terhadap  sang pencipta, terutama  rasa syukur atas hasil panen yang  berlimpah. Dan  sekaligus acara ini sebagai ajang silaturahmi nasional, karena dari perwakilan  berbagai daerah turut hadir menyaksikan acara hajat bumi tersebut.

Acara Hajat bumi ini menurut  Rohendi , berbeda dengan hajat bumi daerah lain. Selain menampilkan berbagai macam tarian tradisional ada juga penyembelihan hewan ( kerbau ) serta disiapkan  menu makanan ikan cucut bagi yang hadir, dari mulai pejabat hingga masyarakat.

Bahkan uniknya lagi semua makanan  yang diarak maupun disajikan semua   beralaskan ” Tetenong ” ( wadah ) yang terbuat dari bambu maupun kaleng. Diarak menuju suatu tempat yang dianggap sakral, ujar kades,

Untuk itu, momen Hajat Bumi ini, tetap akan kami lestarikan dan kembangkan  menjadi daya tarik wisatawan, sekaligus mendukung terhadap program pemerintah dengan adanya program desa pinujul.

apa lagi didalamnya terdapat nilai ekonomi kerakyatan yang perlu dikembangkan , melalui pemberdayaan pembuatan  Tetenong dari bambu, baik dijadikan sebagai cindera mata maupun  bahan komoditi lain untuk  menambah inkam masyarakat desa, ujar kepala desa Cikeleng kepada wartawan (sep).

0

Suara Indonesia News – Sorong, Kala ini terdapat kegairahan aktivitas kelautan di Papua Barat terutama kegiatan perikanan dan pariwisata bahari, untuk itu sejumlah regulasi yang ada diharapkan dapat berlaku secara efektif untuk perlindungan keberlanjutan Sumber Daya Laut (SDL).

Kegiatan perikanan tangkap meningkat dalam setahun ini, jumlah kapal ikan di Pelabuhan Perikanan Sorong saat ini memcapai 320 unit kapal, 100 diantaranya merupakan kapal ukuran 30GT keatas yg izinya oleh KKP” kata Farian K. Suleman Kepala Pelabuhan Perikanan Sorong.

Hal ini terungkap dalam dialog Masyarakat Kelautan dan Perikanan Papua Barat yang dilaksanakan pada Jumat, 15 Feb 2019 di Kota Sorong, kegiatan tersebut merupakan rangkaian program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa yang dilaksanakan oleh ISKINDO dan YMS.

Sementara itu, Robert Yopi Kardinal, anggota Komisi IV DPR-RI menyampaikan bahwa ada 3 karakteristik pelaku usaha perikanan tangkap di Papu Barat yaitu nelayan, buruh nelayan dan pedagang ikan. Dari 3 pengelompokan, segmen nelayan merupakan kelompok yang beresiko tinggi” kata Robert, oleh karena itu mereka perlu mendapat perlidungan yang optimal seperti asuransi, ketersidaan bbm dan jaminan pasar hasil tangkapan.

Selanjutnya, Aris dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa untuk perbaikan pencatatan dan pelaporan hasil tangkapan kapal ikan, KKP menerapkan sistim e-logbook, perbaikan pencatatan dgn sistim e-logbook diharapkan akan membantu manajemen pengelolaan, kita jadi tahu berapa ikan yang ditangkap dari stok yang ada dilaut” Jelas Aris.

Pada saat yang bersamaan, Ketua Umum ISKINDO, Zulficar Mochtar mengatakan bahwa selain kegiatan perikanan tangkap, kegiatan wisata bahari di Papua Barat saat ini berkembang pesat. “Raja Ampat sebagai daerah tujuan wisata akan menjadi andalan sehingga perlu persiapan SDM, infrastruktur dan promosi bukan saja oleh Pemerintah tapi juga pelaku usaha” kata Zulficar. Wisata Raja Ampat diharapkan dapat dilakukan dengan prinsip keberlanjutan, tidak masif dan tetap pertahankan keaslian lingkungan dan adat masyarakat lokal. “Keunikan lingkungan dan masyarakat Raja Ampat adalah modal, jangan dihancurkan untuk kepentingan ekonomi jangka pendek” tutup Zulficar. (Sam’Mad/SI).

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Ketua Umum PWRI  Dr.(C) Suriyanto,SH,MH,M.Kn,
akhirnya angkat bicara terkait dengan keberadaan wartawan abal abal, dalam acara diskusi  publik yang diselenggarakan oleh Dewan Pers  kemarin .

Menurut Ketua Umum PWRI, Dr.(C)  Suriyanto,SH,MH,M.Kn
Sebenarnya tugas dan fungsi Dewan Pers bukan memberantas wartawan abal-abal, melainkan harus membina para wartawan, tentu harus sesuai dengan  UU No.40 tahun 1999 tentang Undang-undang Pers, ujar ketum PWRI Jum’at  15/02-19, di kawasan Bogor jawa barat.

“Tidak ada namanya wartawan abal-abal, yang ada hanyab wartawan pencari informasi, menghimpun  berita untuk di dimuat di media cetak, online maupun media elektronik.

Dan  berita yang sudah diunggah  tentunya akan  banyak dibaca, ditonton maupun didengar, jadi wartawan itu adalah pemburu berita, mereka punya karya tulis untuk dipublikasi. Ujarnya.

Dewan Pers harus menjadi pelindung wartawan Indonesia bukan menjadi Polisinya para wartawan, langkah Dewan Pers sudah terlalu jauh di era globalisasi sekarang ini”, ungkap Ketua Umum PWRI  Dr. (C)  Suriyanto,SH,MH,M.Kn  saat dikonfirmasi oleh media.

Leih lanjut Dr.(C) Suriyanto, SH,MH,M.Kn memaparkan,  saat  ini perubahan kondisi alam maupun manusia  sangat begitu cepat,  hampir setiap detik yang terjadi di wilayah manapun di muka bumi, banyak sudah persitiwa yang terja bila tidak ada yang mempublikasikan atau  memberitakan maka , perputaran informasi akan mati alias berhenti.

Tugas wartawan lah yang akan menulis rangkaian kejadian atau pun peristiwa secara independent, lugas, sehingga rangkaian peristiwa akan menjadi sebuah narasi untuk disuguhkan kepada para pembaca.di indonesia maupun mancanegara.

Sedangkan “Arus informasi  tidak dapat dibendung, masyarakat butuh informasi seluas-luasnya, oleh sebab itu wartawan memegang peranan penting dalam memberikan informasi maupun publikasi secara transparansi,  sehingga wartawan itu harus dilindungi bukan diberantas.

Wartawan adalah presentatif dari rakyat dan pemerintah, wartawan adalah pers itu sendiri dan pers  adalah pilar ke-4 di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif adalah mitra Pers.

Apabila menyakiti insan Pers ‘wartawan’ berarti sama halnya menyakiti rakyat. Pers ‘wartawan’ adalah senjata untuk sosial kontrol, bagaimana jadinya Indonesia bila wartawan yang notabenenya menjadi penyambung lidah rakyat dihentikan langkahnya oleh Dewan Pers, padahal Dewan Pers lahir dari wartawan-wartawan seantero Negeri Bumi Pertiwi”, tegas Dr.(C)  Suriyanto, SH,MH,M.Kn. (Sep/ Susi)

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Kedatangan ibu Atalia Prarataya Ridwan Kamil selaku Ketua Dewan Dekranasda Provinis jawa barat, yang didampingi ketua Dewan Dekranasda Kab. Kuningan Hj.Ika Acep Purnama Rabu,13 Pebruari 2019 di Batik Nisa Cikubang sari Sempat diguyur Hujan deras.

Perjalan ibu Atalia merupakan kunjungan Safari ke berbagai daerah diprovinsi di jawa barat, terakhir ibu Atalia,  singgah dikabupten kuningan, setelah melaksanakan tugas kunjungan di sekolah, ketua Dekranasda Singgah di pembuat Kerajinan Batik Nisa dan melihat Hasil Kerajinan Barudak tikuningan Kreatif ( BATIK KREATIF ) didesa Cikubangsari. Kec.kramatmulya.

Dalam Kunjunganya, Ketua Dekranasda Jawa Barat Menyampaikan kerajinan Batik  Milik  Bapak Sutisna perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak,  kedepan Batik Nisa harus dikembangkan menjadi pusat edukasi pengrajin batik di kab. Kuningan.

Lebih lanjut ibu  Atalia berdialog dengan ketua Barudak tikuningan kreatif,  Asep Rukmana Hdt,  menyampaika harapan untuk  para kreator dari ” Batik Kretaif kuningan”,  harus tetap mengembangkan baik secara skil mapun design yang membawa khas citra daerah kuningan jabar Juara, dan tetap kita bersama sama membawa provinsi Jawa barat Sebagai provinsi unggulan di bidang Kerajinan Tingkat Nasional , pungkasnya.

Sementara dalam Arahannya, Ketua Dewan Dekeanasda Kab. kuningan, Hj. Ika Acep Purnama, siap mengembangkan pruduk pruduk kreatif masyarakat yang menjadi aset daerah dalam bidang ekonomi kerakyatan, ini  sebagai salah satu penopang program kerja pemerintah Kuningan Pinunjul berbasis desa, Dekranasda kabupaten dan ” Barudak Tikuningan Kreatif ” Siap Maju Bersama ujar Hj. Ika Acep Purnama kepada media. (tiem redaksi )

0

Suara Indonesia News – Jakarta, Guna mengatasi tingginya harga tiket pesawat dalam penerbangan di dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan menteri terkait untuk menghitung kembali harga avtur, bahan bakar pesawat, yang memberikan kontribusi besar dalam penetapan harga tiket pesawat.

“Tadi baru, tadi baru kita rapatkan. Saya sudah perintahkan untuk dihitung mana yang belum efisien, mana yang bisa diefisienkan, nanti akan segera diambil keputusan,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai melantik Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Gubernur Jambi, dan para duta besar baru RI untuk negara sahabat, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2) sore.

Presiden Jokowi memastikan akan segera mengambil keputusan terkait harga itu setelah ada kalkulasinya dari kementerian/lembaga terkait.

Mengenai opsi-opsi dalam perhitungan kembali harga avtur itu, Presiden Jokowi mengatakan, dirinya baru memerintahkan tadi untuk melihat membuat perhitungan, membuat kalkulasi.

“Ada opsi-opsi seperti apa baru disampaikan kepada saya, ya,” ujar Presiden Jokowi.

Sebelumnya saat memberikan sambutan pada acara Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/2) malam, Presiden Jokowi mengaku telah menerima banyak keluhan terkait tingginya harga tiket pesawat untuk penerbangan di dalam negeri.

Menurut Presiden, tingginya harga tiket pesawat ini karena harga bahan bakar pesawat yaitu avtur di Indonesia ternyata sangat mahal.

“Saya terus terang juga kaget, dan malam hari ini juga saya baru tahu tadi dari Pak Chairul Tanjung mengenai avtur. Ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu dimonopoli oleh Pertamina sendiri,” kata Presiden Jokowi saat itu.

Menurut Presiden, pilihannya hanya satu, harganya bisa sama dengan harga internasional. Kalau tidak bisa, lanjut Presiden, berarti pemerintah akan masukkan kompetitor yang lain sehingga terjadi kompetisi.

“Ya pilihan-pilihannya kan hanya itu, sudah enggak ada yang lain. Karena memang, ini sangat-sangat mengganggu sekali,” tegas Presiden. (ES)

0

Suara Indonesia News – HALSEL, Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN), Komunitas Jurnalis (FJ) dan Pemerhati Media Kabupaten Halmahera Selatan bersaman generasi Muda Sultan Bacan (Gema Suba) melakukan ziarah ke makan salah satu tokoh pers nasional, Boki Fatma Binti Muhammad Usman Sadik yang di gelar princes Kasiruta.

Ziarah dan Pembacaan d di makam Princes Kasiruta ini di pimpin oleh ustadz Ikhwan dan di hadiri koordinator FJ PM Irwan Marsaoly bersama sejumlah wartawan dan ketua Gema Suba M.Husni Muslim dan pengurus Gema Suba di areal pekubuena Arab bukit Borero Desa Amasing Bacan.

Koordinator FJ PM Halsel, Irwan Marsaoly mengatakan, ziarah ke makan anak dari Sultan Bacan Muhammad Usman Sadik ini dilakukan untuk memgenang jasa Almarhumah atas pengabdiannya terhadap dunia jurnalis di jaman hindia belanda.

“Momentum Hari Pers Nasional ini, kami bersama gemasuba melakukan ziarah ke makam Boki Fatma untuk mengenang jasa dan peran Boki Fatma terhadap dunia pers,”jelas Irwan yang juga wartawan senior.

Apa yang dilakukan Boki Fatma yang juga di gelar princes Kasirita itu pada zaman itu harus di bangakan, karena putri Sultan Bacan ini ikut berjuang melalui media Media di zaman hindia belanda.

Sementara ketua Gema Suba M Husni Muslim menjelaskan, Boki Fatma binti Sultan Muhammad Usman Sadik adalah salah satu tokoh Pers Nasional yang ikut membantu suaminya Tirto Adhi Soerjo
menerbitkan koran ‘Medan Prijaji’ di tanah Jawa pada 5 Oktober 1910.

Harian ini mendapat sambutan baik dari pembacanya saat iitu dan mampu bersaing dengan koran terbitan milik Belanda.

Namun, masa hidupnya Medan Prijaji tak terlalu lama. Surat kabar yang mengedepankan kepentingan pribumi itu terbit terakhir pada 3 Januari 1912 dan pada 23 Agustus 1912 Medan Prijaji pun ditutup oleh pemerintah kolonial lantaran isi surat kabar itu selalu berseberangan dengan pemerintah kolonial saat itu.(Bur)