0

Suara Indonesia News – Konawe, Ulah oknum yang mengatas namakan lembaga swadaya masyarakat (LSM), yang kerap melakukan pemerasan dan mencoreng nama baik aktifis LSM yang benar benar mengedepankan aturan dan kode etik organisasi, kerap terdengar di kab.konawe.

Hal itu pun nyaris menimpa Maliatin, Kepala Desa Dunggua, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe – Sulawesi Tenggara, yang didatangi oknum LSM dengan cara memperlihatkan hasil LHP, seakan akan ibu desa dunggua telah melakukan penyimpangan anggaran dana desa.

Kejadian tersebut diungkapkan Maliatin kepada awak media, Jumat (25/1/2018). Di kediamannya di desa dunggua, Ia bercerita ketika itu Maliatin kedatangan tamu di rumah. Tamu lelaki tersebut mengaku dari sebuah LSM berinisial SS. Namun, Maliatin sendiri lupa mencatat siapa nama lelaki tersebut.

Oknum itu kemudian mengatakan jika dirinya mendapat laporan dari masyarakat terkait kasus dugaan penyelewengan dana desa di Dunggua. Diantaranya, pengadaan mesin pompa air yang disebut barang bekas, serta mempertanyakan ke mana saja penggunaan dana Pendapatan Asli Desa (PADes) Dunggua selama ini.

Maliatin pun memberi penjelasan kepada oknum LSM tersebut terkait masalah yang dipertanyakannya. Namun pria berkulit agak putih itu malah tidak puas. Ia pun mengancam akan membawa kasus tersebut ke Kejari Konawe.

“Saya bilang sama dia, iya lapor saja. Biar saya tahu apa kesalahanku sebenarnya,” ujarnya yang merasa tidak melakukan penyelewengan yang dituduhkan.

Maliatin pun menjelaskan terkait dua hal yang dituduhkan oknum LSM itu kepadanya kepada awak media. Masalah pompa air bekas, ia tidak menampik hal tersebut. Akan tetapi, itu bukan hasil pengadaan seperti yang dituduhkan.

“Jadi pada saat kami buat embung pake Dana Desa, di RAB-nya (Rancangan Anggaran Belanja, red) itu tidak ada pengadaan mesin pompa airnya. Tapi kami punya pompa air hasil pembagian dari Dinas pertanian Kab.Konawe yang selama ini terpakai di embung lain. Mesin itulah yang kami pindahkan ke embung baru itu. Dia kira saya beli mesin bekas. Padahal itu mesin lama yang baru di taruh di sana (embung, red),” jelasnya.

Terkait ke mana saja penggunaan dana PADes selama ini, Maliatin mengaku menggunakannya untuk kegiatan desa. Seperti, jika ada acara lomba-lomba dan kegiatan lainnya. Termasuk kegiatan lomba Kamtibmas yang beberapa waktu lalu menempatkan Desa Dunggua meraih juara dua tingkat Nasional oleh Mabes Polri.

“Saya kan tidak pernah menarik sumbangan dari masyarakat kalau ada kegiatan desa. Makanya, Dana PADdes inilah yang kami gunakan sebagai oprasional setiap kegiatan desa. Dan laporannya juga jelas,” terangnya.

Maliatin bahkan pernah ke Kejari konawe, untuk menanyakan laporan oknum LSM tersebut. Namun pihak Kejari menyampaikan bahwa tidak ada laporan yang masuk terkait dirinya. Dari situlah ia merasa jika oknum LSM yang menemuinya itu “ada maunya.” (Red SI)

0

Suara Indonesia News – kuningan, Masa tua tidak menyurutkan semangat jiwanya untuk tetap berkarya, meski perkembangan mode jaman kian maju. namun konsistensinya dibidang karya seni batik tetap ia geluti hingga saat ini.

Cecep Nurahman,Spd, itulah salah satu  sosok pengrajin batik khas yang ada di kabupaten kuningan tepatnya di desa manis kidul, Meski ia tengah menjalani pengabdiannya sebagai Guru SD, namun semangat juang untuk tetap berkarya dalam menghasilkan batik batiknya tetap digeluti.

Berawal pada tahun 2012 silam, keisenganya untuk ikut perlombaan  membuat deisgn batik, 3 hasil karyanya  yang dilombakan, 2  diantara masuk nominasi 20 besar karya batik terbaik. namun akhirnya, 2 hasil karya terbaiknya diproduksi oleh orang lain.sedangkan yang satu lagi, Ia produksi sendiri dengan nama batik Dakor (corak batik  kuda dan bokor) sesuai dengan sejarah kabupaten kuningan.

Dengan bermodalkan seadanya, Cecep Nurahman,Spd. Tetap melanjutkan pekerjaanya selaku pengrajin batik, disamping ia juga  tetap pergi kesekolah untuk memberikan ilmu pada anak didiknya di sekolah. Al hasil meski dalam keadaan keterbatasan modal, hasil karyanya sudah masuk sebagian dikenakan oleh dinas dinas di kabupaten kuningan. Maupun diluar kabupaten. ujar Cecep ketika tim media menyambangi kediamannya.

Namun menurut cecep, kendala terbesar yang di alaminya adalah, selain keterbatasan permodalan, juga dalam hal  pemasaran. Untuk itu cecep berharap, kepada pihak pemerintah maupun pihal lain, untuk membantu dan memeperjuangkan para pelaku usaha kecil khususnya dibidang pengrajin batik dikuningan.

Dengan harapkan kedepan, batik datik Dakor yang Ia produksi  ini, selain menjadi batik khas kuningan sebagai bahan  komoditi, juga mampuh bersaing dipasaran Nasional. Ujar Cecep menyampaikan harapanya kepada media. (sep)

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Keragaman aneka adat, seni budaya dan sejarah yang dimiliki bangsa ini ,merupakan warisan turun temurun dari para leluhur untuk menjadikan kelangsungan ciri berbangsa dan bernegara.

Sejarah budaya dan seni tradisi, merupakan penopang  perjalan hidup  manusia, untuk di pelihara dan dilesatarikan sebagai aset budaya bangsa.

Keberadaan Desa Purwasari kec. Garawangi yang terletak dibsebelah timur pusat kota kab.kuningan,  yang bersebelahan dengan Desa Purwawinangun, merupakan salah satu wilayah yang berdekatan dengan perbukitan, hutan  dan aliran sungai yang memanjang.

Dengan luas wilayah Desa 268.834 Hektar yang terbagi menjadi 5 dusun,5 RW dan 19 RT tersebut, dan jumlah kurang lebih 2800 jiwa.

kebradaan Desa Purwasari menyimpan banyak kisah kisah yang menjadi legenda tanah air.

Menurut kepala desa Purwa Sari Hj. Uha Miharti, SPD. Desa Purwa Sari memang punya  cerita sejarah dan legenda, dan ini merupakan  salah satu  bagian aset yg dimiliki oleh desa, untuk dikembangkan menjadi kawasan budaya dan wisata, sebagai kearifan budaya lokal, yang sesuai dengan wilayah geografis desa. Ujar Ibu Kades,

Selain keberadaan sumber daya alam Desa Purwasari, keberhasilan Desa purwa sari, tak luput dari kinerja para aparat desa yang saling mendukung dalam kemajuan pembangunan desa, sekarang terbukti dengan kesuksesan program pemeeinyah daribmulai  PTSL, Gerbang simas, Listrik gratis, Rutilahu dan  PAMsimas. Dan kami selaku Pimpinan wilayah Desa, mengucapkan terima kasih kepada bapak Buapti kuningan , H.ACep Purnama SH,MH dengan program kerjanya, yang  bisa langsung diterima oleh masyarakat, ujar Hj. Uha Miharti, SPD ketika diwawancari media.

Sementara dalam sejarahnya dikisahkan, pada jaman dahulu kala sebelum penjajahan belanda masuk ke indonesia, Purwasari merupakan bagian dari kerajaan di jawa barat, yang yang saat itu  dipimpin oleh sorang Bayan ( Kuwu/kades) bernama Dipa Nala dan Nala Diva, Ia merupaka sodara kembar. Hal tersebut diungkapkan seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya, menyapaikan kepada media.

Setelah mendirikan perkampungan Purwasari maka saat itu Purwa Sari  berubah menjadi sebuah nama desa Kertasari ( skrg Desa Purwasari ) yang berkantor di wilayah Citiu, sekarang  menjadi Desa Citiu sari ,pemekaran dari Purwasari. Sedangkan  Diva  Nala ( eyang Sindu )  merupakan orang yang pertama kali mejadi Kepala Desa di Kab. Kuningan.

Dalam riwayat keberadaan kali bantar wangi, cadas gantung dan  irigasi, diwilayah garawangi, tidak bisa lepas dari sosok Eyang Sindu, dalam pengabdianya eyang sindu berusaha untu meninggalkan warisan yang dapat berguna bagi anak cucu maupun masyarakat kelak,

Riwayat cada gantus berawal ketika, eyang Divanala (eyang Sindu ) sedang melakukan tapa di pinggiran pinggiran urang,kemudian digoda oleh uyut Basari, dimana lahan yg sedang diduduknya  itu diinjak dan hampir jatuh ke dasar jurang, eyang sindu mengerahkan kekuatanya untuk  menahan longsoran tersebut hongha ahirnya tanah tersebut diam dan menggantung, maka darisitulah wilayah yang termasuk wilayah gunung mayana itu, dinamakan Cadas Gantung.

Dalam kisah lain, seorang raja di wilayah kerajaan digunung mayana, tengah melakukan smedi, untuk keselamtan  putrinya yang sedang menuggugu proses  kelahiran. kemudian raja mendapat petunjuk agar, memanggil  seseorang ( eyang sindu )/yang tengah melakukan tapa di pinggiran sungai, untuk dibawa keistana. Karena orang tersebutlah yang mampu mengobati putrinya, hasil dar semedinya.

Setelah bertemu Raja, dan memohon doa kepada yang maha kuasa, akhirnya putri raja pun melahirkan dengan selamat, dan eyang sindu di berikan hadiah sebagai tanda terima kasih oleh raja berupa Lelengser dan Bokor berupa Emas” lalu raja berkata, suatu saat nanti, pemberian hadiah dari raja ini akan bermanfaat bagi keturunan eyang sindu Ujar sang Raja.

Terkait keberadaan bokor emas ini, apakah ada kaitanya dengan riwayat  berdirinya kerajaan di Kuningan? pembacalah yang dapat menyimpulkan dari riwayat yang disajikan. ( Sep )

0

Suara Indonesia News – Labuha, Marilah jadikan diri kita sebagai Aparatur Birokrasi yang taat, tertib dan memperhatikan berbagai tugas dan kewajiban kita. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Iswan Hasjim saat memimpin Upacara Hari Disiplin Pegawai di Lapangan Kantor Bupati. Senin, (21/01/19).

“Marilah kita jadikan tugas dan pekerjaan kita sebagai ladang Amal Ibadah”, ajak Wabup.

Wabup juga meminta Kepada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) untuk menyiapkan sistem terkait dengan kedisiplin dan kehadiran sebagaimana Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

“BKPPD sebagai instansi yang bertanggungjawab terhadap kedisplinan harus mengatur sistem tidak menunggu perintah, karena ini telah diatur dalam tata laksana pemerintahan, dan BKPPD sebagai ujung tombak dari pengaturan Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan ketentuan yang ada, sehingga terjadi perubahan terhadap kedisiplinan dan kehadiran”,tegas Wabup.

Selain itu, Wabup juga mengingatkan kembali kepada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk lebih memperhatikan pelayanan publik kepada masyarakat khususnya pada aspek kesehatan dan pendidikan.

“SKPD terkait harus rutin hadir melakukan pelayanan publik, karena Masyarakat Halsel membutuhkan pelayanan yang setia setiap saat”, pungkas Wabup.

Olehnya itu, Wabup berharap SKPD yang memiliki tugas dan tanggungjawab di 249 desa seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) agar dapat mengevaluasi dengan sungguh-sungguh atas berbagai tugas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga kehidupan Masyarakat Halmahera Selatan.

Upacara ini diukuti oleh Sekda Halsel Helmi Surya Botutuhe, Pimpinan SKPD serta seluruh ASN dilingkup Pemkab Halsel. (Bur)

0

Suara Indonesia News – Konawe, Calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Sulawesi Tenggara, Fachry Pahlevi Konggoasa dari Partai Amanat Nasional (PAN), diduga telah melakukan pelanggaran kampanye Pemilu 2019.

Hal ini dikatakan oleh Restu, Koordinator Divisi Hukum, Penindakan dan Penanganan Pelanggaran (HPP)  Panwascam Puriala, Melalui siaran persnya.minggu (20/1/2019).

Menurut Kordiv.HPP  Panwascam Puriala ini, sesuai fakta lapangan selain memasang APK (Binder) Caleg, tim sukses juga membagikan sembako berupa 2 kg gula pasir dan satu kotak  teh kepada warga setempat.

Selain itu, Restu menuturkan bahwa dalam proses pemasangan APK, tim sukses Caleg DPR RI dari partai PAN itu tidak memperhatikan tempat pemasangan APK yang telah diatur Undang undang Pemilu.

“Seperti rumah aparat desa, ASN, bahkan rumah penyelenggara dalam hal ini Panitia Pemungutan Suara (PPS), tidak dibolehkan di pasangkan APK Caleg. Dalam aktifitas pemasangan APK ini, Panwascam Puriala menemukan adanya dugaan pelanggaran Pemilu,” kata Restu.

Bukan hanya itu, pada saat proses pemasangan APK, tim dan juga Caleg (Fachry Pahlevi Konggoasa-red) diketahui beristirahat di rumah Kepala Desa Puusangi, Kecamatan Puriala.

Atas dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan Caleg DPR RI bersama tim suksesnya, Panwascam Puriala saat ini sedang mengumpulkan dan mengamankan barang bukti berupa Sembako yang di bagi, foto saat pembagian sembako dan keterangan saksi PPL Desa/Kelurahan dan masyarakat penerima sembako.

“Temuan Ini kami tuangkan dalam bentuk format A1 pengawasan dan format A2 temuan dugaan pelanggaran. Lebih lanjut Restu menyebut bahwa pihaknya juga saat ini sedang melakukan Koordinasi dengan Bawaslu Kabupaten Konawe untuk status dugaan pelanggaran pemilu ini.

Berkaitan dengan dugaan pelanggaran tersebut, Panwascam Puriala menghimbau kepada seluruh Caleg baik DPRD Kabupaten, Provinsi, DPR RI, DPD RI, serta tim sukses Calon Presiden & Wakil Presiden, untuk tidak melanggar aturan Perundang undangan Pemilu dalam hal ini, UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) tentang kampanye, serta aturan lainnya dalam hal melakukan rapat terbatas ataupun pada saat pemasangan APK. (Red.SI)

0

Suara Indonesia News – Konawe, Gadis belia sebut saja bunga (9) tahun, warga kec.asinua Kab.Konawe – Sulawesi Tenggara, harus kehilangan keperawanannya di usia dini, akibat nafsu birahi kakak sendiri. Entah apa yang ada di dalam pikiran sang kakak berinisial RS sehingga dia begitu tega menyetubuhi adiknya yang masih di bawah umur.

Terungkapnya kasus persetubuhan dan perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur ini, setelah korban didampingi keluarga, melapor ke kantor Polisi Resort Konawe, pada rabu, 16 Januari 2019 lalu dengan Laporan Polisi, LP : 10/K/I/2019/SULTRA/RES KONAWE/SPKT, tanggal 16 Januari 2019.

Berdasarkan hasil laporan keluarga korban, Tim Khusus (Timsus) Reskrim Polres Konawe langsung bergerak cepat dan berhasil mengamankan pemuda berinisial RS (19) warga Kecamatan Asinua Kab.Konawe, Sabtu (19/1/2019), sekitar pukul 18.45 Wita.

Kapolres Konawe, AKBP Muh Nur Akbar, SH, S.IK, MH, melalui Kasat Reskrim Polres Konawe, Iptu Rachmat Zam Zam, SH, saat dikonfirmasi  awak media, membenarkan telah terjadi penangkapan terhadap pelaku  dan tersangka RS ditangkap atas dugaan tindak pidana persetubuhan dan atau perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur.

“Korban bunga ini adalah adik tiri pelaku dan  Saat ini, pelaku telah kita amankan untuk diperoses hukum lebih lanjut,”katanya.

Rachmat Zam Zam menuturkan, kasus persetubuhan terhadap anak di bawah umur ini, berawal pada Selasa malam (15/1/2019), sekitar pukul 23:45 (Wita), di Kecamatan Asinua  tepatnya di rumah orang tua korban sendiri. Saat itu pelaku memasuki kamar korban dan langsung membuka celana korban secara paksa dan pelaku membekam mulut korban sehingga tidak bisa berteriak.

Setelah itu, pelaku RS langsung memasukkan alat kelaminnya ke kemaluan korban Bunga dan disaksikan oleh adik kandung korban sendiri berinisial AR (7). Melihat kakaknya disetubuhi oleh pelaku RS, saksi AR langsung berlari menuju kamar orang tuanya dan menceritakan kejadian yang meninimpa korban bunga.

Mandapat pengaduan dari saksi AR, orang tua korban langsung memasuki kamar tersebut untuk memastikan kebenaran cerita AR. Mengetahui kedua orang tuanya masuk ke dalam kamar tersebut, pelaku langsung melarikan diri.

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka RS telah ditahan di Sel tahanan Polres Konawe.

Tersangka RS, dijerat pasal 81 ayat (1) Junto pasal 76  D subsider pasal 82 ayat (1) junto pasal 76 E subsider pasal 82 ayat (2) Undang Undang RI Nomor 17 tahun 2016, tentang penetapan  Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang  nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua UU nomor 23 tahun tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi Undang Undang jonto pasal 65 ayat (1) KUHP pidana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. (Red.SI)

 

0

Suara Indonesia Newe – Labuha, Demi mewujudkan Lingkungan Pasar yang bersih dan nyaman, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Dan Perdagangan (Diskopperindag) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) lakukan Kerja Bakti pembersihan Sampah dilingkungan Pasar Desa Tembal. Pada Jumat Sore, (18/01/18).

Kepala Dinas Kopperindag Halsel Ety Julianti memimpin langsung kerja bakti tersebut. Ety juga merangkul seluruh stafnya mulai dari Kepala Bidang, Kepala Seksi, dan seluruh ASN sampai PTT untuk lakukan kerja bakti tersebut.

Ety Julianti saat diwawancarai mengatakan bahwa, sampah yang berada disamping Pasar Desa Tembal semakin bertumpuk dan mengakibatkan bau yang tidak sedap, padahal sudah ditegur untuk sampahnya bisa di masukan kedalam Bak sampah, atau masukan kedalam plastik nanti petugas kebersihan yang mengangkat, hanya saja tidak dihiraukan oleh para pedagang, mereka lebih memilih membuang sembarnagan.

“Padahal para pedagang sudah setiap hari kami ingatkan untuk bisa menjaga kebersihan pasar, tetapi para pedagang tidak mengindahkan, mereka tetap membuang sampah sembarangan hingga akhirnya sampah semakin menumpuk,”ungkap Eti

Ia juga menyampaikan bahwa, Diskopperindag sudah memiliki petugas kebersihan, namun jika para pedagang dan warga pasar lainnya tidak ikut menjaga kebersihan, maka akan sulit untuk mewujudkan lingkungan pasar yang bersih dan nyaman.

“Harapan kami, agar kedepannya para pedagang dapat selalu ikut membersihkan lingkungan Pasar, sehingga pasar nantinya bersih dan nyaman yang dapat membuat nyaman para pembeli,”harap Eti.

Lanjutnya,” kami juga berharap agar ada penambahan mobil pengangkut sampah. Kemudian ada kerja sama dengan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Dan Lingkungan Hidup (DPKPLH), Dimana para petugas kebersihan dari BPKLH juga bisa ditempatkan di Pasar,”tutupnya.(Bur)

0

Suara Indonesia News – Kuningan, Dengan mengenal kembali budaya, sejarah maupun situs peninggalan para leluhur kita, merupakan keharusan kita selaku generasi muda harus dapat menjaga dan melestarikan aset ini sebagai warisan sejarah dan budaya, hal tersebut disampaikan Nana Setiana selaku kepala desa Citius sari garawangi kuningan.

Lebih lanjut kades memaparkan,  banyak sudah warisan yang  sudah menjadi kearifan budaya lokal ini  wajib kita jungjung tinggi sebagai aset bangsa, kita cukup memgapresiasi kepada pak bupati dengan dimulainya  program pemerintah, salah satunya program  Desa unggulan di kabupaten kuningan ujar Kades Nana.

Sementara,wilayah Kabupaten Kuningan Jawabarat, selain wilayah yang dikelilingi perbukitan dan gunung gunung , keberadaan wilayah ini kaya akan situs sejarah dan kebudayaan peninggalan pada jaman kerajaan dan para wali.

Salah satu wilayah dikabupaten kuningan yang menjadi bidikan sejarah saat ini, adalah wilayah Desa Citiusari, kecamatan Garawangi Kab. Kuningan, saat ini tengah dipimpin oleh kepala desa bernama Nana Setiana.

Ada hal yang menarik dibagian sejarah desa tersebut, selain adanya ” sumber mata air yang manis”,  desa tersebut mengandung  riwayat perjuangan  para wali saat melakukan  penyebaran agama islam di tanah kuningan dan cirebon.hal tersebut diungkapkan Kades yang didampingi Abah suryana.

Menurut salah satu tokoh masyarakat Desa Abah Suryana,  meceritakan, bermula pada jaman sebelum  tahun 1914 silam, seorang tokoh bernama Eyang Garita,  beliau mempunyai orang kepercayaanya  Eyang Gencay Marga Suci, Eyang Gaeita pertama kalinya   menjabat kepala desa ( kuwu) di perkampungan bernama Citiu, ( Citiwu, Air tebu ) dengan masa Jabatan lebih dari 90 tahun.

Kemudian dilanjutkan kembali, dengan putranya yang bernama kuwu Kartijan dengan masa jabatanya hampir 60 tahun,  sepeninggal Kuwu Kartijan, diteruskan oleh Cucu dari Abah Garita yang bernam Kiyai Saja Martakin dengan masa jabatan hampir 70 tahun lamanya.

Tahun 1982 Desa Citiu  berubah nama menjadi Desa Citiu Sari, karena mekar dari nama wilayah  Purwasari, sedangkan nama Sari itu sendiri diambil dari sejarah sari tebu (Ci tiwu) dan konon, sumber air yang keluar dari sumur binong di wilayah citiu airnya  mengandung sari manis. Maka dari itu wilayah tersebut bernama Citiu Sari.

Sepeninggalnya tiga  dekade masa  kepemimpinan kuwu citiu, munculah generasi berikutnya bernama Syeh Yahya, salah satu muridnya  kanjeng sunan Gunung jati Cirebon, yang saat itu sering melakukan tapa di gunung jati.kemudian melakukan perjalanan pulang ke Desa Citiu setelah bertapa,  ia melakukan perjalannya dengan cara  menebus bumi hingga munculnya di belakang situ, yang sekarang menjadi are situ sari. Berada di diwilayah Desa Citu sari.

Dalam ceritanya dikisahkan, pada saat itu,  mesjid  Sunan Gunung jati di cirebon sedang kekurangan air, terutama untuk kepentingan berwudu, maka, saat itu kanjeng sunan gunung jati menyuruh salah satu utusanya untuk mengantarkan surat kosong ( tidak ada tulisanya ) kepad syeh Yahya, dicitiu, syeh yahya ( Eyang Padang ) sudah  memahami, meski yang diantar itu surat kosong.

Namun perintahnya agar Syeh yahya mengirimkan air ke Mesjid Gunung jati, maka saat itulah, syeh yahya dengan kekuatan ilmunya, membawa air dengan cara di tusuk (ditiir basa sunda ) dan seketika air tersebut berubah menjadi beku, lalu setibanya di mesjid Gunung jati, air teraebut dapat digunankan utuk kepentingan berauci, bahkan  hingga saat ini, air ditempat itupun selalu ada terus  menerus  dimanfaatkan hingga sekarang. Ujarnya kepada media.(sep).